Four (konflik)

1.5K 147 5
                                    

Pagi ini naomi diantar oleh ve ke sekolah. Dan hari ini ve berencana untuk menunggu naomi sampai sekolah selesai. Awalnya naomi menolak karena menurutnya itu seperti anak TK. Tapi, bukan ve namanya jika tidak bisa menaklukan gadis menyebalkan seperti naomi. Sebenarnya, ve seperti ini karena kejadian kemarin saat ve mendapatkan foto naomi bersama seorang laki-laki yang tidak dikenalnya. Laki-laki yang bukan dari lingkungan sekolah naomi, karena di sekolah naomi tidak mungkin ada murid laki-laki. Sekolah naomi adalah sekolah yang dikhususkan untuk murid perempuan saja. Ve memasukan naomi di sekolah tsb semata-mata untuk melindungi naomi. melindungi putri semata wayangnya dari laki-laki mana pun yang tidak bertanggung jawab.

"Naomi, bubi tunggu kamu di kantin ya. Istirahat nanti bubi ke kelas kamu" pamit ve pada naomi yang ingin masuk ke dalam kelas.
*Naomi mengangguk*
Setelah itu ve meninggalkan naomi, dan naomi sendiri segera masuk ke dalam kelas.
Selama diperjalanan menuju ke kantin, beberapa pasang mata menatap ke arah ve. Ve hanya bisa tersenyum kepada mereka yang menatap ke arahnya.
Sesampainya ve di kantin, ia memesan teh hangat untuk menemani kesendiriannya.

*2 jam kemudian*

Terdengar bunyi bel yang menandakan jam istirahat. Ve segera meninggalkan kantin menuju kelas naomi yang berada di lantai 2.
Sesampainya di kelas naomi, ve melihat naomi sedang bersama dengan teman-teman terdekatnya termasuk Athaa.
"Naomi" panggil ve dari ambang pintu kelas naomi.
Naomi yang sedang bercengkrama bersama teman-temannya pun terpaksa menghampiri ve, dan meninggalkan kelas setelah pamit kepada teman-temannya.
"Kita mau kemana sih bunda?" tanya naomi yang berjalan malas di samping ve yang menggandeng tangannya, karena menjadi pusat perhatian temen-temannya di sekolah.
Ve menoleh sekilas pada naomi, lalu tersenyum ke mereka para murid di sekolah itu yang sedang menatapnya bersama naomi.
"Ke kantin" jawab ve
*yaelah ke kantin aja gandengan* batin naomi kesal.
Sesampainya di kantin, ve menyuruh naomi untuk duduk dan menunggunya yang ingin memesankan makanan.
Selama menunggu, mata naomi melihat kesekelilingnya. Dan naomi melihat teman-teman di sekolahnya ada yang sedang memandang kagum, atau memandang aneh ke arah sang bubi.
*Biasa aja kali ngeliatinnya* kesal naomi.
"Naomi" panggil ve yang baru saja datang sambil membawa sepiring nasi goreng, dan air mineral untuk naomi.
Naomi pun menggeser duduknya saat ve ingin duduk disebelahnya.
"Ayo dimakan" perintah ve
"Bunda gak sekalian makan bareng aku?" Tanya naomi, ketika ve hanya membawa sepiring nasi goreng untuknya saja.
"Bubi masih kenyang" jawab ve, dan naomi mengangguk mengerti.
Naomi pun menyantap nasi goreng yang telah dipesankan oleh ve.
Sambil menunggu naomi makan, seperti biasa ve sibuk dengan ponselnya.
"Ish!" Kesal naomi tiba-tiba.
"Kenapa naomi?" Tanya ve yang menatap naomi disebelahnya.
Naomi tidak menjawab, tatapan matanya mengarah pada teman-temannya di kantin.
Ve yang penasaran pun mengikuti arah pandang naomi.
"Kenapa kamu liatin mereka kaya gitu? Memangnya apa yang mereka lakukan sampai kamu seperti itu naomi?" Tanya ve lagi.
Tiba-tiba naomi berdiri, bergaya seperti preman.
"Ngapain kalian liatin nyokap gue kaya gitu?! Dan kalian!" Naomi menunjuk ke arah gerombolan anak kelas 3 yang terkenal tukang ngegosip, dan selalu mencari keributan.
"Jangan suka ngegosipin orang!" Bentak naomi pada mereka. Setelah itu naomi meninggalkan kantin, dan ve secepat mungkin mengejar naomi.
"Naomi!" Panggil ve, tapi naomi menghiraukan panggilannya.
Sekuat mungkin ve meneriaki nama naomi, dan mengejar naomi sampai akhirnya mereka ada di taman belakang sekolah.
Naomi pun duduk, dan menangis sejadi-jadinya disana.
"Naom-"
"Bunda pergi!" Usir naomi pada ve yang ingin duduk di sampingnya.
"Kenapa sih bunda harus nungguin aku sekolah?! Kenapa?!!" Marahnya pada ve.
"Kalo aja bunda gak nungguin aku di sekolah, aku gak akan diejek sama mereka. dan mereka gak akan ngomongin aku sama bunda yang aneh-aneh!" Marahnya lagi.
Ve sebenarnya tau jika anak-anak di kantin tadi mengejek, dan membicarakan naomi juga dirinya. Tapi ve mencoba acuh, dan tidak ingin terpancing emosi.
"Bubi minta maaf. Bubi khaw-"
"Bubi khawatir? Iya?!" Sela naomi dengan suara yang keras.
"Naomi bukan anak kecil lagi bunda. Naomi udah SMA, dan naomi bisa jaga diri! Jadi lebih baik sekarang bunda pulang aja!" Usirnya pada ve.
Ve yang tidak ingin membuat naomi semakin marah padanya pun mengalah, dan meninggalkan naomi seperti yang diinginkan putri semata wayangnya itu.
"Oke, bubi pulang. Nanti bubi minta mang danang untuk jemput kamu" ucap ve yang akhirnya pergi meninggalkan naomi sendirian.

Setelah kepergian ve. Naomi duduk seorang diri di taman belakang sekolah yang sepi itu. Tapi dari kejauhan, ada athaa dan genk naomi yang sedari tadi mengintai keduanya.
"Samperin jangan?" Tanya lidya pada teman-temannya.
*Athaa langsung menggelengkan kepala*
"Tapi gue kepo thaa, pengen tau anak-anak di kantin tadi ngejek apa ke naomi sama bundanya" kata vanka, gadis yang terkenal kepo diantara teman segenk naomi.
*Athaa menatap malas ke arah vanka*
"Temen lagi sedih itu jangan cuma mau kepo doang. Tapi kasih perhatian, dan dihibur!" Kata athaa pada vanka, dan juga yang lainnya.
Vanka balik menatap athaa malas yang selalu saja sok dewasa kepada teman segenk naomi.
"Udah lah biarin aja dulu dia kaya gitu. Kita balik ke kelas aja. Nanti di kelas baru deh kita tanya baik-baik ke naomi" kata lidya yang menengahi teman-temannya.
*Athaa mengangguk setuju*
"Ya udah yuk kita cabut!" ajak lidya pada teman-temannya.
Lidya berjalan lebih dulu, lalu diikuti yang lain nya di belakang.

*pulang sekolah*

Seperti yang ve katakan kepada naomi tadi di sekolah. Gadis itu pulang dengan dijemput mang danang tukang ojek yang bertugas mengantar jemput naomi ke sekolah.
Sesampainya naomi di rumah, gadis itu langsung masuk ke dalam kamar. Dan mengabaikan ve yang sejak tadi menunggunya. Lalu ia berdiri di depan kaca besar yang menempel pada lemari pakaiannya. Setelah itu, naomi teringat akan ucapan teman-temannya di kantin tadi pagi. Dimana beberapa dari mereka yang mengatakan kalau wanita yang bersama naomi di kantin, yang tak lain adalah ve bukan ibu kandungnya. Mereka juga mengatakan naomi tidak mirip dengan ve, dan bahkan mereka menyebut naomi anak pungut. Karena ve begitu muda untuk menjadi seorang ibu dari shinta naomi.
"Apa mungkin yang mereka bilang itu benar, kalo bunda bukan nyokap kandung gue. Bunda sama sekali gak mirip sama gue, dan apa mungkin gue ini anak pungut?" ucap naomi pada bayangannya sendiri di cermin.
Ve yang tak sengaja melihat, dan mendengar hanya bisa menahan sesak di dada.
"Tapi bisa aja gue mirip sama ayah. Eh tapi kan gue gak pernah tau muka ayah gue kaya gimana" ucap naomi lagi yang masih menatap cermin lemarinya.
Saat naomi bingung, dan masih bertanya-tanya tentang siapa dirinya. Naomi tak sengaja melihat ve yang berdiri di depan kamarnya sambil menunduk.
*ngapain bunda disitu. Apa bunda denger yang gue omongin tadi? Ah biarin aja deh* batin naomi

*BRAKKK!!!*

Seketika Ve terlonjak kaget, ketika pintu kamar naomi ditutup secara kasar oleh naomi sendiri.

*Sebaiknya aku pergi. Maafkan bubi, naomi*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang