Twenty Nine

828 109 10
                                    

Selamat membaca...
Maaf gaje hehehe




























































*3 hari berlalu*

Sudah tiga hari ve mengabaikan naomi, semenjak kejadian dimana shania mendekap naomi. Dan ve bisa melihat jika naomi begitu menikmati dekapan yang shania berikan. Ve berpikir, mungkin saat ini dekapan shania lah yang naomi inginkan.
"Bunda, pagi-pagi gini mau kemana?" Tanya naomi, ketika melihat ve menuruni anak tangga sambil membawa tas jinjingnya seperti biasa.
"Butiq" jawab ve singkat, tanpa menghentikan langkahnya.
"Lho, ini kan hari minggu. Butiq libur" kata naomi, sambil mengikuti ve dari belakang.
"Ada kerjaan yang harus diselesaikan" balas ve, tanpa melihat ke arah naomi.
*naomi menyerngitkan dahinya*
"Kenapa harus di butiq? Di rumah kan bisa" kata naomi, yang kini berada di samping ve.
*ve melihat ke arah naomi di sampingnya*
"Di butiq jauh lebih tenang dari pada di sini" balas ve yang terdengar sinis di telinga naomi. Tapi naomi menepisnya, mungkin itu hanya perasaannya saja.
"Naomi ikut ya bun" mohonnya pada ve, tapi ve langsung menolak.
"Pliss!" Mohonnya lagi, dan masih dengan ve yang menolak.
Naomi berdecak kesal, lalu menutup paksa pintu rumah dan menguncinya. Membuat ve terkejut dengan apa yang dilakukan naomi.
"Naomi, buka pintunya!" Perintah ve, tapi naomi menolak dengan menggelengkan kepala.
"Siniin kuncinnya!" Pinta ve, tapi naomi tidak memberikannya. Naomi justru berlari ke kamar dan ve segera mengejarnya.
"Naomi, kembalikan kuncinya. Bubi sudah telat!" Teriak ve.
Saat ve sudah masuk ke dalam kamar naomi, ve melihat naomi yang duduk di atas tempat tidur.
"Mana kuncinya?" Pinta ve, sambil mendekati naomi.
Naomi menunjuk dengan bibirnya ke arah meja belajar.
"Tuh, disana!" Kata naomi.
Ve berdecak kesal, lalu berjalan ke arah meja belajar. Dan tanpa ve sadari ternyata itu hanya taktik naomi untuk mengunci pintu kamarnya. Sehingga keduanya terkunci di dalam kamar naomi.
"Naomi!" Jerit ve, ketika menyadari naomi mengunci pintu dan berlari ke dalam kamar mandi.

*tok..tok..tok*

"Buka naomi!" Teriak ve dari luar kamar mandi.
"Gak!" Balas naomi dari dalam kamar mandi.
Ve kembali berdecak kesal, lalu berdiam diri di depan pintu kamar mandi. Tak lama terdengar pintu kamar mandi yang terbuka. Ve segera mendekat, dan membuka pintu tersebut.
"Nao...Huuaaaaaarrkk!!!!!!" Jerit ve, ketika air dari shower menyembur dirinya. Dan tentu saja bukan ve yang melakukannya, tapi ulah dari naomi.
*Naomi tertawa*
"Hahahahaha..." tawa naomi.
Sementara yang ditertawakan menatap kesal pada naomi.
"Cukup!" Teriak ve, membuat pergerakan tangan naomi yang menyirami ve terhenti.
Ve mendekati naomi dengan sorot mata nya yang tajam.
"Mana kunci nya!" Pinta ve.
Dan seperti boneka, naomi pun memberikan kunci kamarnya kepada ve.
Ve langsung mengambil kasar dari tangan naomi. Saat ve masih menatap tajam naomi, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ve mengeceknya, dan ternyata ada panggilan telfon dari seseorang.
"Halo, iya tunggu sebentar. Aku segera turun" ucap ve, pada seseorang yang menelfonnya.
"Bubi pergi dulu, sarapan pagi mu sudah bubi siapkan. Dan juga untuk makan siang mu" pamit ve, yang kini keluar dari kamar naomi, lalu ia bergegas menuruni anak tangga.
"Bunda sebenernya mau kemana sih? Naomi ikut!" Ucap naomi, yang mengikuti langkah ve dan menahan lengan ve.
Ve menatap naomi, sambil membuka pintu rumahnya.
"Ikut!" Ucap naomi lagi, yang memohon pada ve. Tapi ve hanya diam saja tak memberi jawaban.
Setelah pintu rumahnya terbuka, ve segera bergegas keluar. Lalu menghampiri seorang pria yang berdiri di depan mobil sedan berwarna hitam. Pria itu memakai kemeja putih yang sama dengan ve dan celana panjang hitam. Bulu tipis di sekitar wajahnya menambah ketampanan pria tsb. Naomi yang hanya berdiri di depan teras bisa melihatnya. Tapi naomi tidak mengenal siapa pria itu, karena untuk pertama kalinya naomi baru melihatnya.
Samar-samar, naomi mendengar pria itu mengucapkan say hay dan bertanya kepada ve kenapa kemeja yang dipakai oleh ve basah. Lalu naomi melihat pria itu membantu mengeringkan kemeja putih ve dengan sapu tangan. Bahkan tangan pria itu mengusap lembut kepala ve. Membuat naomi kesal melihat perlakuan pria tsb.

*BRAK!!!*

Tiba-tiba pintu rumah ditutup kasar oleh naomi, membuat ve dan pria itu terlonjak kaget.
"Udah gapapa. Yuk kita jalan sekarang" kata ve, yang seolah tau tatapan terkejut dari pria di hadapannya.
"Okey, yuk" balas pria itu, dan kini keduanya sudah pergi meninggalkan naomi yang seorang diri di rumah.

*Malam hari*

Naomi yang sudah berjam-jam di tinggal oleh ve masih betah berdiam diri di dalam kamarnya. Bahkan perutnya yang kelaparan pun ia biarkan begitu saja. Sejak ditinggal oleh ve tadi siang, naomi hanya beraktivitas mencoret-coret buku diary miliknya. Ia menuliskan rasa kesalnya kepada ve, karena tidak mengajaknya pergi. Ve justru pergi bersama pria lain yang naomi tidak mengenalinya.
Naomi yang akhirnya merasa bosan pun mulai mengantuk, gadis itu akhirnya tertidur di meja belajarnya.
Saat naomi yang sudah tertidur pulas, terdengar suara mobil yang datang dan ternyata itu adalah ve.
Ve yang sudah masuk ke dalam rumah, kini berjalan ke arah dapur. Sesampainya di dapur, ve melihat meja makan yang masih tertata rapih, lengkap dengan makanan yang ve siapkan untuk naomi, yang sama sekali tidak disentuh sedikit pun oleh naomi.
Itu artinya, naomi tidak menyantap sarapan pagi dan makan siangnya.

"Anak itu!" Desis ve, yang kini menaiki anak tangga untuk mengecek naomi di kamarnya.
Sesampainya ve di depan kamar naomi, ve segera membuka pintu kamar naomi.
"Naomi" panggil ve, tapi yang dipanggil tak memberikan respon.
Saat ve sudah berada di dalam kamar naomi, ve melihat naomi yang tertidur di meja belajar. Ve pun mendekatinya, dan melihat bagaimana keadaan meja belajar naomi yang berantakan.
"Anak ini!" Kesal ve, yang merapikan meja belajar naomi dengan sangat hati-hati.
Ketika ve sedang merapikan buku naomi yang berserakan, tiba-tiba mata ve tertuju pada buku berwarna biru dengan gambar stroberi yang senada dengan warna bukunya.
"Buku apa ini" gumam ve, dan ve yang penasaran mencoba membuka lembar demi lembar buku tersebut sambil membacanya.
Ve sempat terkejut membaca lembar demi lembar isi dari buku itu. Sampai akhirnya, ada yang paling mengejutkan tentang isi dari buku itu. yang menuliskan jika naomi begitu senang bertemu dengan ibu kandungnya, yaitu shania. Meskipun naomi harus berpura-pura tidak menyukai shania di hadapan ve. Hati ve serasa di remas dengan sangat kuat ketika membaca bagian dari buku itu. Lalu di lembar berikutnya, banyak hal yang membuat ve semakin terkejut, ketika membaca tulisan naomi tentang pertemuan naomi dengan deva. Yang ternyata deva adalah ayah dari lidya. Bahkan kejadian dimana naomi pingsan pun kini ve sudah mengetahui penyebabnya. Ve langsung meremas kuat buku diary naomi.
"Deva brengsek!" Geram ve, lalu keluar dari kamar naomi dan meninggalkan naomi yang masih tertidur pulas.




*tbc*

I love you, bunda [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang