Selamat membaca...
"Saudara Devan, anda sudah dikepung!"
Teriakan dari salah satu polisi membuat devan yang ingin kabur begitu panik. Melody yang diam-diam mengikuti shania dan naomi ternyata sudah menelfon pihak polisi untuk menangkap devan atas kasus penculikan.
Melody yang kini berada di belakang devan tersenyum sinis melihat devan yang panik tidak bisa keluar karena polisi sudah mengepungnya.
"Kenapa kamu lakuin ini sama aku mel? Aku ini suami kamu, ayah dari anak kamu! Kalau sampai aku tertangkap polisi, bagaimana dengan lidya? Dia pasti sedih mel" devan mencoba berbicara baik-baik pada melody. Tapi ternyata tidak disambut baik oleh istrinya itu. Melody justru menatapnya penuh benci.
"Lebih baik lidya tidak mempunyai ayah seperti kamu! Dasar sakit jiwa! Brengsek! Bajingan!" Maki melody.
"Mel...""Saudara devan menyerahlah!" Suara dari polisi di luar rumah kembali terdengar. Devan yang benar-benar tidak ingin tertangkap berusaha kembali kabur melalui pintu belakang.
"Devan jangan lari kamu!" Teriak melody, membuat polisi yang mendengarnya terpaksa mendobrak pintu rumah itu dan mengejar devan."Saudara devan berhenti!"
*DOR!!!*
Satu tembakan berhasil melesat pada punggung devan. Dan devan pun terjatuh di lantai dekat dapur.
"Tangkap dia!" Perintah seorang polisi pada bawahannya. Dan devan pun akhirnya tertangkap sambil meringis kesakitan pada punggungnya yang tertembak.
Kini melody kembali menemui shania yang masih berada di dalam kamar bersama dengan naomi dan ve yang tertembak."Shania" panggil melody yang berdiri di ambang pintu. Shania yang mendengar hanya bisa menangis melihat ve yang sudah tak bernyawa itu.
"Veeee" tangis shania sambil memeluknya.
Melody yang melihat shania menangisi ve ikut menangis di dalam hatinya. Dan melody tidak menyangka jika selama ini yang menjadi suaminya adalah orang jahat.
"Shan, yang sabar ya. Aku turut berduka atas kepergian ve. Dan lebih baik sekarang kita pergi dari sini. Di bawah sudah ada ambulans yang akan membawa jenazah ve. Tentang devan, kamu tenang aja. Dia sudah ditembak dan ditangkap oleh pihak polisi" ucap melody pada shania.
Shania mencoba meredakan tangisnya, dan menghapus air matanya.
"Makasih ya mel" balas shania diiringi isakannya, dan melody mengangguk mengiyakan ucapan shania.
Dan tak lama petugas ambulans datang untuk membawa jenazah ve. Setelah itu shania menghampiri naomi dan memakaikannya baju, lalu mencari keberadaan deva.
Setelah menemukan deva, shania membawa pergi deva yang duduk di kursi roda dari rumah besar yang sudah 15th sebagai tempat ia disekap oleh devan.
"Kamu pulang sama aku aja ya shan, biar jenazah ve diurus dulu oleh pihak rumah sakit dan juga polisi" kata melody, dan shania terpaksa mengangguk menuruti apa yang melody katakan. Walaupun sebenarnya shania ingin menemani ve yang akan dibawa ke rumah sakit.Kini semuanya telah pergi meninggalkan rumah besar itu yang ternyata adalah rumah milik devan untuk menyembunyikan keberadaan deva selama 15th.
***
*TPU Pondok Kelapa, 5 Oct 2009*
Pukul 9 pagi,
Pemakaman ve berjalan dengan lancar, meskipun harus meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi semuanya. Dan yang paling begitu merasa kehilangan adalah naomi. Ia tidak menyangka jika ve rela mati untuknya, dan shania.
Pertemuannya dengan ve malam itu ternyata benar-benar sebagai pertemuan yang terkhir untuk naomi.
"Naomi, ayo sayang kita pulang" ajak shania, yang mencoba tegar di hadapan naomi atas kepergian ve.
Naomi yang masih menangis menatap shania.
"Naomi mau di sini aja nemenin bunda, kasian bunda sendirian" ucap naomi yang menolak untuk diajak pergi.
*Shania menangkup kedua pipi naomi*
"Sayang, bunda gak sendirian. ada Tuhan yang menjaga dia. Jadi, sekarang naomi pulang ya sama mama" shania kembali membujuk naomi untuk pulang dan tak lama, naomi mengangguk untuk ikut pulang bersama shania dan yang lain.
"Bunda, naomi pulang dulu ya. Naomi janji akan jenguk bunda terus kesini" naomi tersenyum menatap batu nisan yang bertuliskan nama ve.
"I love you, bunda" ucap naomi yang terakhir kalinya. Setelah itu, ia dan yang lain pergi meninggalkan pemakaman ve."Naomi" panggil opah tanu yang berjalan di belakang naomi.
Naomi yang berada di samping shania menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah belakang.
"Ya opah" jawab naomi.
"Kamu ikut tinggal sama opah dan omah di Jakarta ya" ucap opah tanu pada naomi.
Shania yang mendengar hal itu tentu saja tidak akan tinggal diam dan tidak akan mengizinkan naomi untuk tinggal bersama dengan keluarga ve. Karena bagi shania, kini naomi adalah hak miliknya.
"Gak bisa!" Sela shania, membuat yang lain menatap ke arahnya.
"Kenapa?" Tanya opah tanu.
"Naomi itu hak saya, dan ve sudah menyerahkan hak asuh naomi kepada saya. Jadi om gak bisa bawa atau mengajak naomi untuk tinggal bersama kalian!" Jawab shania yang penuh penekanan pada pak tanu.
Sementara naomi yang melihat shania dan pak tanu meributkannya. Membuat naomi pergi dari hadapan keduanya dan yang lain.
"Naomi kamu mau kemana?" Teriak shania, ketika naomi menjauh darinya.
Naomi yang baru beberapa langkah berjalan, menoleh ke arah shania dan yang lainnya.
"Naomi gak mau ikut siapa-siapa. Naomi cuma mau tinggal di rumah peninggalan bunda. Karena naomi dan bunda sudah berjanji akan terus bersama. Tapi kalau naomi boleh pilih, lebih baik naomi ikut bunda aja" setelah berkata seperti itu, naomi berlari menjauhi mereka. Membuat yang lain langsung mengejar naomi."Naomi!!" Panggil shania dan yang lain sambil berteriak mengerjar anak gadisnya itu.
Naomi yang seolah tuli terus berlari sampai akhirnya ia keluar dari pemakaman."Naomi gak mau ikut siapa-siapa. Naomi cuma mau sama bunda, cuma bunda!" Tangisnya sambil berjalan cepat dan menjauh dari mereka semua yang sedang mengejarnya.
Sesampainya di jalan raya, naomi ingin menyebrang. Tapi naomi begitu takut, karena kendaraan yang melintas di jalanan itu begitu ramai dan melaju sangat kencang. Naomi pun berusaha untuk menyebranginya, sampai akhirnya naomi berjalan dengan sangat hati-hati.
"Naomi awas!!" Teriak shania, ketika sebuah truk menyalip mobil lain dan berada tak jauh dari naomi berdiri.
Naomi yang terkejut mendengar teriakan Shania pun langsung berhenti di tempat, sampai akhirnya....*BRUKKK!!*
*tbc*
Kira-kira bunyi apaan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
I love you, bunda [END]
Historia Corta"Dia milikku, bukan milikmu!" Cerita ini mengandung unsur dewasa.