H-7

55.1K 2.7K 6
                                        

Seminggu setelah berbicara dengan kedua orangtua Hulya, akhirnya dengan persiapan super dadakan pernikahan Hulya dan Reyhan akan dilaksanakan.

Bukan pernikahan mewah seperti yang Hulya impikan, namun pernikahan sederhana seperti yang Hulya inginkan yang terjadi. Hulya ingin hanya keluarga saja yang akan datang, tidak perlu kehadiran kerabat ataupun sahabat.

Mereka akan menikah dengan konsep outdoor sesuai keinginan Reyhan. Menjelang pernikahan baik Hulya maupun Reyhan jarang bertemu. Mereka disibukkan dengan berbagai urusan seperti mulai menyiapkan gaun, maupun WO. Meskipun hanya dihadiri oleh keluarga namun mereka ingin memiliki kenangan dalam sebuah pernikahan.

Sampai saat ini Hulya tidak tahu jika Revan adalah adik Reyhan. Reyhan hanya mengatakan jika ia memiliki adik laki laki yang sedang kuliah di London. Reyhan bilang adiknya itu tidak bisa hadir karena sedang melaksanakan ujian disana.

Reyhan juga menceritakan kakak angkatnya, tapi sebelum Reyhan menceritakan keluarganya Ratna lebih dulu menceritakan detailnya pada Hulya. Hubungan Ratna dan Hulya juga membaik, namun hubungan Reyhan dengan papanya masih belum membaik.

Menurut pengamatan Hulya setelah mendengar cerita dari Ratna calon mertuanya itu benar benar menginginkan cucu. Dari silsilah keluarga Ratna wanita itu mengaku jika keturunannya sulit mendapat momongan, namun suaminya tetap setia dan sabar menunggu. Ratna sendiri bahkan harus menuggu selama 5tahun untuk bisa memiliki momongan.

Saking tidak sabarnya Ratna menunggu ia  sampai mengadopsi anak dari panti asuhan. 2th setelah mengadopsi Refaldo , Ratna mengandung Reyhan.

"Kamu melamunin apa?" Tanya Rosa membuyarkan lamunan Hulya.

"Bunda, kapan bunda masuk kamar aku?" Tanya Hulya mengalihkan pembicaraan

"Raisa tidur?" Tanya Rosa melihat box bayi disamping tempat tidur Hulya.

"Ya" Jawab Hulya singkat.

"Kamu yang tenang, semua akan baik baik saja" Ucap Rosa menenangkan putrinya. Bunda bersyukur akhirnya kamu menemukan orang seperti dokter Reyhan.

"Ya bun, Hulya banyak berhutang budi sama dokter Reyhan".

"Kamu tidur ya biar besok bisa tampil fresh diacara pernikahan kamu"

"Iya bun" balas Hulya membuat Rosa meninggalkan kamar putrinya.

Keesokan harinya Hulya nampak cantik dengan gaunnya. Dibalik wajah cantiknya Hulya benar benar takut. Ia takut sesuatu terjadi dalam pernikahannya. Hari ini ia resmi akan menyandang status sebagai Nyonyah Reyhan.

Hulya tidak ada ditempat saat Reyhan dengan tegas dan sekali tarikan nafas mengucapkan ijab qabulnya.

"Sayang saatnya turun" Ucap Rosa membuat Hulya mengalihkan tatapannya dari jam dinding disamping almarinya.

Hulya turun dari atas menuju tempat dimana Reyhan berada. Hulya duduk disamping Reyhan dan mencium punggung tangan Reyhan dan Reyhan membalas mencium kening Hulya.

Pestanya berlangsung mewah namun sepi karena hanya ada keluarga yang hadir. Reyhan tidak mau melepaskan genggaman tangannya dengan tangan Hulya. Jemari tangan mereka terus bertaut satu sama lain.

Sementara Raisa kini sudah berusia 3 minggu lebih. Anak itu tidak rewel selama ibunya melangsungkan pernikahan. Saat acara berlangsung Hulya bingung mencari putrinya itu sampai matanya menangkap seseorang yang berada dibibir pantai sambil menggendong putrinya ia segera menghampiri wanita tersebut.

"Raisa sayang" Ucap Hulya membuat wanita yang tengah menggendong putrinya itu menoleh ke arahnya.

"Oh ibumu sudah datang, duh kita baru ketemu masak udah mau dipisahin" Ucap wanita itu sambil menatap Raisa digendongannya .

"Jangan dulu ya aku masih kangen sama keponakanan" Ujar wanita itu.

"Kamu kak Sindi?" Tanya Hulya ragu.

"Ya aku kakak ipar kamu,suamiku adalah anak angkat dari keluarga Sandreyan" Ujar Sindi pada Hulya.

Setelah berkenalan Hulya dan Sindi asik terlibat pembicaraan ringan. Sindi banyak bercerita pada Hulya mengenai keluarga dan pernikahannya.

Setelah asik berbicara, Hulya dan Sindi memutuskan untuk kembali berkumpul dengan keluarga yang lain.

Saat berkumpul dengan keluarganya Hulya dan Reyhan jadi sindiran oleh keluarga mereka soal pengantin baru, malam pertama, atau apalah yang membuat Hulya malu setengah mati dan ia memutuskan untuk pulang.

Namun saat hendak pulang ibu dan ibu mertuanya langsung mengambil Raisa dari gendongan Hulya.

"Langsung kehotel saja mama sama mertuamu sudah siapkan hotel untuk kalian didekat sini" Ujar Rosa, ibu Hulya.

"Raisa aman ditangan mama" ujar Ratna pada pengantin baru itu.

Awalnya Hulya menolak,namun ia tetap saja kalah,apalagi suaminya tidak membantunya sama sekali. Dengan terpaksa Hulya menuruti permintaan ibu dan mertuanya untuk pergi ke hotel pesanan orangtuanya bersama Reyhan, suaminya.

Gugup sudah pasti, walau sudah memiliki anak tapi ini pertama kalinya Hulya akan tidur dengan laki laki yang sudah jadi muhrimnya untuk pertama kali dalam kondisi 100% sadar.

"Kamu capek kan? Kita tidur aja ya" ucap Reyhan membuyarkan lamunan Hulya.

Saat diatas kasur Hulya tidak bisa memejamkan matanya, bukan karena takut ia tidak takut tidur dengan laki laki apalagi laki laki itu adalah suaminya. Ia bahkan siap jika Reyhan meminta hak nya sebagai suami,namun saat ini fikirannya ada pada Raisa. Ia merindukan putrinya yang baru ditinggal beberapa jam yang lalu.

Sadar jika istrinya masih belum bisa tidur Reyhan segera memeluk Hulya dari belakang agar istrinya itu menghentikan aktivitasnya.

"Kenapa belum tidur?" tanya Reyhan dengan mata terpejam.

"Kangen Raisa, aku pengen nelfon Raisa" Ucap Hulya membuat Reyhan membuka matanya

"Jangan, nanti apa yang mereka fikirkan, ini malam pertama kita Hulya, besok saja kita hubungi mereka"

"Tapi aku kangen" ucap Hulya pelan.

Reyhan menghembuskan nafasnya kasar "Yaudah besok kita pulang" Ujar Reyhan membuat Hulya membalikkan badannya dan membalas pelukan suaminya,lalu mereka menyelami mimpi bersama.

Pagi harinya, Hulya bangun lebih awal dari Reyhan. Ia menyiapkan sarapan untuk Reyhan yang ia pesan melalui pelayanan hotel. Setelah makanan siap dimeja Reyhan membuka matanya.

"Waaah sudah siap" Ujar Reyhan sambil mencium bau masakan yang menggoda perutnya.

"Ayo kita sarapan,aku sudah pesankan makanan buat kamu" Ucap Hulya pada Reyhan.

Saat Hulya meletakkan sendok dipiring Reyhan, pria itu mencekal tangan Hulya "Panggil aku mas Reyhan jangan Reyhan, Rey, ataupun dokter Reyhan" Pinta Reyhan

"Ia hmm...mas Rey..han" Ucap Hulya pelan. Ia masih merasa aneh ketika harus mengucapkan kata mas Reyhan.

Sementara Reyhan tersenyum mendengar istrinya menyebut namanya dengan sebutan mas,agak aneh memang namun menurut Reyhan sebutan ini adalah sebutan yang paling romantis.

"Mas kita jadi pulang hari ini kan?" Tanya Hulya memecah keheningan.

"Ia kita harus pulang, karena besok aku harus bekerja" Ujar Reyhan sambil memotong daging dipiringnya.

Setelah menghabiskan makanannya, Reyhan dan Hulya memutuskan untuk segera pulang, bukan kerumah Reyhan tapi kerumah Hulya untuk mengambil pakaian Hulya dan juga Raisa.

"Rumah kamu sepi mungkin Raisa ada dirumah" Ujar Reyhan sambil membantu Hulya mengangkat tas berisi pakaiannya.

"Ya mungkin saja mereka dirumhmu mas,aku sudah rindu Raisa" Ucap Hulya lalu mereka meninggalkan rumah Hulya dan bergegas menuju rumah milik Reyhan.

----------

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang