H-11

53.6K 2.5K 26
                                        

Sudah 13 bulan lamanya Hulya dan Reyhan menjalani pernikahan mereka, itu artinya sudah 9 bulan usia kandungan Hulya. Saat ini perutnya sudah membesar, ia juga  sudah mengurangi mualnya setiap pagi.

Berita pernikahannya dan Reyhan sudah lama tersebar gara gara Anggara. Saat Hulya kerumah sakit para pegawai selalu tersenyum ramah pada Hulya.

Sejak perutnya membesar Reyhan jadi overprotective terhadap istrinya, setiap makanan yang akan Hulya makan selalu ia cicipi lebih dahulu, dan itu justru membuat Hulya senang karena suaminya itu ternyata memiliki perhatian yang besar padanya.

Hulya juga sering uring uringan karena sikap Reyhan yang kekanak kanakan. Suaminya itu kadang iri terhadap Raisa yang mendapat perhatian lebih dari Hulya. Diumurnya yang sudah 1th Raisa sudah mulai aktiv bergerak kadang membuat Hulya kualahan dengan putrinya itu.

"Kamu kenapa diem aja" suara Reyhan mengalihkan aktivitas melamun Hulya.

"Kangen mama, papa, sama kak Kenan"

"Yaudah nanti kalo anak anak udah gedhe kita bawa mereka ke Bandung" ujar Reyhan sambil mengelus perut Hulya.

Belum sempat Hulya menjawab ia meringis menahan nyeri diperutnya. Melihat itu Reyhan panik bukan main, ia jadi ingat dulu saat Hulya hendak melahirkan Raisa.

Digendongnya Hulya lalu dibawanya istrinya itu ke rumah sakit dan ternyata dokter bilang kalau Hulya harus melahirkan saat ini juga. Reyhan segera mengurus administrasinya agar sang istri dapat mempercepat proses persalinannya.

Tak lama kemudin Hulya melahirkan putra pertamanya dengan Reyhan. Reyhan bahagianya bukan main. Ia mendapat seorang putra yang tampan dari istrinya. Wajah putranya mirip dengan dirinya dan itu membuat Hulya uring uringan melihatnya.

"Kamu kenapa sih" ucap Reyhan pada Hulya yang cemberut.

"Kok muka dia mirip kamu sih" jawab Hulya membuat Reyhan mencubit pipi istrinya itu

"Ialah dia anak aku" balas Reyhan.

"Aku juga ibunya. Tapi wajah dia 100% wajah kamu"

"Benar juga sih, itu artinya dia akan setampan aku" ujar Reyhan bangga menatap putranya yang berumur 2jam itu dalam box bayi disamping Hulya.

"Oh ya aku udah hubungi keluarga kita, mungkin mereka akan kesini besok" ujar Reyhan pada istrinya.

--------

Keesokan harinya rungan Hulya dipenuhi oleh anggota keluarganya dan Reyhan yang baru pulang dari Bandung.

"Cucu nenek ganteng banget sih mirip papanya" puji Ratna sambil menoel pipi cucu laki lakinya yang masih tertidur.

"Ia dek,kok gak ada mirip miripnya sama kamu, beda sama Raisa yang masih mirip kamu".

"Gatau tuh papanya curang" balas Hulya cuek membuat seluruh orang yang ada diruangan tersebut tertawa.

"Oh ya bun kak Kenan mana?" Tanya Hulya setelah penghuni dalam ruangan Hulya terdiam.

"Kakak kamu lagi meeting di Singapore, mungkin lusa dia nyusul kesini, oh ya kamu udah kasih nama apa belum buat anak kamu?" Tanya Rosa, bunda Hulya.

"Belum bun" balas Hulya seadanya.

"Gimana sih kok gak dikasih nama" protes Rosa.

"Dulu juga waktu Raisa lahir gak langsung dikasih nama bun "

"Itu beda,mungkin kalian masih bingung karena anak pertama, sekarang kalian masak gak punya ide sama sekali" gerutu Rosa pada putrinya.

Melihat sang istri dan ibu mertuanya berdebat, Reyhan mencoba menjadi penengah "Sudahlah jangan berdebat, aku punya usulan nama, bagaimana kalau diberi nama Rasya saja, jadi anakku namanya Raisa dan Rasya" ujar Reyhan.

HULYA   [COMPLETE]  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang