Pagi harinya tidur Reyhan terganggu, pria itu mendengar suara muntahan dari kamar mandinya,ia meraba kasur disampinnya yang ternyata kosong. Dengan segera Reyhan membuka matanya, ia takut jika istrinya kenapa napa di kamar mandi.
"Duh kalo kaya gini gimana aku bisa ninggalin kamu ke Bandung" ucap Reyhan sambil memijit tengkuk istrinya
Hulya yang melihat suaminya dari kaca kamar mandi hanya tersenyum,wanita itu membasuh mulutnya dan mencuci wajahnya lalu berbalik dan memeluk suaminya.
"Kamu harus berangkat mas,gausah peduliin aku,saat ini keluarga kamu lebih butuh kamu,kalo kamu bisa tuntaskan masalah Revan dengan cepat kemungkinan besar kita bisa hidup damai setelah ini" ucap Hulya dipelukan suaminya.
"Yaudah deh aku turutin maunya bumil cantik ini,tapi sekarang kamu harus makan dulu ya,kasihan kalian berdua pasti kekurangan tenaga" ucap Reyhan ditelinga istrinya
Hulya tidak merubah posisi nyamannya memeluk Reyhan sampai akhirnya Reyhan menggendong istrinya menuju meja makan dan mendudukkannnya dimeja makan.
"Hari ini biar aku yang masak" ucap Reyhan pada istrinya.
Reyhan dengan cekatan memakai apronnya dan menyiapkan beberapa bahan masakan. Bi Mirna yang baru pulang dari membeli sayur dan daging di pasar bingung melihat majikannya yang bertingkah seolah chef.
"Mas Reyhan biar saya saja yang masak" ucap bi Mirna pada Reyhan
"Bibi duduk aja temani Hulya,ajak istriku ngobrol bi,biar ini jadi urusan Reyhan" ucap Reyhan menolak keinginan bi Mirna.
"Udah bi, bibi duduk sini aja sama aku" pinta Hulya pada bi Mirna.
"Gak deh non,bibi ketaman aja nyiram bunga" ucap bi Mirna yang merasa sungkan pada majikannya.
Saat masakan sudah selesai Reyhan memanggil Rasya dan Raisa untuk makan bersamanya,kedua anak mereka tidak sadar jika yang memasak adalah ayah mereka,karena masakan Hulya dan Reyhan cendenrung memiliki rasa yang sama.
Dan waktupun berlalu,kegiatannya masih sama seperti yang dilakukan oleh Reyhan mengantarkan anaknya lalu pergi bekerja.
"Dokter Reyhan ada titipan ini untuk anda" ucap salah satu receptionist perempuan dirumah sakitnya.
"Oh terimakasih" ucap Reyhan singkat
Sesampainya diruangannya Reyhan segera membuka amplop putih itu dan disana terdapat tiket pesawat terbang menuju Bandung,disana juga ada notenya
*tiket ini aku yang beli untuk kita pergi ke Bandung esok sebagai tanda terimakasih aku karena kamu sudah bersedia membantuku*
-sherlyn.
"Jadi wanita itu yang uruskan tiket keberangkatanku" ucap Reyhan bermonolog pada dirinya sendiri. Pria itu segera memasukkan tiketnya kedalam tas miliknya.
Sementara itu, Hulya saat ini tengah merapikan pakaian yang akan dibawa suaminya selama 3 hari kedepan. Wanita itu sibuk memasukkan beberapa pakaian kedalam tas milik Reyhan.
"Aa .... kalo 3 hari kan berarti mas Reyhan harus bawa 6 pakaian" ucap Hulya pada dirinya sendiri.
"Tapi disana mas Reyhan masih punya persediaan pakaian, apa mas Reyhan tidak usah membawa baju saja ya" lanjut wanita itu pada dirinya
"Sudahlah aku siapkan saja dulu,sisanya aku tanya sama orangnya" ucap hulya yang masih bermonolog pada dirinya sendiri.
Tak terasa waktu sudah menunjukkan sore hari,seperti biasa Reyhan akan keluar dari rumah sakitnya dan hendak segera pulang. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama anak dan istrinya sebelum pergi ke Bandung bersama Sherlyn.
"Assalamualaikum papa pulang" ucap Reyhan sambil memasuki rumahnya.
"Papaaaa" teriak Rasya dan Raisa bersama, dua bocah itu langsung memeluk kaki papanya.
"Anak papa manja banget sih" ucap Reyhan sambil mengelus kepala anaknya.
"Papa aku pengen digendong" ucap Raisa pada papanya.
"Aku juga" ucap Rasya yang tak mau kalah dengan kakaknya.
Melihat anaknya berebut dirinya membuat Reyhan merasa senang, setidaknya melihat kehadiran dua anaknya ini rasa lelahnya terobati.
"Aduh sayang kasihan papa dong,papa baru pulang masak langsung disuruh gendong kalian sih,sini salah satu sama mama" ucap Hulya yang tiba tiba datang.
"Eh nggak boleh,mama lagi hamil gak boleh bawa yang berat berat,apalagi anak anak udah mulai berat sekarang" cegah Reyhan saat istrinya hendak menggendong salah satu anaknya.
"Kan kamu capek mas" ucap Hulya pada suaminya
"Tapi aku seneng kalo sama mereka,capek aku langsung hilang,hitung hitung ini obat sebelum aku ke Bandung besok" ucap Reyhan membuat Raisa mengeratkan pelukannya pada sang ayah.
"Papa gak boleh pergi,kalo papa pergi aku ikut juga" ucap Raisa sambil menyembunyikan wajahnya dileher Reyhan.
"Papa gak lama kok,cuma 3 hari nanti papa pasti pulang dan bawakan Rasya dan Raisa mainan yang banyak" ucap Reyhan mencoba memberi pengertian pada putrinya.
"Sudah sudah sekarang kita ke meja makan dulu,biar papa kamu suruh mandi dulu soalnya kan papa baru pulang kerja jadi bau,kita bakal tunggu papa dimeja makan" ucap Hulya meninggalkan anak dan suaminya yang masih diruang tamu.
Setelah menyelesaikan makan malam mereka,malam ini Raisa dan Rasya merengek minta tidur dikamar Reyhan dan Hulya dengan alasan mereka rindu Reyhan.
"Pokoknya aku mau tidur disini" ucap Raisa sambil menyilangkan tangannya didepan dada.
"Aku juga" ucap Rasya menyetujui sang kakak.
Hulya dan Reyhan hanya menghembuskan nafasnya ketika kedua anaknya sudah memaksa,ia sebagai orangtua tidak bisa melarang putra putrinya itu,tanpa disuruh masuk Rasya dan Raisa sudah menerobos masuk kekamar mereka bahkan kedua anak itu sudah mengambil posisi tidur diatas kasur kingsize dikamar mereka.
"Papa ... mama ayo cepet kita tidur bersama" ucap Raisa membuyarkan lamunan Reyhan dan Hulya.
Kedua pasangan suami istri yang biasanya tidur sambil berpelukan kini tidur saling berjauhan karena dipisahkan oleh kedua anaknya yang tertidur ditengah tengah mereka.
"Mama bacakan dongeng" ucap Rasya pada Hulya
"Kamu mau dongeng apa?" Tanya Hulya sambil mengelus rambut putrinya. Hulya tidur disamping Raisa sementara Rasya tidur disamping Raisa dan Reyhan yang paling diujung kasur.
"Apa saja ma" balas putranya, Rasya.
Akhirnya Hulya menceritakan dongeng untuk kedua anaknya sampai kedua anaknya itu tertidur,begitupun dengan Reyhan yang juga ikut tertidur saat mendengar cerita Hulya.
Hulya hanya tersenyum ketika melihat orang yang disayanginya tertidur pulas. Dalam hati Hulya berdoa agar keluarga kecilnya ini dapat ia pertahankan, ia juga berharap banyak pada sosok Reyhan agar dapat menjadi suaminya hingga maut memisahkan mereka juga dengan figur seorang ayah yang hangat dan bijaksana pada kedua anaknya.
Setelah puas memandangi keluarga kecilnya tidur, Hulya memutuskan untuk menyusul suami dan anaknya ke alam mimpi.

KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
Roman d'amourGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...