H-13

50.9K 2.6K 17
                                    

"Mama cini" ucap bocah laki laki dipangkuan Reyhan.

Dengan perlahan Hulya berjalan mendekati meja makan dan duduk disamping suaminya, dan dihadapan putrinya.

"Mama ini om Levan" ucap Raisa mengenalkan pria disampingnya itu. Hulya hanya tersenyum canggung menanggapi ucapan putrinya.

"Hulya teman SMA aku ma" ucap Revan singkat membuat seluruh orang menatapnya.

"Kenapa kamu gak ngomong kalo kamu punya teman secantik ini" ujar Reyhan sambil cemberut pada adiknya "Kalo kamu ngomong kan aku gak perlu jauh jauh ke Bali buat nemuin yang seperti ini" lanjutnya.

Hulya hanya tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu.

"Baiklah ayo kita mulai makan malam, biar papa yang pimpin doanya" ucap Alvin memecah keheningan.

Makan malam kali ini sungguh berkesan bagi Alvin dan juga Ratna karena kali ini keluarganya berkumpul jadi satu dirumah mewah miliknya. Mereka juga dihibur oleh celoteh Rasya dan Raisa.

Berbeda dengan kegembiraan Ratna dan Alvin. Kini Hulya sedang gelisah, ia tidak nyaman ditatap oleh mata milik Revan. Ia benar benar tidk menyangka kalau Revan adalah adik dari Reyhan.

"Sial kenapa aku gak sadar juga sih,kalo nama belakang mereka sama" Batin Hulya.

"Sayang ayo kita pulang" ucap Hulya berbisik pada suaminya yang duduk disampingnya.

"Kenapa?" Tanya Reyhan sambil mengerutkan keningnya.

"Aku gak enak badan" alibi Hulya.

Mendengar ucapan istrinya itu Reyhan langsung mengelus kepala istrinya dengan sayang "Kamu tidur dikamar aku ya, aku masih ada urusan sama papa, nanti aku bangunin kamu" ucap Reyhan yang disetujui Hulya.

Hulya langsung memutuskan untuk segera masuk kekamar milik Reyhan. Sementara suaminya saat ini sedang berbicara serius mengenai perusahaan dengan ayah dan kakaknya. Kedua anaknya ada diruang tengah bersama ibu dan kakak iparnya.

Saat sampai dikamar Reyhan ia tidak bisa menahan air matanya lagi, air matanya langsung lolos begitu saja, lelah menangis Hulya memutuskan untuk membuka balkon kamar Reyhan.

Maksud ingin mencari udara segar ia dikejutkan olehwajah yang ia hindari didepan pintu balkon kamarnya.

Ya orang itu adalah Revan. Orang yang saat ini ingin Hulya hindari. Ia tidak siap bertemu Revan. Saat tahu Hulya memutuskan kekamar, pria itu mengikuti Hulya dibelakangnya, berhubung kamar Revan dan Reyhan bersebelahan itu tidak menyulitkan rencana Revan untuk berbicara pada Hulya.

Revan memutuskan untuk meloncat dari balkon kamarnya menuju balkon kamar Reyhan. Ia memilih untuk menunggu didepan pintu balkon kamar Reyhan. Ia tidak peduli lagi pada dinginnya angin malam yang masuk pada tulangnya.

Harapan Revan tidak sia sia, setelah lama menunggu Hulya akhirnya wanita itu membuka pintu balkonnya.

"Hulya dengerin penjelasanku" ucap Revan mencegah Hulya yang hendak menutup pintu kamar.

"Revan lepas. Gak baik kalo orang lihat kita seprti ini, aku gak mau suamiku jadi salah paham denganku" ucap Hulya menekankan kata suami,wanita itu mencoba melepas cekalan tangan Revan.

"Gak mau sebelum kamu mau dengerin aku ngomong dan jawab pertanyaan aku" ucap Revan menekan tangan Hulya. Merasa sakit karena Revan terlalu kuat menekan pergelangan tangannya Hulya meringis hingga menangis.

"Maaf" ucap Revan melepas cekalan tangannya.

Melihat cekalan tangan Revan yang mengendur Hulya segera masuk kedalam kamarnya dan menutup pintu balkon dengan kasar.

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang