Thirty Six

839 100 16
                                    

Selamat membaca...
Maaf gaje dan banyak kesalahan ehehe



























































"Naomi tunggu!" Ve menahan pergerakan tangan naomi, ketika gadis itu ingin membuka pintu mobil.
Naomi pun menatap ve yang berada di sampingnya.
"Kenapa bun?" Tanya naomi.
Ve yang ditanya tidak menjawab, justru ia mengambil sesuatu di jok belakang mobilnya.
"Maaf ya. Karena bubi, kemarin kamu jadi gak masuk sekolah. Dan ini ada sesuatu untuk kamu" kata ve, sambil memberikan naomi plastik berwarna putih.
*Naomi mengambilnya*
"Gapapa kok bun. Oh iya, ini apa?" Tanya naomi sambil mengangkat kantung plastik berwarna putih di tangannya.
"Buka aja" perintah ve, dan perlahan naomi membuka ikatan pada plastik putih tersebut.
"Wahhh kue kering! Makasih ya bun!" Dengan senangnya naomi memeluk ve  dari samping dan mencium sekilas pipi ve. Membuat ve yang mendapatkan perlakuan seperti itu dari naomi tersenyum miris.
"Bukan. Itu bukan dari bubi" kata ve, membuat senyum naomi tiba-tiba saja memudar lalu menatap ve di sampingnya penuh tanya.
"Terus, ini dari siapa?" Tanya naomi hati-hati, dan entah kenapa perasaannya tidak enak.
Ve kembali tersenyum miris, dan pandangannya pun menatap lurus ke depan.
"Dari shania, mama kandungmu" jawab ve, sambil tersenyum menatap naomi di sampingnya. Dan entah kenapa, dada naomi begitu terasa sakit ketika melihat ve tersenyum sambil menyebut shania, ibu kandungnya.
"Bun..."
"Maaf ya, gara-gara kamu sibuk ngurusin bubi yang pingsan waktu itu. Kamu jadi gak bisa ngobrol sama shania seperti kemarin-kemarin. Dan seharusnya makanan itu shania sendiri yang kasih, tapi malah ketinggalan di mobil waktu dia antar kita pulang ke runah" kata ve.
"Kemarin-kemarin?" Beo naomi, sambil menyerngitkan dahi.
"Iya, kemarin-kemarin kalian udah ketemu kan? Masa kamu lupa sih" kata ve mengingatkan, sambil melirik sekilas pada naomi yang terkejut mendengar ucapannya.
*Melihat naomi yang diam, tiba-tiba ve tertawa kecil. tapi hatinya menangis jika mengingat-ingat naomi yang berbohong padanya demi shania*
Naomi yang mendengar ve tertawa ada rasa sakit dihatinya. Namun tak lama, tawa itu menjadi sebuah tangisan kecil. Naomi pun terkejut mendengarnya, dan hatinya semakin ngilu dan sakit.
Cengkraman kuat pada stir mobil, ve lakukan untuk meredam rasa sesak dihatinya.
"Bunda" suara yang terdengar penuh penyesalan itu membuat cengkraman ve pada stir semakin kuat.
"Jangan katakan apapun, cepat turun. Sebentar lagi bell masuk berbunyi" ucap ve pelan diiringi tangisan kecilnya.
"Tapi..."
"Cepat turun!" Kini suara ve terdengar lebih keras dan membuat naomi terlonjak kaget.
Naomi yang tak kuasa melihat ve menangis langsung membuka pintu mobil di sampingnya.
Ketika naomi ingin turun dari mobil, naomi mendengar ve mengatakan sesuatu. Dan itu membuat naomi menatap ve tak percaya.
"Maksud bunda apa bicara seperti itu?" Tanya naomi, dengan mata yang sudah mulai berkaca-kaca.
*Dan ve pun langsung tersenyum di balik tangisnya, ketika naomi bertanya apa maksud dari ucapannya tadi*
"Bubi bicara seperti itu cuma tidak ingin ada kebohongan lagi diantara kita. Dan pulang sekolah nanti, bubi akan siapkan semua barang-barang yang akan kamu bawa untuk tinggal bersama shania. Mungkin, ini memang waktunya kamu bersama shania" jawab ve.
Dan mendengar ve berbicara seperti itu, membuat naomi memohon kepada ve untuk tidak melakukan hal itu padanya.
"Gak. Naomi gak mau tinggal sama dia bun. Naomi mau sama bunda terus hikss" tangis naomi, sambil memohon kepada ve dengan memegang lengan ve.
Ve yang paling tidak bisa melihat naomi menangis seperti itu di dekatnya, mencoba melepaskan tangan naomi dari lengannya.
"Lepas dan cepatlah turun!" Perintah ve.
Tapi naomi menolak dengan menggelengkan kepala.
"Naomi gak akan turun sebelum bunda batalin itu semua. Dan naomi minta maaf karena udah bohongin bunda" sesal naomi pada ve.
"Bubi sudah memaafkanmu naomi. tapi maaf, keputusan bubi sudah bulat. Siang nanti bubi akan mengantarkan mu ke rumah shania" dengan tenaga yang ve miliki, ia berhasil melepaskan tangan naomi dari lengannya. Dan terus menerus menyuruh naomi untuk turun dari mobil.

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang