Twenty Five

855 106 19
                                    

Selamat membaca...
Maaf gaje ehehe









































Sepanjang jalan pulang mengantarkan naomi, diam-diam deva memperhatikan naomi dari kaca spion tengah mobil.
Naomi yang sedang duduk berdua di belakang bersama sinka pun tak menyadarinya.
*Cantik sih, tapi kalo diliat-liat lagi kenapa sinka dan naomi begitu mirip ya?* pikir deva
"Sayang, nanti di depan belok kanan ya" suara shania menyadarkan deva yang sedang memikirkan naomi dan sinka.
"Ini kita udah belok kanan, rumahnya yang mana?" Tanya deva.
"Yang pagar hitam, no 3 dari ujung" jawab shania.
*Deva pun mengangguk paham*
Dan akhirnya mobil deva berhenti tepat di depan rumah ve.
"Kak, makasih ya" kata sinka, yang diangguki oleh naomi.
"Kalo gitu aku turun dulu ya. Makasih semua nya" pamit naomi yang kini turun dari mobil shania.
Saat naomi ingin masuk ke dalam, tiba-tiba shania menahan naomi. Dan detik itu juga shania memeluk naomi erat.
"Makasih ya, kamu sudah membuat sinka hari ini tersenyum" kata shania.
*naomi hanya mengangguk sebagai jawaban, lalu mendorong pelan shania untuk melepaskan pelukannya*
"Saya masuk dulu, kalian hati-hati di jalan" pamit naomi, yang kini sudah masuk ke dalam rumah. Meninggalkan shania yang masih menatap kepergian naomi.
"Mamah, ayo pulang!" teriakan sinka dari dalam mobil menyadarkan shania. Dan kini mobil milik shania sudah pergi meninggalkan kediaman rumah ve.

Naomi yang sudah masuk ke dalam rumah, ternyata kedatangannya sudah ditunggu oleh ve di ruang tamu.
"Naomi" panggil ve pada naomi yang baru saja masuk, lalu ve berdiri dan mendekati naomi.
*Dilihatnya naomi dari atas sampai bawah*
"Kamu baik-baik aja kan sayang?" Tanya ve khawatir.
*Naomi pun mengangguk*
"Aku baik-baik aja. Bunda gak perlu khawatir" jawab naomi, membuat ve merasa lega mendengarnya.
"Syukurlah kalau kamu baik-baik saja" kata ve.
Sementara naomi memikirkan tentang deva, yang membuat naomi kini mengetahui seperti apa ayah kandungnya selama ini. Dan naomi ingin sekali bercerita tentang pertemuannya tadi dengan deva. Tapi naomi takut membuat ve semakin mengkhawatirkannya.
*Sebaiknya aku gak cerita tentang pertemuanku dengan ayah tadi. Bisa-bisa bunda semakin khawatir dan membuatku sulit untuk bertemu sinka, adikku* batin naomi.
"Sayang" panggil ve, menyadarkan naomi dari lamunannya.
"I-iya bun?" Jawab naomi.
"Kamu udah makan?" Tanya ve, yang dijawab dengan gelengan kepala oleh naomi.
"Ya udah sekarang kita makan malam dulu yuk. Setelah itu bersihkan diri kamu" kata ve, yang lagi-lagi hanya dijawab dengan bahasa tubuh oleh naomi.
Kini ve membawa naomi ke ruang makan.
"Makan yang banyak ya" ve mengambilkan nasi dan semur ayam favorite naomi.
Naomi mulai menikmati makan malam nya. tapi pikiran naomi selalu terbayang dengan sosok deva, yang untuk pertama kali naomi melihatnya.

***

"Bunga sama susu lagi?" Saut athaa, ketika melihat naomi mendapatkan bunga mawar putih dan susu stroberi di kolong meja.
*naomi mengangguk*
"Kira-kira siapa ya thaa, orang yang selalu ngasih gue bunga sama susu setiap pagi?" Tanya naomi pada athaa.
*athaa yang tidak tau pun menggelengkan kepala*
"Yang pasti sih pengagum rahasia loe" jawab athaa.
Saat naomi dan athaa sedang mengobrol. Lidya datang bersama dengan teman segenknya yang juga teman dari naomi.
"Bunga sama susu lagi?" Ucap lidya, yang melihat naomi sedang memegang bunga dan susu di tangan.
*naomi mengangguk*
"Siniin bunga sama susu nya" lidya mengambil paksa bunga dan susu dari tangan naomi.
"Eh lid, mau dibawa kemana bunga sama susu nya??!" Teriak naomi, yang tiba-tiba saja lidya membawa pergi bunga dan susu dari pengagum rahasianya.
Lidya yang mendengar teriakan naomi hanya acuh dan terus berjalan keluar kelas.
"Susulin aja yuk!" Ajak rona pada yang lainnya. Dan mereka pun menyusul lidya yang keluar kelas.
Lidya yang kini berada di taman sekolah dan berdiri di depan tempat sampah, langsung membuang bunga dan susu yang sudah di rusaknya itu.
"Lidya!" Teriak naomi, ketika melihat lidya merusak lalu membuang bunga dan susu miliknya.
"Kenapa loe buang hah!" Bentak naomi pada lidya yang berada di hadapannya.
"Gue gak suka elo dapet bunga, susu atau apapun itu dari orang yang gak dikenal. Apalagi orang itu sok jadi pengagum rahasia loe!" Balas lidya dengan suara keras.
*Naomi mendelik dan memutar malas bola matanya*
"Kenapa emang? Loe cemburu?" Saut athaa, dengan nada bicara yang terdengar menggoda lidya.
*Lidya menatap athaa kesal*
"Gue gak cemburu. Gue cuma gak suka aja. Lagian kalo sampe terjadi apa apa sama naomi kan kita juga yang repot" jawab lidya tanpa menatap naomi di depannya.
Naomi yang mendengar ucapan lidya menatap kesal pada temannya itu.
"Jadi maksud loe, gue itu ngerepotin? Iya lid?!" Bentak naomi yang tersinggung dengan ucapan lidya.
*Lidya menggelengkan kepala*
"Bukan gitu maksud gue. Ah tapi udah lah loe gak akan ngerti" kata liyda, yang kini sedang membuka tas ranselnya lalu mengeluarkan sesuatu.
"Siniin tangan loe" lidya mengangkat sebelah tangan naomi.
"Nih, bunga sama susu buat loe. Ini sebagai gantinya karena bunga sama susu loe udah gue buang!" Lidya meletakan bunga dan susu di tangan naomi sebagai gantinya. Setalah itu lidya pergi ke kelas meninggalkan teman-temannya yang menatap heran dengan sikap lidya.
*gue tau lid kalo elo sebenarnya cemburu* batin athaa, yang menatap kepergian lidya.

*Pulang sekolah*

Seperti biasa, naomi berdiri di depan gerbang sekolah seorang diri untuk menunggu kedatangan ve yang akan menjemputnya.
Sementara teman-temannya sudah lebih dulu pulang. Tapi tak lama mobil milik ve berhenti tepat di depan naomi. Lalu naomi pun masuk ke dalam mobil dengan wajah yang ditekuk sejak di kelas tadi.
"Kamu kenapa? Kok kaya bete gitu?" Tanya ve, yang menyadari sikap naomi berbeda. Wajahnya tak ceria seperti biasanya.
Naomi yang ditanya oleh ve, kini menatap ve di sampingnya.
"Bunda" panggil naomi.
"Ya"
"Tadi di kelas naomi dapet bunga sama susu lagi" kata naomi pada ve.
"Terus?" Tanya ve sambil menatap naomi.
"Tapi sama lidya dirusak terus dibuang bun ke tempat sampah" adu nya pada ve.
Ve yang melihat wajah naomi semakin ditekuk pun mengusap lembut pipi naomi.
"Ya udah nanti bubi yang ganti bunga sama susu nya ya" kata ve yang diangguki oleh naomi.
Sebenarnya lidya sudah mengganti bunga dan susu yang dibuang. Tapi oleh naomi dikembalikan lagi bunga dan susu yang lidya ganti.

Sementara lidya sendiri menyesali apa yang diperbuatnya tadi di sekolah.
"Orang cemburu gini amat sih!" Gumam lidya, yang menyadari dirinya memang cemburu ketika naomi mempunyai pengagum rahasia di sekolah.




*tbc*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang