Semakin hari hubungan antara Reyhan dan Hulya semakin dekat. Jika ada orang melihat mereka mungkin mereka mengira Hulya dan Reyhan adalah sepasang suami istri yang paling bahagia.
Sama seperti saat ini Hulya dan Reyhan tengah menginjakkan kaki mereka disalah satu super market di Bali. Dengan perut besarnya Hulya asik memilih kebutuhan rumahnya, sementara Reyhan dibelakangnya tengah mendorong trolly.
Melihat Hulya kesulitan mengambil sesuatu Reyhan segera meninggalkan trollynya dan menghampiri Hulya.
"Ibu hamil gak boleh loncat loncat tinggi" Ucap Reyhan sambil mengambil barang keinginan Hulya.
"Makasih" balas Hulya sambil tersenyum.
Setelah belanja mereka segera meninggalkan supermarket tersebut dan segera memasuki mobilnya.
"Aww" Rintih Hulya sambil memegangi perutnya.
Melihat Hulya merintih kesakitan Reyhan langsung panik "Kamu kenapa?" Tanya Reyhan sambil mengelus perut membuncit Hulya yang kini berusia 9bulan.
"Reyhan sakit" ucap Hulya lirih
"Sabar ya kita kerumah sakit sekarang" ucap Reyhan segera melajukan mobilnya meninggalkan mall menuju rumah sakit.
Sesampainya dirumah sakit Hulya segera dilarikan kedalam kamar bersalin. Reyhan yang panik saat itu segera menghubungi bi Mirna dan menyuruhnya untuk segera datang kerumah sakit sekarang juga.
Tak lama kemudian bi Mirna datang. Setelah lama mereka menunggu namun tak ada satupun dokter dan suster yang keluar dari ruangan Hulya
"Shit!" Umpat Reyhan sambil memukul dinding rumah sakit.
"Sabar mas Reyhan" Ucap Bi Mirna mencoba menenangkan Reyhan.
"Sudah 1jam lebih mereka didalam tapi belum ada yang mau keluar apa yang terjadi sebenarnya" ucap Reyhan frustasi sambil mengusap wajahnya.
Melihat wajah frustasi Reyhan membuat bi Mirna tersenyum. Reyhan yang melihat bi Mirna tersenyum merasa aneh "Kenapa bibi tersenyum disaat seperti ini?" Tanya Reyhan sambil mengangkat satu alisnya.
"Tidak apa mas, bibi senang kalo seperti ini,bibi seperti lihat suami yang sedang khawatir sama istrinya" ucap bi Mirna sambil mengelus lengan Reyhan.
Reyhan diam sejenak. Apa yang dikatakan bi Mirna ada benarnya juga. Ia sudah terlihat seperti suami yang tengah menkhawatirkan istrinya.
"Bi saya berencana untuk menikahi Hulya dan menjadi ayah dari anak Hulya" Ucap Rayhan lantang dan tegas. "Bibi mengizinkan Reyhan kan?" Tanyanya.
Mendengar ucapan Reyhan membuat bi Mirna senang,saking senangnya bi Mirna memeluk Reyhan.
"Benarkah? Bibi senang sekali nak akhirnya non Hulya menemukan orang yang benar benar tepat"
"Saya tepat bi?" Tanya Reyhan sambil mengelus punggung bi Mirna.
Bi Mirna melepas pelukan mereka. "Ya kamu tepat buat non Hulya. Tanpa nak Reyhan meminta izin dari bibi, bibib sudah merestui hubungan kalian dari awal. Sejak non Hulya membawa nak Reyhan kerumah sebagai teman non Hulya" jelas bi Mirna membuat Reyhan senang.
Tak lama kemudian terdengar suara bayi menangis dari dalam ruangan Hulya. Dengan nekad Reyhan segera masuk kedalam ruang bersalin yang masih tertutup tersebut.
"Anakku" Ucapan Reyhan membuat semua orang yang ada dalam ruangan tersebut mengalihkan pandangannya menatap Reyhan. Termasuk Anggara, dokter sekaligus sahabat Reyhan yang menangani proses persalinan Hulya menatap Reyhan dengan tatapan sulit diartikan.
![](https://img.wattpad.com/cover/158807699-288-k87581.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
RomantikGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...