Twenty Two

879 117 17
                                    

Selamat membaca....
Maaf update kemaleman ehehe




























*Tin...tin!*

Suara klakson dari mobil sedan berwarna hitam mengagetkan naomi yang sedang menunggu ve di depan gerbang sekolah.
*Siapa sih?* batin naomi, sambil memperhatikan orang yang berada di dalam mobil tsb.
Dan tak lama seorang gadis kecil dengan seragam putih merahnya turun dari mobil sedan berwarna hitam itu.

"Sinka" sebut naomi

Gadis kecil yang ternyata adalah sinka, kini berjalan menghampiri naomi.
"Hay kak" sapa sinka dengan riangnya pada naomi.
"Hay" balas naomi, lalu tersenyum kepada sinka. Tapi tidak lama senyum naomi memudar, ketika naomi melihat wanita yang berdiri di belakang sinka.
Naomi menatap sinis pada wanita itu, yang tak lain adalah shania.
"Akhirnya kita bertemu lagi ya kak" kata sinka, sambil memegang tangan naomi.
*naomi kembali tersenyum*
"Kangen ya sama aku?" Tanya naomi, yang diangguki oleh sinka.
"Untung mamah tau dimana kak naomi sekolah. Jadi, sinka sama mamah bisa kesini dan bertemu kakak lagi" senangnya.
Shania yang sedari tadi memperhatikan keduanya, diam-diam tersenyum senang dalam hati. Karena tanpa sadar ia bisa melihat kedua putrinya bersama.
"Oh iya kak, mamah mau minta maaf lho sama kak naomi" kata sinka
"Minta maaf? Untuk apa?" Tanya naomi.
Tiba-tiba sinka menarik shania untuk mendekat pada naomi.
"Untuk kejadian waktu itu di mall. Waktu mamah bilang kak naomi penculik, padahal kakak udah bantu aku cari mamah" jawab sinka, yang melirik ke arah shania dan naomi bergantian.
"Oh soal itu. Haha santai aja, aku gapapa kok. Lagian mana mungkin ada penculik secantik aku" kata naomi dengan pedenya sambil mengibas rambutnya yang badai ke arah shania.
Sedangkan shania yang memperhatikan hanya menggelengkan kepala. Ia tidak ingin terpancing emosi dengan sikap naomi padanya. Karena kesabaran adalah kunci untuk shania menghadapi naomi, putri kandungnya itu. Dan juga kunci untuk shania bisa mengambil hati naomi, lalu merebutnya dari ve.
"Mamah" panggil sinka, yang menyadarkan shania dari lamunannya.
"Kenapa sayang?" Tanya shania.
*Sinka menunjuk ke arah naomi*
"Itu kak naomi udah maafin mamah, dan sekarang mamah harus terimakasih sama kak naomi" jawab sinka.
Shania pun mendekati naomi, lalu mengulurkan tangannya kepada naomi.
"Makasih ya udah mau maafin saya" kata shania, sambil tersenyum tulus pada naomi. Dan untuk pertama kalinya naomi melihat senyum manis shania, ibu kandungnya.
"Sama-sama" balas naomi.
Lalu sinka menggandeng tangan shania dan naomi sambil mengayunkannya.
"Sinka senang deh liat mamah sama kak naomi sekarang bisa berteman" kata sinka, yang membuat shania dan naomi tersenyum pada gadis kecil itu.
"Kalau sinka senang, mamah dan kak naomi juga ikut senang. Iya kan kak naomi?" Ucap shania, sambil melirik ke arah naomi. Naomi sendiri hanya mengangguk paksa pada sinka. Lalu menatap datar pada shania.
"Oh iya, gimana kalo sekarang kita makan es krim. Sebagai tanda pertemanan mamah dan kak naomi" usul sinka, yang diangguki setuju oleh shania.
"Kamu mau kan ikut kita makan es krim?" Tanya shania, pada naomi yang terlihat bingung dengan ajakan sinka.

*Duh, gimana nih. Mau sih, tapi takut bunda dateng terus gak boleh* batin naomi ragu.

"Naomi" panggil seorang wanita dari arah belakang shania. Wanita itu yang tak lain adalah ve.
*Bunda* batin naomi, yang tiba-tiba saja merasa takut jika shania dan ve akan kembali ribut seperti yang dilakukan keduanya di butiq.
"Hay ve" sapa shania, pada ve yang sedang menatap datar shania.
Kini ve berada di dekat naomi, dan masih dengan tatapan datarnya pada shania.
*kenapa shania bisa ada disini? Dan dari mana dia tau naomi sekolah disini* batin ve heran.
Sementara shania tau arti dari tatapan ve padanya.
*aku tau apa yang sedang kamu pikirkan ve. Pasti kamu gak akan nyangka kan, kalau aku bisa tau dimana sekolah naomi* batin shania, yang kini tersenyum sinis pada ve.
Naomi yang sedari tadi memperhatikan keduanya pun seakan tau, jika shania dan ve sedang perang batin.
"Udah puas main tatapan matanya?" Sindir naomi, yang menyadarkan shania dan ve.
"Kamu cemburu ya??" Goda shania pada naomi, yang sebenarnya mengikuti alur dari drama naomi dengan ve yang berpura-pura menjadi sepasang kekasih.
*naomi memutar bola matanya malas, ketika shania mencoba menggodanya seperti itu*
"Iya, gue cemburu. Maka nya jangan tatap pacar gue lama-lama!" balas naomi, membuat ve tersenyum geli dalam hati melihat drama putrinya itu.
*sial. Aku punya anak kok songong banget sih!* batin shania yang kesal melihat cara bicara naomi padanya.
*sabar shania, sabar* batin shania lagi, sambil mengelus dadanya. Membuat sinka menatap heran pada ibu nya itu.
"Mamah ngapain ngelus dada gitu? Sakit ya dada nya?" Tanya sinka pada shania.
Shania yang tersadar pun mengangguk, membenarkan ucapan putrinya itu.
"Iya nih dada mamah sakit. Sakit liat orang yang mamah sayang ternyata udah punya pacar" jawab shania, membuat sinka bingung dengan jawabannya itu.
Sementara ve dan naomi saling menatap aneh pada shania yang ada di hadapan mereka.

*Dasar lebay* batin naomi

"Sayang, pulang yuk. Aku cape nih mau bobo-boboan sama kamu" ajak naomi pada ve di sampingnya sambil bergelayut manja. Membuat shania yang melihat dan mendengarnya merasa mual.
"Yuk, aku juga cape nih. Dan gak sabar mau bobo berdua sama kamu" balas ve yang tak kalah manjanya pada naomi. Membuat shania benar-benar ingin mengeluarkan semua isi yang ada di dalam perutnya.
*Sialan, drama mereka benar-benar membuatku ingin muntah* batin shania, sambil memegangi perut ratanya.
Sedangkan ve dan naomi tertawa dalam hati melihat shania yang seperti ingin memuntahkan sesuatu.

"Sinka, ayo kita pulang!" Tanpa berpamitan pada ve dan naomi. Shania langsung membawa sinka pergi, dan membuat sinka kecewa karena gagal untuk menikmati es krim bersama dengan naomi siang itu.
Ve dan naomi pun bertos-ria karena berhasil membuat shania pergi. Meskipun naomi harus membuat kecewa adik kecilnya, sinka.

*maafkan aku, sinka* batin naomi sedih




*tbc*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang