Setelah seminggu dirawat dirumah sakit. Hari ini Hulya sudah diperbolehkan pulang. Dengan ditemani Reyhan dan bi Mirna Hulya membawa putrinya kerumahnya di Bali. Sementara kedua orangtua Hulya sudah pulang 2hari yang lalu karena mereka ada urusan penting. Sampai saat ini putri Hulya masih belum diberi nama.
"Selamat datang cantik" Ucap Hulya sambil menoel pipi gembil putrinya saat mereka memasuki rumah.
Setelah mereka memasuki rumah tersebut Reyhan segera duduk diruang tamu. Tak lama kemudian Hulya datang dengan nampan berisi air untuk Reyhan.
"Maaf dirumah gak ada kue cuma ada air" ucap Hulya sambil memberikan nampan berisi air tersebut pada Reyhan.
"Gak apa apa, kamu sini deh duduk disamping aku" Pinta Reyhan dan Hulyapun segera duduk disamping Reyhan.
"Anak kita mana?" Tanya Reyhan pada Hulya.
Ya sejak Hulya menerima lamaran Reyhan dirumah sakit Reyhan benar benar menganggap anaknya Hulya sebagai anaknya sendiri. Reyhan menyayangi bayi perempuan itu meskipun bayi itu bukan darah dagingnya sendiri.
"Tidur dikamar sama bi Mirna" Balas Hulya seadanya.
"Hulya kamu mau kasih nama apa anak kita?" Tanya Reyhan sambil mengenggam tangan Hulya.
"Hmmm gatau.. Kamu punya saran gak?" Tanya Hulya balik.
"Hmmm... Gimana kalau dikasih nama Raisa Putri Sandreyan"
Hulya menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju . "Tidak bagaimana jika orangtuamu tidak setuju dengan hubungan kita".
Mendengar nada cemas dari kekasihnya Reyhan segera memeluk Hulya.
"Kamu tenang ya mereka pasti setuju, kamu tinggal ikutin saja apa yang aku ucapkan, besok mereka akan kesini dan aku akan kenalkan kamu sama mereka" Ucap Reyhan menenangkan Hulya yang semakin mengeratkan pelukannya pada Reyhan.
"Jadi sekarang kamu mau kasih nama apa?" Tanya Reyhan membuat Hulya melepas pelukannya.
"Raisa" Ucap Hulya singkat
"Belakangnya?" Tanya Reyhan
"Gatau belakangnya tinggal lihat respon orangtua kamu" balas Hulya yang diangguki oleh Reyhan.
Keesokan harinya orangtua Reyhan benar benar datang ke Bali. Hulya diajak untuk makan malam bersama kedua orangtua Reyhan. Hulya sendiri sebenarnya tidak mau menyetujui permintaan kekasihnya itu, namun Reyhan ada benarnya juga lebih cepat lebih baik. Hulya benar benar menyiapkan mentalnya untuk bertemu calon mertuanya. Ia melamun sampai tidak sadar jika mobil Reyhan sudah berhenti didepan rumahnya.
"Lagi ngelamunin apa sih kok asik banget" Ucap Reyhan sambil menyentuh pundak Hulya.
"Kamu udah dateng?" Tanya Hulya.
"Ya, kamu sudah siap? Ayo berangkat mama sama papa udah nunggu dirumah" Ajak Reyhan.
Hulya hanya diam saja tanpa mengikuti Reyhan didepannya. Reyhan sadar jika kekasihnya tak mengikutinya,ia langsung berbalik badan menghadap Hulya.
"Tunggu apa? Ayo"
"Raisa" ucap Hulya ragu
"Oh.. ya Raisa mana? Kamu bawa dia ya"
"Tapi"
"Tapi apa? Aku kan mau ngenalin kamu sama kedua orangtua aku jadi bawa aja ya" ucap Reyhan menenangkan calon istrinya.
"Bentar ya,aku ambil dia" ucap Hulya pelan lalu meninggalkan Reyhan dan mengambil putrinya.
Setelah mengambil putrinya,ia segera meninggalkan rumahnya dan memasuki mobil Reyhan. Selama beberapa menit ia dan Reyhan memecah jalanan denpasar akhirnya mobil yang mereka tumpangi sudah berhenti dirumah minimalis milik Reyhan. Hulya segera turun sambil menggendong Raisa putrinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
RomantizmGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...