Twenty

925 109 23
                                    

Selamat membaca.....
















































"Selamat sore, ada yang bisa dibantu?" Sapa evelyn, ketika seorang wanita datang ke butiq Veranda.
*Wanita itu tersenyum pada evelyn*
"Sore, saya bisa bertemu dengan pemilik butiq ini?" Kata wanita itu, sambil melihat ke dalam isi butiq Veranda.
"Tentu, ibu silahkan duduk dulu. Saya akan panggilkan pemilik butiq ini" pamit evelyn, yang diangguki oleh wanita tsb.
3 menit evelyn memanggil ve, kini ia datang bersama ve untuk bertemu wanita tadi.
"Selamat sore" sapa ve pada wanita yang sedang memunggunginya.
Tak lama wanita itu berbalik badan menghadap ve.
"Sore" balas wanita itu sambil tersenyum.
Sementara ve terkejut dengan sosok wanita yang ada di hadapannya saat ini.
Wanita itu adalah shania junianatha.
"Hay ve, apa kabar?" Sapa shania, kepada ve yang masih tak percaya jika saat ini shania berada di butiqnya.
"Kamu" kata ve, sambil menunjuk ke arah shania.
"Iya ini aku, shania. Kenapa? Kaget?" Shania tersenyum sinis.
Sementara ve begitu khawatir jika shania bertemu dengan naomi. Karena naomi sedang berada di butiq bersamanya.
"Kemarin aku emang gagal ngejar kamu. Tapi sekarang, aku berhasil menemukan kamu disini!" Tatapan tajam shania membuat ve perlahan mundur.
"Tunggu!" Shania menahan ve yang kembali ingin menghindar.
"Lepas!" Ve mencoba melepaskan tangan shania dari tangannya, tapi shania terlalu kuat untuk menahannya.
"Aku gak akan lepasin kamu, sebelum kamu kasih tau dimana anak aku!" Ucap shania dengan suara yang keras. Membuat evelyn takut dan segera mungkin memanggil naomi di ruang kerja ve.

"Naomi tolong tante, di luar ada orang yang lagi ribut sama bubi kamu" kata evelyn dengan paniknya.
Naomi pun mengentikan aktivitasnya yang sedang mengerjakan tugas sekolah.
*evelyn langsung membawa naomi keluar*
"Itu dia orangnya naomi" tunjuk evelyn ke arah shania yang memunggungi keduanya.
Naomi langsung berjalan cepat ke arah shania dan ve.
"Lepas!" Naomi berhasil melepaskan cengkraman shania pada tangan ve. Dan kini ganti shania yang terkejut dengan kehadiran naomi.
"Kamu!" Shania menunjuk naomi dengan tatapan terkejutnya, begitupun dengan naomi. Tapi, naomi mencoba bersikap tenang dan tidak ingin wanita yang ada di hadapannya saat ini tau dan berfikir jika dirinya adalah anaknya yang selama ini dibesarkan oleh ve.
"Sayang, kamu diapain sama perempuan ini?!" Tanya naomi dengan dramanya yang tanpa diketahui oleh ve.
*ve menatap bingung pada naomi, begitu juga dengan evelyn*

*anak ini kenapa sih?* batin ve

Sedangkan naomi memberi kode pada ve dengan mengedipkan mata.
"Sayang, kok malah bengong sih! Kamu diapain sama perempuan ini?" Tanya naomi lagi.
Shania yang selalu ditunjuk-tunjuk oleh naomi pun kesal.
"Heh! Kamu yang sopan ya. Kamu udah culik anak saya, sekarang kamu berani nunjuk-nunjuk saya seperti itu!" Marah shania, yang hanya dibalas dengan tatapan malas oleh naomi.
"Saya bukan penculik! Lagian mana ada penculik yang cantik kaya saya" dengan pede nya naomi mengibaskan rambut panjangnya di hadapan shania.
Shania pun geram karena rambut naomi hampir saja mengenai wajahnya. berbeda dengan ve yang menggelengkan kepala melihat tingkah naomi pada shania.
"Aww sakit!" Naomi mengaduh sakit ketika rambut panjangnya tiba-tiba saja dijambak oleh shania.
"Dasar anak kecil songong!" Maki shania.
Naomi yang tak terima jika shania memanggilnya anak kecil pun balik menjambak shania.
"Aku bukan anak kecil! Dasar tante galak!" Keduanya saling menjambak.
Ve yang tak ingin semakin ada keributan di butiqnya pun mencoba memisahkan naomi dan shania.
"Evelyn, kamu bantu aku ya tarik shania dan aku tarik naomi" perintah ve yang diangguki oleh evelyn.
Ve dan evelyn mulai menghitung dari 1 sampai 3.
"Ok, mulai. 1, 2, 3, tarik!" Teriak ve.

*Dan detik itu juga keduanya terlepas, dengan naomi di tangan ve dan shania di tangan evelyn.*

"Naomi, kamu gapapa kan sayang?" Tanya ve pada naomi yang sedang merapikan rambutnya.
*naomi menggelengkan kepala*
"Aku gapapa kok sayang" balas naomi dengan dramanya lagi.
Sementara shania menatap kesal pada naomi yang sudah membuat rambutnya berantakan.
"Lebih baik kamu pergi dari sini shania, dan tolong jangan ganggu aku lagi" perintah ve pada shania.
Shania menatap tajam ve, lalu mendekati ve.
"Baik, aku akan pergi. Tapi engga untuk ganggu kamu lagi ve. Karena aku akan terus datang untuk ganggu kamu dan mendapatkan anak aku lagi!" Ancamnya pada ve.
Ve melirik ke arah naomi yang masih sibuk merapikan rambut.
"Dan kasih tau sama pacar kamu itu" tunjuk shania pada naomi.
Ve pun langsung menatap ke arah naomi yang ditunjuk oleh shania.
"Suruh dia yang sopan. Aku tau dia pasti lebih muda dari aku, atau pun kamu. Meskipun dia itu pacar kamu, bukan berarti dia seenaknya sama yang lebih tua!" Tegasnya pada ve.
*naomi menatap tajam pada shania, yang menurutnya sudah berbicara kasar pada ve*
"Kalau gitu permisi!" Pamit shania, yang keluar dari butiq milik ve.

Setelah kepergian shania tadi, ve meminta naomi untuk ikut ke ruangannya. Dan evelyn kembali sibuk dengan tugasnya sendiri.
"Apa kamu dan shania pernah bertemu sebelumnya?" Tanya ve, menatap naomi serius.
*naomi mengangguk*
"Kapan? Kenapa bubi engga tau?" Tanya ve lagi.
"Kemarin. Waktu kita jalan-jalan ke mall di jakarta" jawab naomi sambil menggigit jarinya.
*berarti bukan cuma aku aja yang bertemu shania disana, tapi naomi juga* batin ve
"Terus, apa maksud kamu tadi panggil bubi sayang di depan dia?" Tanya ve lagi, membuat naomi menyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Naomi cuma gak mau dia tau kalo naomi itu anak yang dia cari. Maka nya naomi panggil bunda sayang supaya dia pikir naomi itu pacarnya bunda" jawabnya, yang kini menunduk.
*ve tersenyum, lalu menangkup pipi naomi*
"Kalau memang itu buat kamu nyaman, silahkan. Bubi gak masalah kok, asalkan kamu jangan kasar seperti tadi. Bagaimana pun dia itu ibu kandung kamu" kata ve.
*naomi mendongak, menatap ve*
"Iya bunda. Naomi minta maaf" mohonya pada ve.
*ve mengangguk*
"Bubi selalu maafin kamu" balas ve.
*naomi tersenyum*
"I love you, bunda"

*cup!*

Naomi mencium pipi ve, lalu memeluknya.

"I love you too, naomi" balas ve, dan keduanya pun saling berpelukan.





*tbc*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang