H-32

29.9K 1.3K 2
                                    

Setelah menidurkan kedua anaknya Reyhan memutuskan untuk menemui istrinya dikamarnya. Pria itu memutuskan untuk membersihkan badannya setelah memasuki kamarnya.

Setelah mandi Reyhan bermalas malasan dengan memeluk sang istri diatas ranjang.

"Mas gimana kemarin? Semua baik baik aja kan? Revan mau tanggung jawab sama Sherlyn kan mas? Revan gak nyuruh Sherlyn buat gugurin kandungannya kan?" Tanya Hulya beruntun.

"Iya sayang Revan mau tanggung jawab, tapi itu ada syaratnya"

"Apa syaratnya?"

"Reyhan mau agar Raisa tau jika ayah biologisnya adalah dia bukan aku" ucap Reyhan sambil bangkit dari tidurnya dan menatap manik mata istrinya

"Nggak aku gak mungkin izinin Raisa manggil Revan dengan sebutan ayah" ucap Hulya menentang suaminya. Wanita itu mulai mengeluarkan air matanya.

"Itu syarat yang Revan minta dan aku juga gak sebodoh itu buat izinin Raisa ngerti yang sebenarnya,tapi jika tidak Revan tidak mau menikahi Sherlyn. Sebagai gantinya aku izinkan Revan dipanggil ayah oleh Raisa tanpa menceritakan siapa ayah kandung Raisa yang sebenarnya" ucap Reyhan menjelaskan pada istrinya

"Aku juga gak mau mas! Kamu kok cuma peduliin anak dalam kandungan Sherlyn aja? Kamu gak pernah mikirin perjuangan aku besarin Raisa! Kamu gak pernah mikir gimana perjuangan aku minta pertanggung jawaban dari Revan! Kamu gak pernah mikir bagaimana rasa sakitnya perasaan seorang ibu ketika anaknya tidak diakui dan malah disuruh untuk digugurkan! Kamu gak pernah mikir itu Reyhan" ucap Hulya sambil berteriak pada suaminya. Fikirannya kalut yang ia takutkan hanya jika Revan mengambil Raisa darinya.

Reyhan merasa bersalah melihat istrinya yang menangis histeris akibat perbuatannya. Pria itu memeluk istrinya kedalam pelukannya.

"Maaf ..  aku janji Revan gak akan ambil Raisa dari kita, Revan akan menikah sebentar lagi, otomatis ia akan memiliki kehidupannya sendiri dengan istrinya" ucap Reyhan memberi pengertian pada istrinya.

"Ya tapi Revan itu menghalalkan segala cara mas! Aku gak mau Raisa tau kalo Revan adalah ayahnya"

"Aku janji sayang, Raisa gak akan ngerti masalah ini sayang, nanti aku juga akan buat Rasya juga manggil Revan dengan sebutan ayah" ucap Reyhan padasang istri.

Hulya tidak menanggapi ucapan Reyhan. Fikirannya kalut, ia takut jika Revan nekat mengambil putrinya. Ia tidak akan pernah membiarkan hal itu terjadi.

"Sudah ya jangan nangis lagi,kasihan anak kita" ucap Reyhan seraya mengelus perut istrinya

Hulya hanya diam mendengar ucapan suaminya, Reyhan ada benarnya juga, ia tak boleh terlalu stres mengingat dalam kandungannya ada calon anaknya dan Reyhan. Tapi Hulya juga tidak bisa tenang memikirkan permintaan Revan.

Hulya memutuskan untuk tidur dalam pelukan suaminya. Mungkin tidur dapat mengurangkan beban fikirannya.

Hulya tertidur hingga pagi, dan saat ia terbangun suaminya sudah tidak ada disampingnya, Reyhan berangkat lebih awal kali ini. Pria itu tidak mau mengganggu tidur nyenyak sang istri.

Sementara Hulya tidak beranjak dari tempat tidurnya dari pagi. Bahkan Hulya tidak memakan sarapannya.

"Mamaaa" teriak Raisa sepulang sekolah sambil memasuki kamar Hulya.

"Sayang,kamu sudah pulang" ucap Hulya memeluk putrinya

"Sudah ma,mama kemana aja kok gak keluar kamar? Aku kesepian" ucap Raisa sambil membalas pelukan sang ibu.

"Adek mana?"

"Adek lagi tidur maa,dari tadi adek tidur nyenyak,papa juga belum pulang kerja" ucap Raisa pada ibunya

"Mama gak enak badan sayang,kamu tiduran disini aja nemenin mama ya"  ucap Hulya sambil membaringkan putrinya disampingnya

Hulya juga ikut berbaring bersama putrinya wanita itu terlelap sambil memeluk putrinya, tak lama kemudian Reyhan datang dan pria itu merasa bersalah ketika melihat pemandangan dihadapannya.

Reyhan merasa tidak enak pada sang istri. Reyhan merasa gagal jadi suami yang dapat membahagiakan istrinya. Reyhan bukan pria egois. Pria itu juga memikirkan perasaan Hulya . Reyhan juga tidak sembarangan dalam membuat keputusan yang menyangkut keluarganya. Walaupun sebenarnya Reyhan juga sayang kepada Raisa tapi Raisa juga harus mengetahui ayah biologisnya meskipun itu tidak secara langsung.

Setelah puas mengamati wajah istri dan anaknya Reyhan memutuskan untuk membersihkan dirinya. Setelah mandi membersihkan dirinya Reyhan memutuskan untuk turun kebawah untuk memasak makan malam.

Malam ini Reyhan berencana meminta maaf pada istrinya dengan membuatkan istrinya masakan favoritenya yaitu soto ayam.

Berbekal panduan dari bi Mirna, Reyhan mulai memasukkan satu persatu bumbu yang diperlukan untuk membuat soto. Butuh perjuangan keras untuk Reyhan memasak soto kesukaan istrinya.

"Papa masak apa?" Ucap Raisa yang baru turun dari kamar ibunya

"Masak soto kesukaan mama kamu sayang" balas Reyhan

"Mama kamu mana?" Tanya Reyhan pada putrinya

"Mama masih tidur pa"

"Kamu duduk dulu ya, papa panggil mama sama dedek Rasya" ucap Reyhan sambil mendudukkan putrinya diatas kursi.

Reyhan meninggalkan Raisa dan berniat untuk memanggil istrinya,namun saat ia memasuki kamar kasurnya terlihat kosong. Ia mendengar suara orang muntah dari kamar mandi. Reyhan tahu pasti itu adalah istrinya, Reyhan langsung masuk kedalam kamar mandi yang tidak dikunci dan ternyata benar, disana istrinya tengah muntah didepan wastafel.

"Kamu gapapa?" Tanya Reyhan sambil memijit tengkuk istrinya

"Gapapa. Kamu keluar sana aku gak mau deket deket kamu" usir Hulya pada suaminya

"Kenapa?" Tanya Reyhan sambil mengangkat alisnya

"Gapapa! Udah kamu pergi aja,anak kamu gak mau deket deket papanya" ucap Hulya sambil menahan tangisnya

"Yaudah aku pergi,tapi kamu makan dulu ya,aku udah masakin soto buat kamu" ucap Reyhan pada istrinya.

Mendengar kata soto membuat Hulya membuka matanya yang sedari tadi terpejam. Wanita itu sebenarnya lapar karena sudah tidak makan selama sehari. Sebenarnya Hulya menginginkan soto namun ia tidak mengatakannya pada sang suami karena Hulya masih marah pada Reyhan.

Tak mendapat respon dari sang istri membuat Reyhan meninggalkan istrinya yang masih berada dikamar mandi. Pria itu langsung menuju kamar Rasya untuk mengajak anak itu makan malam bersama.

Sementara Hulya saat ini hanya mengelus perutnya yang kelaparan. Ia lapar, namun ia juga gengsi pada sang suaminya fikirannya hanya satu jika sang anak menyampaikan keinginannya pada Reyhan secara tidak langsung.

Setelah menuntaskan makan malamnya Reyhan menemani Rasya dan Raisa bermain dan mengerjakan tugas sekolahnya. Saat jam menunjukkan pukul 8 malam Reyhan menidurkan kedua anaknya secara bergantian.

Setelah kedua buah hatinya tertidur, Reyhan kembali kekamar dan ia melihat istrinya yang sudah tertidur. Pria itu mencium kening istrinya dan ikut berbaring disamping istrinya.

Sebenarnya Hulya hanya berpura pura tidur saat Reyhan datang. Hulya tersenyum saat ia merasakan Reyhan mencium keningnya. Hatinya merasa menghangat mendapat perlakuan dari suaminya.

Setelah dirasa jika Reyhan sudah tidur Hulya turun kemeja makan untuk memakan makan malamnya. Ia sungguh lapar kali ini sampai menghabiskan 2 mangkuk soto buatan suaminya.

Untuk menghilangkan jejaknya Hulya segera mencuci piring yang sudah ia gunakan untuk makan lalu bergegas naik kekamarnya untuk melanjutkan tidurnya. Malam ini Hulya bisa tidur dengan nyenyak setelah memakan masakan suaminya.

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang