Eleven (tolong aku)

1.1K 116 20
                                    

Selamat membaca....










































Semenjak kedatangan keluarga ve ke rumah malam itu, sikap naomi sedikit berbeda. Jika keluarga ve berkunjung ke rumah, naomi lebih sering menyendiri di dalam kamar. Padahal ve ingin sekali naomi bisa dekat pada keluarganya. Termasuk orang tua nya yang dulu tidak bisa menerima kehadiran naomi, karena naomi bukanlah anak kandung ve.

Malam ini, kembali keluarga ve berkunjung ke rumah. Mereka datang dengan membawa sesuatu untuk naomi. Tapi lagi-lagi naomi tidak ingin berkumpul bersama mereka. Ve tidak tahan lagi dengan sikap naomi yang seperti itu. Lantas ve menghampiri naomi ke kamar, dan mencoba lagi mengajak anak gadisnya itu untuk turun menemui keluarganya.
Kini ve sudah berada di dalam kamar naomi, bersama naomi yang sedang berpura-pura sibuk mengerjakan tugas sekolah.
"Naomi gak mau turun. Tugas naomi masih banyak. Bunda duluan aja" tolak naomi yang sudah kesekian kalinya pada ve.
Ve geram, lalu mendekati naomi dan melihat tugas apa yang sedang dikerjakan putrinya itu.
"Ini yang namanya tugas?!" Ucap ve yang terdengar dingin, sambil mengangkat buku pelajaran naomi yang banyak sekali gambar dan coretan tidak jelas.
*brak!*
Ve membanting buku tebal itu ke meja belajar di hadapan naomi. Membuat naomi tersentak kaget.
"Cukup naomi. Sekarang ikut bubi ke bawah!" Dengan sedikit paksaan, ve membawa naomi untuk turun menemui keluarganya.
Sesampainya di bawah, naomi mendapat pelukan hangat dari kedua orang tua ve dan kedua adik kandung ve.
"Ayo sini duduk dekat omah" ajak omah treesye pada naomi.
"Oh ya, opah dan omah bawakan ini untukmu, gre dan aaron juga" opah tanu memberikan 2 paperbag berwarna ungu pada naomi, begitu juga dengan gre dan aaron.
"Bunda mu bilang kalo kamu suka sekali warna ungu. Jadi opah dan yang lain sengaja memilih warna ungu untukmu" kata opah tanu.
Di atas meja sudah ada 4 hadiah untuk naomi yang terbungkus paper bag berwarna ungu.
*naomi tersenyum tipis*
"Makasih" ucap naomi, yang diangguki oleh keempatnya.
"Buka dong" kata aaron pada naomi.
"Nanti aja om, di kamar" balas naomi.
Mendengar aaron dipanggil om oleh naomi, membuat adik laki-laki ve itu protes.
"Jangan panggil om dong. Kesannya tua amat. Panggil kak aaron aja, lebih enak" pintanya pada naomi.
"I-iya kak aaron"
"Nah gitu dong cakep hehe" cengir aaron, yang tanpa sadar membuat naomi tersenyum.
Ve terharu melihat naomi bisa tersenyum karena keluarganya.
"Punyaku juga jangan lupa dibuka ya" kata gre.
*naomi mengangguk*
"Iya kak gre"
"Ya udah, sekarang kita makan malam dulu yuk. Ve udah masak yang special buat kita semua" ajak ve pada yang lain.
Kini mereka semua pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Selama makan malam berlangsung, diam-diam aaron curi pandang pada naomi yang duduk diapit oleh omah treesye, dan opah tanu.
"Kak aaron suka ya sama naomi" bisik gre, yang sadar ketika diam-diam aaron curi pandang ke naomi.
Aaron balik berbisik pada gre, dan entah apa yang aaron bisikan pada adiknya itu. tapi berhasil membuat gre tersenyum geli mendengarnya.
"Kalian kenapa sih?" Tanya ve pada kedua adiknya.
Aaron dan gre saling pandang, lalu menatap ve bersamaan.
"Itu lho kak, si gre mau nambah tapi malu haha" bohong aaron, yang membuat gre kesal.
"Ish enak aja. Gak kak, bukan gre yang mau nambah tapi kak aaron" tuduh gre pada aaron.
Keduanya pun beradu mulut, dan tanpa sadar lagi membuat naomi tertawa kecil.
"Cie ada yang ketawa tuh" goda gre, membuat naomi tersipu malu.
"Naomi kalo malu gitu lucu deh" kata aaron, dan untuk kedua kalinya naomi tersipu malu.
Ve semakin bahagia melihat perubahan naomi malam ini pada keluarganya.
"Naomi mau nambah lagi ayamnya?" Tanya sang omah pada naomi.
*naomi menggelengkan kepala*
"Atau naomi mau nambah lagi udang gorengnya?" Kini ganti sang opah yang menawari naomi.
Dan lagi-lagi naomi menggelengkan kepala sebagai tanda penolakan.
"Naomi alergi udang opah. Jadi naomi mau makan buah aja" katanya, lalu mengambil buah yang sudah disajikan oleh ve sebagai hidangan penutup makan malam.

*Tingnong, tingnong, tingnong*

Tiba-tiba terdengar suara bel rumah ve yang berbunyi.
"Biar naomi aja yang buka" saut naomi, ketika melihat ve yang baru setengah berdiri ingin membuka pintu.
Kini naomi sedang berjalan keluar untuk melihat siapa yang datang.
*Ceklek*
Pintu pun terbuka, dan entah siapa yang datang. Tapi dari ekspresi naomi yang kesal sudah bisa ditebak siapa tamu yang datang.
"Kok daddy nya dateng liatnya kaya gitu" kata marcel, sosok tamu yang tak diundang.
"Ngapain kesini? Naomi gak mau lagi ketemu daddy!" Sinisnya pada marcel.
Marcel menggaruk lehernya yang tak gatal. Ia tau kenapa naomi seperti itu, dan ini semua karena kesalahannya sendiri yang sudah ingkar janji pada naomi.
"Naomi, daddy benar-benar minta maaf. Waktu itu daddy ada urusan penting di kantor yang gak bisa ditinggalin. Jadi terpaksa daddy batalin janji kita. Tapi daddy janji gak bakal kaya gitu lagi" kata marcel sambil membentuk tanda ✌ di hadapan naomi.
*naomi menatap marcel sambil berfikir sesuatu*
"Buktiin kalo daddy gak akan ingkar janji lagi sama aku" kata naomi
"Caranya?" Tanya marcel yang menatap bingung naomi.
*seketika naomi tersenyum jahil*
"Daddy harus ajak aku jalan-jalan malam ini" kata naomi.
*marcel tersenyum*
"Kalo itu sih gampang. Tapi ijin dulu ya sama bubi kamu" kata marcel yang diangguki oleh naomi.
"Kalo gitu sekarang daddy masuk yuk. Di ruang makan ada opah, omah, kak aaron sama kak gre lho. Daddy pasti tau mereka kan? Secara daddy kan kakak sepupunya bunda" kata naomi.
Tiba-tiba marcel menghentikan langkahnya ketika mendengar ucapan naomi seperti itu.

*jadi, mobil yang di luar tadi itu mobilnya om tanu. Dan di dalam ada keluarganya ve. Duh gawat!* batin marcel

"Daddy ayok" ajak naomi lagi
"I-iya ayok" kata marcel yang ragu melangkahkan kakinya ke dalam.
*duh gimana nih!* marcel kembali was-was.
Sesampainya di ruang makan, marcel langsung menundukan kepala.
"Hai semua, liat siapa yang datang" kata naomi yang membawa marcel ke ruang makan. Marcel yang semula menundukan kepala, kini mencoba mengangkat ragu kepalanya.
"Malam semua" sapa marcel pada semua orang yang ada di ruang makan.
Semua yang ada disana langsung menatap ke arah marcel.
"Marcel" ucap pak tanu.
Naomi yang sedari tadi memperhatikan semua yang ada di ruang makan terlihat bingung, ketika keluarga yang baru dikenalinya itu menatap marcel dengan tatapan yang naomi sendiri sulit mengartikannya.
"Opah, om marcel ini sekarang daddy aku lho. Ya walaupun daddy marcel itu kakak sepupunya bunda, tapi om marcel bolehin naomi panggil dia daddy" kata naomi yang memberitahu pak tanu.
Sedangkan pak tanu terkejut mendengar ucapan naomi.
"Sepupu? Kamu bilang dia kakak sepupu bunda mu?" Kata pak tanu dengan suara yang terdengar keras, dan dingin.
Naomi pun mengangguk mengiyakan ucapan sang opah.
"Iya, daddy marcel itu kakak sepupunya bunda. Masa opah lupa sih sama daddy marcel" ucap naomi yang menatap bingung pak tanu.
Tiba-tiba pak tanu mendekati marcel, dan menarik kerah kemeja marcel dengan kasarnya.
"Opah jangan. Apa yang mau opah lakuin ke daddy" naomi terkejut dengan perlakuan pak tanu pada marcel.
Seolah tuli, pak tanu tidak menggubris naomi yang mencoba menghalanginya yang ingin melakukan sesuatu pada marcel.
"Apa maksud mu mendekati ve dan cucu ku!" Bentak pak tanu
Marcel mencoba santai, meskipun di dalam hatinya ia was-was mendapat serangan dari pak tanu yang dulunya adalah pelatih bela diri.
"Om, saya bisa jelasin. Sa-" ucapan marcel terhenti, ketika naomi yang tiba-tiba saja memeluknya.
"Jangan pukul daddy" tangis naomi di pelukan marcel.
"Naomi lepas. Dia tidak pantas kamu panggil daddy. Dan dia ini bukan kakak sepupu bunda mu!" Kata pak tanu yang memberitahu naomi.
Ve yang sedari tadi diam, tidak tau ingin berbuat apa. Yang ve inginkan hanya satu. Naomi tidak akan mengetahui semuanya. Semua rahasia yang satu persatu mulai terungkap. Dan ve masih belum siap kehilangan naomi, apalagi jika naomi membencinya karena kebohongan ve selama ini.

*ya tuhan tolong aku* batin ve

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang