Selamat membaca.....
Sepanjang jalan pulang ke rumah, naomi terlihat diam. Ia memikirkan sinka yang terlihat kecewa karena gagal untuk menikmati es krim bersamanya.
Tak berbeda jauh dengan naomi, sepanjang jalan pulang sinka pun terlihat diam. Kepalanya selalu ia tundukan, atau kadang mengembungkan pipi sambil melihat ke arah luar jendela mobil.
"Sinka sayang" panggil shania, tapi sinka tidak meresponnya. Meskipun gadis kecil itu mendengar panggilan shania.
"Sayang turun yuk, kita udah sampai rumah lho" kata shania, tapi sinka masih saja tetap diam.
Tanpa disadari sinka menangis, membuat shania benar-benar merasa bersalah karena menggagalkan rencana sinka yang ingin mengajak naomi makan es krim bersamanya.
"Hey, anak mamah yang cantik jangan nangis. Masih ada besok buat kita ajak kak naomi makan es krim atau jalan-jalan ke mall. Mamah janji deh gak akan kejadian kaya tadi" shania menarik lembut sinka untuk menghadapnya, lalu berjanji kepada sinka.
*Sinka menghentikan tangisannya*
"Janji!" Sinka memberikan jari kelingkingnya di hadapan shania.
"Janji!" Balas shania, sambil menautkan jari kelingking miliknya dengan milik sinka.
*sinka pun tersenyum senang*
"Nah gitu dong senyum. Mamah gak suka liat kaka nangis kaya tadi, jelek" kata shania, membuat sinka kembali tersenyum.
"Kaka sayang mamah" kata sinka, sambil memeluk shania.
*lalu shania membalas pelukan sinka*
"Mamah juga sayang sama kaka" setelah itu sinka melepaskan pelukannya pada shania.
"Kalo gitu sekarang kaka masuk dulu ya. Kaka makan siang sama kak jacob dan mba desy" kata shania.
"Mamah gak ikut masuk?" Tanya sinka, dan shania menggelengkan kepala.
"Mamah ada urusan sebentar, nanti malam mamah baru pulang. Kaka di rumah dulu ya, jangan nakal. Ok" kata shania.
"Ok!" Balas sinka.
Lalu gadis kecil itu turun dari mobil dan shania kembali meninggalkan rumah, entah pergi kemana.Sementara di tempat lain, lebih tepatnya di rumah ve. Naomi dan ve sedang duduk berdua di sofa ruang tamu. Keduanya sedang membicarakan shania yang sudah mengetahui dimana sekolah naomi.
"Ada kemungkinan shania juga tau dimana kita tinggal" kata ve pada naomi.
*naomi mengangguk setuju*
"Tapi dari mana dia tau sekolah kamu ya?" Pikir ve
"Mungkin dia ngikutin kita, atau dia tau dari daddy marcel. Secara daddy kan kakak dari perempuan itu" balas naomi tanpa menyebut nama shania.
*ve nampak berfikir*
"Bahkan dia juga tau butiq bunda ada dimana" lanjut naomi.
*masa iya sih kak marcel yang ngelakuin ini semua. Kalau memang benar kak marcel yang memberitahu shania. Jangan sampai kak marcel juga memberitahu shania kalau naomi itu anaknya* batin ve.
"Bunda" panggil naomi
"Ya"
"Naomi ke kamar dulu ya, mau ganti baju" pamit naomi yang diangguki oleh ve.
Setelah kepergian naomi ke kamar, ve pun pergi menuju dapur untuk menyiapkan makan siang mereka berdua.*3 jam kemudian*
*Ting...nong...ting...nong*
Terdengar bell rumah ve yang berbunyi, dan mengganggu aktivitas naomi yang sedang mengerjakan pr di kamar ve bersama dengan ve.
"Biar bubi aja yang buka, kamu lanjut kerjain tugas aja" kata ve, yang kini berjalan keluar kamar untuk membuka pintu.
*Ting...nong...ting...nong*
Bell rumah ve kembali berbunyi, membuat ve mempercepat langkahnya.
"Iya sebentar" teriak ve dari dalam.
*Ceklek* pintu pun terbuka.
Dan kini di hadapan ve muncul lah seorang pria tampan yang berdiri dengan gagahnya menggunakan stelan jas berwarna abu-abu rancangan ve sendiri. Pria itu yang tak lain adalah marcel.
"Hay ve" sapa marcel, sambil tersenyum pada ve.
*ve balik tersenyum tipis pada marcel*
"Hay, masuk kak" kata ve yang mempersilahkan marcel untuk masuk ke dalam rumahnya.
"Silahkan duduk kak" kata ve lagi.
Marcel pun duduk di sofa yang panjang, dan ve berada di sebrangnya.
"Oh ya, kak marcel mau minum apa?" Tanya ve pada marcel.
"Engga usah ve. Aku kesini ada yang mau aku bicarakan sama kamu" kata marcel, membuat ve menatap marcel penasaran.
"Apa kak?" Tanya ve, sambil menatap marcel serius.
*Begitupun dengan marcel yang juga menatap ve serius*
"Sebelumnya aku minta maaf sama kamu ve" kata marcel
*ve menyerngit bingung dengan ucapan marcel yang tiba-tiba saja meminta maaf padanya*
"Minta maaf? Minta maaf untuk apa kak?" Tanya ve.
Marcel yang ditanya seperti itu pun terlihat gugup ingin mengatakan yang sebenarnya kepada ve.
*duh, gue takut kalo ve sampai benci sama gue karena gue gak sengaja keceplosan bilang ke shania kalau naomi itu anaknya* batin marcel ragu.
"Kak" panggil ve, yang menyadarkan marcel dari lamunannya.
"Emm ya" jawab marcel
*ve menggelengkan kepala*
"Tadi kakak minta maaf sama aku itu untuk apa? Dan apa yang mau kakak bicarain sama aku?" Tanya ve, pada marcel yang sedang mempersiapkan diri.
"Soal itu, emm...beberapa hari yang lalu, aku gak sengaja keceplosan ke shania tentang naomi. Karena aku pikir shania engga tau siapa naomi sebenarnya. Tapi ternyata, shania pernah bertemu dengan naomi sebelumnya. Dan aku gak nyangka kalo shania nemuin nota pembayaran aku dari butiq kamu, sampai akhirnya dia tau dimana kamu dan dia tau kalau naomi itu-""Kalau naomi itu anak aku"
Sebuah suara dari ambang pintu rumah ve menghentikan ucapan marcel.
Ve dan marcel pun melihat ke arah sumber suara tsb.
"Shania" ucap ve dan marcel bersamaan, ketika melihat ke arah sumber suara yang ternyata adalah shania.
*Shania pun tersenyum pada keduanya*
"Kalian gak perlu kaget seperti itu liat aku. Aku bukan hantu, tapi aku itu ibu kandung dari shinta naomi junianatha" kata shania, ketika melihat ve dan marcel yang terkejut dengan kedatangannya.
"Hemm, shan. Kamu tau dari mana rumah ve ada disini?" Tanya marcel pada adiknya itu.
*tanpa dipersilahkan, shania sudah duduk di sofa yang sama dengan marcel*
"Itu mudah buat aku tau dimana keberadaan ve dan anak aku, naomi. Karena dengan satu petunjuk aja, aku bisa tau dimana butiq ve, sekolah naomi, bahkan sampai rumah ve pun aku tau" jawab shania dengan bangganya di hadapan ve dan marcel.
Dan marcel tau apa yang dimaksud satu petunjuk oleh shania, yaitu nota pembayarannya dari butiq milik ve.
"Terus mau kamu apa datang kesini?" Tanya ve, yang sedari tadi hanya diam dan masih terkejut karena shania sudah mengetahui siapa naomi sebenarnya.
*shania menatap ve, lalu tersenyum sinis kepada ve*
"Aku datang kesini mau bertemu dengan naomi. Tapi bukan untuk aku" jawab shania.
*ve menatap shania bingung*
"Lalu untuk siapa?" Tanya ve lagi.
"Untuk sinka, adik naomi" jawab shania.
Tanpa ketiganya sadari, naomi sejak tadi mendengarkan percakapan mereka. Dan naomi terkejut karena shania sudah tau siapa dia sebenarnya. Yang tak lain adalah anak kandung shania.*tbc*
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, bunda [END]
Cerita Pendek"Dia milikku, bukan milikmu!" Cerita ini mengandung unsur dewasa.