Pagi harinya Hulya dan Reyhan dikejutkan oleh suara putra dan putri mereka.
"Mama......papaa....... bangun" ucap Raisa dan Rasya berteriak ditelinga kedua orangtua mereka.
"Adek jangan berisik dong,ganggu papa tidur aja" protes Reyhan pada anak laki lakinya.
"Ayo bangun kita salapan papa" ajak Raisa menarik tangan papanya.
"Ia papa udah bangun ini kalian coba bangunin mama kalian tuh" ucap Reyhan mengusir anak anaknya dari atas tubuhnya.
Mendengar ucapan sang ayah Raisa dan Rasya langsung bangkit dan duduk diatas perut Hulya.
"Mama ayo kita salapaann" teriak Raisa ditelinga Hulya.
Sebenarnya Hulya sudah terbangun dari tadi, hanya saja saat ini ia masih malas membuka matanya, mengingat ia pasti akan melihat Revan dirumah suaminya.
"Mama ayooo, oma nungguin mama tau" ucap Rasya pada ibunya.
"Mama udah bangun sayang" ucap Hulya singkat, matanya masih terpejam pertanda enggan untuk dibuka.
"Mama boong telus,katanya bangun kok matanya masih melem" ucap Rasya membuat Reyhan tersenyum melihat putranya.
"Dek papa punya solusi untuk masalah ini" ucap Reyhan pada anaknya.
"Apa pa?" Tanya Rasya dan Raisa penasaran.
Reyhan nampak membisikkan sesuatu ditelinga putra dan putrinya.
"1...2...3" ucap Reyhan membuar Rasya dan Raisa langsung menggelitiki perut ibu mereka.
Merasa tidurnya terganggu Hulya membuka matanya
"Sayang geli....ini mama udah bangun" ucap Hulya seraya bangkit dari tidurnya.
"Yeayyyy" sorak Rasya maupun Raisa lalu adu tos dengan Reyhan.
Tanpa mereka sadari ada sepasang mata yang menatap iri kebahagiaan keluarga kecil itu
keluarga bahagia Batin orang yang tak lain adalah Revan. Ya Revan iri melihat kebahagiaan milik kakaknya baru kali ini ia merasa bodoh melepas seseorang. Ia menyesal melepas Hulya dulu.
Harusnya aku yang ada diposisi kak Reyhan, harusnya aku yang bermain bersama Raisa, harusnya aku yang tidur disamping Hulya -Ucap Revan dalam hatinya.
Merasa panas menyaksikan kebahagiaan keluarga kecil itu, Revan memutuskan untuk melanjutkan langkahnya menuju meja makan.
Saat sampai dimeja makan Revan segera menarik kursi dihadapannya lalu mendaratkan pantatnya disana.
"Om levannn" ucap Raisa sambil berteriak, mereka berlari mendekati Revan.
Melihat cucunya berlari Ratna segera mengingatkan cucunya itu "Raisa jangan lari nak nanti jatuh" .
Mendapat peringatan dari sang nenek Raisa tersenyum menunjukkan giginya. Melihat putrinya tersenyum ada perasaan hangat sendiri untuk Revan.
"Raisa sini om pangku" ucap Revan seraya mengangkut tubuh Raisa.
Mendengar permintaan pamannya Raisa segera mendekat kearah Revan dan duduk dipangkuan Revan. Rasanya damai dan menenangkan bagi Revan saat ini,pria itu mengelus rambut putrinya lalu mencium aroma strawbery yang dari rambut Raisa.
Saat sedang asik melepas rindu dengan Raisa. Tiba tiba terlintas suatu ide dalam otaknya. Terlintas suatu ide untuk mengambil rambut Raisa lalu membawanya kerumah sakit untuk melakukan tes DNA.
"Awww sakit" ringis Raisa saat dua rambutnya dicabut oleh Revan.
"Maaf sayang tadi om gak sengaja,om gak liat, sini biar om elus rambut yang sakit" ucap Revan seraya mengelus rambut putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
RomanceGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...