Eighteen

891 110 24
                                    

Selamat membaca....
Maafkan part ini....




































"Kamu siapa?" Tanya shania pada naomi yang berdiri di belakang sinka.
"Saya shinta naomi, tante bisa panggil saya naomi" jawab naomi.
Shania menatap intens wajah naomi, lalu ganti menatap sinka.
"Kenapa kamu bisa sama anak saya? Kamu penculik ya?!" Tuduh shania.
*naomi terkejut, ketika shania menuduhnya penculik*
"Emangnya saya ada tampang seperti penculik?" Sinis naomi pada ibu kandungnya itu.
*gue gak nyangka punya nyokap kandung kaya dia. Belum jelas perkaranya apa udah main tuduh. Gimana kalo gue ngaku anak kandungnya, paling juga gak diakuin* batin naomi, sambil menatap sebal pada shania.
"Kenapa kamu liatin saya kaya gitu?!" Omel shania pada naomi.
*naomi menggelengkan kepala*
"Gpp. Kalo gitu saya permisi. Sinka, aku pergi dulu ya. Bye!" Pamit naomi yang langsung pergi begitu saja tanpa menunggu balasan dari sinka.
Sementara shania menatap kesal pada naomi. Tapi ada yang membuatnya heran ketika menatap wajah naomi yang begitu miripnya dengan sinka.

Naomi yang sudah berpisah dengan sinka, kini kembali mencari ve dan gre. Tapi naomi tidak tau harus memulai dari mana untuk mencari keduanya di mall yang sebesar itu.
"Eh!" Kaget naomi, ketika sedang memikirkan cara untuk mencari ve dan gre ada yang menyentuh pundaknya dari belakang.
*naomi menoleh pada seseorang yang sudah mengagetkannya*
"Hay" sapa orang itu pada naomi sambil tersenyum sangat manis.
"Hay juga" balas naomi kikuk.
"Ada yang bisa dibantu? Kayanya kamu lagi bingung dan cari seseorang" tanya seseorang yang sudah mengagetkan naomi.
*naomi menggaruk kepalanya yang tidak gatal*
"A-aku lagi cari bunda, dan kakak ku. Tapi aku gatau harus cari kemana di mall sebesar ini" sedih naomi yang mulai terlihat lelah.
Seseorang yang tadi mengagetkan naomi tiba-tiba mengulurkan tangannya ke arah naomi.
"Sebelum aku bantu kamu cari mereka, kita kenalan dulu. Aku kinal, kamu siapa?" Tanya seseorang yang bernama kinal
"Aku shinta naomi, kamu bisa panggil aku naomi" balasnya pada kinal.
*kinal tersenyum*
"Ok, karena kita udah kenalan. Sekarang kamu ikut aku" ajak kinal, naomi yang bingung pun akhirnya mengikuti kinal dari belakang.
Kini kinal dan naomi sudah sampai di guest services untuk membantu naomi menemukan ve dan gre melalui sebuah pengumuman.
"Nama bunda, dan kakak kamu siapa?" Tanya kinal.
"Nama bunda, Jessica Veranda. Kalau kakak, Shania Gracia" jawab naomi, lalu dituliskan pada kertas kecil oleh kinal.
"Tunggu sebentar ya" kata kinal.
Naomi pun menunggu kinal yang sedang berbicara pada seorang wanita.
"Ok, sekarang kita tunggu disana aja" ajak kinal.
*naomi mengangguk*
Lalu menunggu kedatangan ve dan gre sambil duduk berdua dengan kinal.
Tidak lama kemudian, dua orang wanita yang ditunggu oleh naomi pun datang.
"Naomi" panggil ve, lalu berlari memeluk naomi.
Naomi pun balas memeluk ve, lalu diikuti oleh gre.
"Kamu kemana aja?? Bubi cari kamu!" Ve menangis dan senang karena sudah bertemu dengan naomi.
"Ceritanya panjang bunda, sekarang naomi cape mau pulang aja" kata naomi lemas, sambil bergelayut manja pada ve.
"Oke, sekarang kita pulang" ve mulai membawa naomi pergi dari mall itu bersama dengan gre.
Namun ada yang naomi lupakan setelah pergi dari mall tsb, yaitu sosok kinal.
Kinal hanya menggelengkan kepala dan tersenyum melihat kepergian naomi yang begitu saja tanpa berpamitan padanya.
"Untung cantik" gumam kinal, lalu mulai pergi meninggalkan tempat terakhirnya bertemu dengan naomi.

*Rumah ve*

Sesampainya naomi, ve dan gre di rumah. Naomi langsung masuk ke dalam kamar.
Sementara gre mengikuti ve yang berjalan menuju dapur.
"Kak, laper" gre mengeluh lapar pada ve yang sedang meneguk segelas air putih dingin dari dalam kulkas.
"Ya udah kamu delivery aja, nanti kakak yang bayar" perintah ve.
*dan gre pun mengangguk*
Setelah itu ve menyusul naomi ke kamar, meninggalkan gre yang sedang duduk santai menonton tv sambil menunggu pesanannya.
Kini ve sudah berada di dalam kamar naomi. Ve  melihat putrinya itu sudah tertidur, lalu ve ikut merebahkan tubuhnya di samping naomi.

*ve tersenyum memandangi wajah naomi*

"Mungkin aku tidak bisa memiliki shania seutuhnya. Tapi, aku bisa memiliki naomi seutuhnya" ucap ve, sambil membelai wajah naomi dari mata lalu turun ke bibir.
Entah kenapa setiap kali ve memandangi bibir naomi, ia seperti ingin mengecupnya. Merasakan bibir yang terlihat sama seperti milik shania.
"Apa ini saatnya aku merasakannya" kata ve, yang masih membelai bibir naomi.
Tanpa disadari, ve mendekatkan wajahnya pada wajah naomi. Lalu perlahan mulai mengarahkan bibirnya untuk menyentuh bibir milik naomi.

*Cu-*

"Kak" panggil gre dari luar kamar naomi.
"Ck! Ganggu. Padahal sedikit lagi kena" kesal ve, ketika bibirnya yang sedikit lagi menyentuh bibir milik naomi. Tapi gagal karena gre memanggilnya.8
*ceklek*
Pintu terbuka.
"Apa?" Tanya ve dengan nada yang terdengar kesal.
Gre mengangkat tangan kanannya di hadapan ve.
"Uangnya mana?" Pinta gre.
*Ve berdecak kesal*
Lalu mengambil uang di kantung celananya.
"Nih!" Ve memberikan uang 100rb kepada gre dengan tatapan kesalnya.
Sedangkan gre menatap heran pada sikap sang kakak.
*kak ve kenapa deh (?)* batinnya bingung.
"Makasih kak" lalu gre pergi dari hadapan ve, dan ve kembali tidur di samping naomi.

*ve kembali menatap wajah naomi*

"Mungkin, cium kamu disaat kamu dalam keadaan tersadar jauh lebih indah naomi" gumam ve, lalu mulai menyusul naomi ke alam mimpi.











*tbc*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang