H-17

48.4K 2K 6
                                        

Hulya, Reyhan dan kedua anaknya sudah menginjakkan kaki di Bali. Saat dibandara ia dijemput oleh supir yang bekerja dirumahnya. Sesampainya dirumah ia juga disambut oleh bi Mirna.

Hulya membawa Raisa yang terlelap dalam gendongannya menuju kamar anak itu. Setelah meletakkan Raisa diatas ranjang bergambar mickey mouse Hulya tidak langsung pergi meninggalkan putrinya. Ia memandang wajah damai putrinya saat tertidur.

Sementara Reyhan melihat istrinya tengah tidur sambil memeluk putrinya dari pintu yang terbuka. Meskipun bukan Reyhan yang membuat Hulya hamil diluar nikah tapi Reyhan merasa bersalah ketika mengetahui jika adiknya yang melakukan perbuatan hina itu pada istrinya. Ia sempat merasa tak terima ketika mengetahui fakta jika ia mendapat wanita bekas adiknya, namun pemikiran itu langsung ia tepis mengingat rasa bersalahnya pada Hulya atas apa yang dilakukan oleh adiknya pada wanita itu.

Setelah puas mengamati istrinya tidur memeluk putrinya, Reyhan meninggalkan pemandangan itu,ia memutuskan untuk istirahat dikamarnya. Ia juga lelah atas apa yang terjadi selama di Bandung. Ia butuh istirahat untuk menenangkan fikirannya.

Sementara itu Hulya memutuskan untuk pergi menemui suaminya,ketika melihat suaminya tengah tertidur Hulya memutuskan untuk pergi ke dapur membuat beberapa masakan untuk makan malam nanti yang dibantu oleh bi Mirna.

Selain memasak Hulya juga membersihkan rumahnya. Ia ingin menyibukkan diri agar fikirannya tidak terus menerus memikirkan masalahnya saat di Bandung.

Setelah masakan sudah siap dan rumah sudah bersih. Hulya memutuskan untuk naik memanggil suaminya.

"Mas ayo makan" ucap Hulya lembut seraya membelai rambut Reyhan.

"Hmmmm" jawab Reyhan dengan gumaman.

"Ayo makan mas, makanan udah siap tuh"

"Gendong" kata Reyhan pada Hulya dengan mata yang masih terpejam.

"Ishh.... kamu fikir kamu Rasya sama Raisa apa, kamu tuh berat mana tinggi banget lagi" ucap Hulya sambil menarik tangan Reyhan.

Dalam hatinya Reyhan tertawa mendengar keluhan sang istri,ia segera menarik tangan Hulya sehingga istrinya itu terjatuh diatas perutnya.

"Mas Reyhan" protes Hulya pada suaminya. Wanita itu mencoba berontak namun tenaganya kalah dengan tenga Reyhan.

"Biarlah seperti ini,aku butuh penenang" ucap Reyhan mengeratkan pelukannya pada Hulya.

Hanya ada keheningan saat ini. Baik Reyhan maupun Hulya sama sama menikmati moment ini dengan memejamkan mata mereka, sampai terdengar suara anak kecil yang membuat mereka terpaksa melepaskan pelukan satu sama lain.

"Mama....papa....  lasya lapel ma" ucap Rasya pada orangtuanya.

"Adek laper ya? Ayo kita makan" ucap Hulya sambil menggendong putranya menuju meja makan.

"Jangan makan dulu sebelum papa sama kak Raisa dateng" ucap Reyhan saat istrinya hendak menuju meja makan.

"Oke papa" balas Rasya  membuat Reyhan tersenyum melihat putranya.

Tak lama kemudian Reyhan turun dari atas sambil menggendong putrinya yang masih memejamkan mata.

"Kakak lucu"  ucap Rasy sambil tertawa melihat kakaknya yang masih tidur.

Saat Reyhan mendudukkan Raisa di kursi meja makan gadis itu hanya mengucek matanya, nyawa gadis itu belum terkumpul penuh.

"Raisa ayo cuci muka" ucap Hulya mengingatkan putrinya, namun mendengar perintah dari sang ibu Raisa justru meletakkan kepalanya diatas meja makan untuk melanjutkan tidurnya yang terganggu karena papanya membangunkannya.

"Raisa kalo gak bangun mama celupin dikamar mandi loh terus mama kunci pintunya biar Raisa ditemenin hantu dikamar mandi" ucap Hulya seraya mengangkat Raisa kedalam gendongannya.

Mendengar kata hantu Raisa langsung membuka matanya. Gadis itu sangat penakut apalagi dengan yang namanya hantu.

"Kakak sudah bangun ma" ucap Raisa sambil memeluk erat leher Hulya.

Melihat putri dan kakaknya bangun karena mendengar ancaman Hulya. Reyhan dan Rasya tertawa terbahak bahak. Apalagi ketika melihat wajah Raisa yang tegang seperti sekarang.

Setelah kembali dari mengantar putrinya membasuh muka. Mereka melanjutkan makan malam mereka.

"Kakak sama adek habis makan ganti bajunya yang cantik ya" ucap Reyhan setelah menyelesaikan acara makannya.

"Kita mau kemana pa" tanya Raisa

"Papa mau ajak kalian jalan jalan ke mall"

"Asik belanja" ucap Raisa senang.

"Ia tapi kalian habiskan makanan kalian dulu" ucap Hulya menimpali.

"Oke ma" .

Setelah menyelesaikan makannya Raisa bergegas menaiki kamarnya ia mengobrak abrik isi almarinya itu. Matanya menatap baju berwarna merah yang menurutnya cocok ia kenakan. Raisa segera mengganti pakaiannya lalu menunggu seluruh anggota keluarganya diruang tamu miliknya.

"Anak papa udah cantik" ucap Reyhan yang baru saja turun sambil menggendong Rasya.

Merasa senang dipuji oleh sang ayah, Raisa memeluk kaki Reyhan.

"Mama mana pa" tanya Raisa pada ayahnya.

"Sabar ya sayang mama masih ganti pakaian" ucao Reyhan sambil mengelus rambut putrinya.

Raisa tidak sabar menunggu ibunya lebih lama lagi. Gadis itu meneriaki nama ibunya berkali kali sampai akhirnya ibunya turun dengan mengenakan pakaian berwarna senada dengan Reyhan dan Rasya.

"Sabar sayang,mama sudah turun" ucap Hulya pada putrinya.

"Mama lama" ucap Raisa sambil mengerucutkan bibirnya.

"Ia sayang maaf,sekarng mama sudah disini,ayo kita berangkat" ucap Hulya yang hendak mengangkat Raisa kedalam gendongannya.

"Tunggu"  cegah Raisa pada ibunya.

"Kenapa sayang" tanya Hulya sambil mengerutkan keningnya ia heran dengan tingkah putrinya saat ini.

"Mama, papa, sama adek make baju yang sama kenapa aku enggak" ucap anak itu.
"Kalo kayak gini aku kayak bukan anak papa sama mama" sambung Raisa.

Mendengar ucapan putrinya membuat Reyhan dan Hulya sempat bertatap muka.

"Sayang kamu anak papa sama mama kok, kan tadi kamu lari lebih dulu ninggalin kita,kamu belum diskusi masalah pakaian sama kita" ucap Reyhan mencoba memberi pengertian pada putrinya.

"Ihh... kan papa halus ngomong sama aku tadi itu aku seneng diajakin ke mall sama papa" ucap Raisa membela dirinya.

"Iya iya maafkan papa ya sayang,ayo kita berangkat" ucap Reyhan sambil menggendong Raisa.

Ucapan Raisa tadi membuat tanda tanya besar dalam hidup Hulya. Ia bertanya apakah nanti putrinya akan mengentahui sosok ayah kandungnya yang sebenarnya? Jika memang iya kira kira siapakah yang akan memberitahu putrinya tentang kenyataan ini?

Hulya tersenyum melihat punggung Reyhan yang mulai menjauh darinya, ia merasa beruntung menemukan laki laki seperti Reyhan. Laki laki penyayang dan sabar yang pernah ia temui setelah ayahnya. Bahkan kakaknya sendiri tidak sesabar Reyhan meskipun Hulya tahu jika kakaknya sangat menyayanginya melebihi sayang Reyhan untuknya.

Hulya memutuskan untuk mengikuti langkah suaminya yang menggendong kedua anaknya. Setelah mengunci pintu rumah Hulya melihat suaminya yang kesulitan membuka pintu mobilnya, sebagai istri yang baik Hulya membukakan pintu mobil untuk suaminya lalu menutupnya kembali. Saat Reyhan hendak melajukan mobilnya ia menaruh kedua anaknya dipangkuan Hulya.


HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang