H-37

28.2K 1.2K 87
                                        

"Mama aku masih kangen ayah Revan" ucap Raisa membuyarkan aksi saling tatap antara Hulya dan Revan.

"S...sejak kapan kamu manggil om Revan jadi ayah Revan sayang" tanya Hulya pada putrinya

"Sejak tadi ma,tadi om Revan suruh aku panggil ayah,jadi aku panggil om Revan ayah" ucap Raisa sambil tersenyum bahagia tanpa beban. Gadis itu tidak tahu jika ibunya menahan sesak saat mendengar putrinya menyebut Revan dengan sebutan ayah.

"Gak! Kamu gak boleh manggil om Revan dengan sebutan ayah! Ayah kamu cuma papa Reyhan!" Ucap Hulya sedikit berteriak pada putrinya

"Ma,aku seneng punya 2 papa, papa Reyhan dan ayah Revan"

"Gak bis------"

"Kamu gak bisa biarin Raisa seneng apa? Dia itu seneng punya 2 ayah udahlah biarin dia seneng dikit,aku juga gak ngomong yang macem macem sama Raisa" ucap Revan pada Hulya

Hulya sudah tidak bisa menahan air matanya, wanita itu menangis mendengar ucapan Revan. Hulya melupakan kondisinya jika saat ini ia tengah hamil muda. Wanita itu semakin mengeratkan pelukannya pada Raisa.

"Gak bisa Revan, Raisa anakku, dia udah bahagia sama papanya" ucap Hulya sambil terisak

"Aku tau itu! Tapi aku cuma mau dipanggil ayah oleh Raisa" ucap Revan sambil menatap tajam Hulya yang tengah menangis, sebenarnya Revan tidak tega melihat wanita yang ia sayangi menangis.

Suasana diluar rumah Sarah kali ini cukup menegangkan. Walaupun cuaca saat ini tengah dingin namun menurut Hulya dan Revan cuaca saat ini sangatlah panas. Panas akan persaingan sengit mereka.

"Ada apa ini" ucap Reyhan menghampiri istrinya. Reyhan terlihat khawatir ketika melihat istrinya yang tengah menangis sambil menggendong Raisa

"Revan kamu buat masalah apa lagi" tuduh Reyhan pada adiknya

"Kak bisa nggak dengerin penjelasan aku dulu, aku gak bikin masalah kok,aku cuma nagih janji kakak buat izinin Raisa manggil aku ayah, udah itu aja" jelas Revan pada Reyhan

Reyhan mengambil Raisa dari gendongan istrinya dan menyuruh putrinya yang tengah ketakutan itu masuk kedalam. Akhirnya Raisa  masuk kedalam menemui kakek dan neneknya. Suasana kali ini semakin bertambah panas.

"Revan buang keinginan lo jauh jauh buat dipanggil ayah sama Raisa" ucap Reyhan menatap tajam adiknya, sementara tangannya terulur untuk menenangkan istrinya

"Kak lo gila ya! Dimana sportifitas lo? Lo sendiri kan yang dulu izinin gue buat dipanggil ayah sama anak gue sendiri dengan syarat yang udah lo sama papa kasih! Gue udah turutin keinginan kalian" ucap Revan penuh penekanan disetiap katanya

Reyhan dan Revan terus saja asik berdebat sampai akhirnya Hulya sudah tidak tahan lagi menahan tangisnya, wanita itu pingsan, dan untungnya Reyhan langsung menangkap tubuh istrinya.

Reyhan segera membawa Hulya menuju rumah sakit terdekat tanpa memberi kabar pada keluarganya terlebih dahulu. Sementara Revan sebenarnya juga panik melihat Hulya yang pingsan.

Revan memilih untuk menunggu keluarganya keluar dari rumah Sarah. Revan tidak mau merusak acara bahagia Kenan. Apalagi Kenan sudah tahu yang sebenarnya ia pasti akan dihajar habis habisan oleh Kenan ketika mendengar kabar buruk ini.

Lama Revan menunggu akhirnya papanya keluar dengan ibunya. Namun kedua orangtuanya tidak keluar sendiri, melainkan bersama kedua orangtua Hulya. Revan bingung setengah mati, bagaimana caranya ia menyampaikan kabar ini pada keluarganya.

Setelah membulatkan tekad Revan memutuskan untuk mengatakan keadaan yang sebenarnya. Entahlah mungkin akan ada perang dunia lagi setelah ini. Luka diwajah Revan masih belum 100% hilang mungkin akan ditambah lagi disana.

"Mama Hulya pingsan" ucap Revan pada ibunya

"Apa! Bagaimana bisa" ucap Ratna terkejut

"Dimana Hulya sekarang" tanya Alvin pada putranya, Alvin sudah mengira jika penyebab pingsannya Hulya adalah Revan

"Di rumah sakit, kak Reyhan bawa Hulya kerumah sakit, aku gatau rumah sakit pastinya, tapi aku yakin kalau kak Reyhan bawa Hulya dirumah sakit terdekat disini" ucap Revan panjang lebar.

Dua keluarga itu langsung pergi menuju rumah sakit terdekat di sana. Raisa dan Rasya hanya diam menyaksikan kedua keluarga yang tengah mengkhawatirkan ibunya.

"Mama gak apa apa kan nek?" Tanya Raisa sambil memeluk neneknya

"Kamu berdoa ya semoga mama dan calon adek kalian baik baik aja" ucap Rosa pada Raisa

Berbeda dengan kepanikan yang terjadi dimobil Rosa maupun Ratna. Saat ini Reyhan tengah melampiaskan amarahnya pada dinding rumah sakit sampai tangannya berdarah.

Kenapa?

Karena tadi saat dokter yang menangani istrinya keluar dokter itu mengatakan jika istrinya sudah mengalami keguguran. Itu artinya ia kehilangan bayinya untuk yang kedua kalinya.

Hati Reyhan hancur, Reyhan merasa sudah tidak berguna lagi. Ia merasa bersalah pada istrinya, karena Reyhan yang sudah memaksa Hulya untuk datang keacara pernikahan Kenan, karena Reyhan yang sudah mengizinkan Raisa memanggil Revan dengan sebutan ayah, karena Reyhan sudah mengingkari janjinya sendiri untuk selalu berada disamping istri dan anaknya.

Menyesal? Sudah pasti Reyhan menyesali seluruh perbuatannya. Namun Reyhan bisa apa? Ia hanya bisa diam menatap istrinya yang tengah berbaring dengan tatapan bersalah

"Maaf" ucap Reyhan lirih sambil mencium punggung tangan istrinya yang tertancap selang infus

"Aku tau aku bodoh, aku tahu aku berengsek, aku tahu aku salah, aku tahu kesalahanku tidak bisa ditolerir lagi aku minta maaf" ucap Reyhan yang masih mencium punggung tangan istrinya. Entah kenapa tiba tiba pria itu menangis saat ini

*kleekkk*

Reyhan mengalihkan pandangannya pada pintu yang dibuka, Reyhan melihat pada orangtua dan mertuanya yang baru datang. Ia juga melihat ada kedua anaknya disana.

"Hulya gimana kondisinya? Dia baik baik aja kan?" Tanya Rosa. Ibu mertuanya khawatir

"Maaf bunda" lirih Reyhan sambil menghapus air matanya

"Maaf untuk apa"

"Maaf tidak bisa menjadi suami siaga dan ayah siaga"

"Reyhan jangan buat mama penasaran, menantu dan cucu mama baik baik aja kan nak?" Tanya Ratna sambil menarik dagu putranya

"Hulya keguguran ma" ucap Reyhan membuat semua orang yang ada disana terkejut bukan main.

"Mana mungkin" ucap Ratna tak percaya

"Ini salah Reyhan ma"

*kleek*

Pintu ruangan Hulya dibuka dan seluruh orang mengalihkan pandanganya menatap Revan yang baru datang. Reyhan yang melihat Revan langsung bangkit dan menghajar Revan habis habisan.

"Puas lo" ucap Reyhan didepan wajah Revan yang sudah babak belur

"Puas lo bunuh anak gue! Gara gara elo Hulya keguguran! Gara gara elo gue kehilangan darah daging gue!" Ucap Reyhan sambil menangis

Saat ini Revan juga merasa bersalah atas kondisi yang menimpa Hulya. Pria itu sadar jika ia terlalu egois. Harusnya ia tahu jika ini semua adalah karmanya dimasa lalu. Harusnya ia menerima konsekuensinya jika putrinya tidak mengenali ia sebagai ayah biologisnya sendiri karena dulu ia tidak menginginkan putrinya lahir kedunia hanya karena ketidaksiapannya.

Revan tahu dirinya salah,namun Revan sudah terlambat mengingat jika Hulya harus kehilangan darah dagingnya gara gara dirinya. Hulya pasti akan lebih membenci Revan kali ini. Pria itu hanya pasrah saat ini dan menyesali perbuatannya. Bahkan Revan hanya diam saja saat Reyhan memukulnya membabi buta. Revan tahu jika kakaknya ini sangat kesal padanya. Revan juga tidak membalas setiap umpatan yang dikeluarkan Reyhan padanya.






















Kasihan gak sih sama si Revan?

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang