Selamat malam Senin untuk kamu yang selalu nganenin 🍃.
*selamat membaca*.
-------
Pagi harinya Hulya disibukkan dengan aktivitasnya seperti biasa,kali ini ia kerepotan karena kedua anaknya itu menangis tiada henti saat ayahnya hendak meninggalkan mereka, Reyhan pun juga sama kerepotannya dengan Hulya. Pasangan suami istri tersebut mencoba menenangkan kedua anak mereka.
"Papa gak bakal lama kok,cuma 3 hari" ucap Reyhan sambil mengelus punggung kedua anaknya.
Saat ini Hulya, Reyhan dan kedua anak mereka sudah berada di bandara untuk mengantar Reyhan ke Bandung. Disana ternyata sudah ada Sherlyn yang sudah duduk diruang tunggu bandara.
"Maaf pasti sudah menunggu lama,tadi anak anak rewel gak mau ditinggal papanya" ucap Reyhan pada Sherlyn yang duduk dikursi panjang.
"Ia gak apa apa mas,oh ya mereka anak anak kamu?" Tanya Sherlyn melihat dua bocah yang ada digendongan Reyhan.
"Ia mereka anak aku, dan wanita disamping aku ini adalah istri aku" balas Reyhan mengenalkan keluarga kecilnya pada Sherlyn.
"Halo Sherlyn,saya Hulya istrinya mas Reyhan" ucap Hulya memperkenalkan dirinya sambil mengangkat tangannya untuk bersalaman dengan Sherlyn.
"Saya Sherlyn,mas Reyhan pasti sudah banyak bercerita tentang saya bukan? Maafkan saya ya karena saya kalian jadi kerepotan begini,anak anak juga sepertinya tidak ikhlas berpisah dengan ayahnya" ucap Sherlyn yang merasa bersalah.
"Oh tidak apa apa,bagaimanapun juga ini menyangkut keluarga mas Reyhan jadi mau tidak mau mas Reyhan harus bertindak sebelum kelakuan Revan nanti semakin menjadi" ucap Hulya pada Sherlyn.
Setelah perbincangan singkat Hulya dan Sherlyn,Raisa tiba tiba mengeratkan pelukannya dileher sang ayah. Gadis itu memutuskan untuk libur sekolah demi mengantar sang ayah ke bandara.
"Sudah sayang jangan nangis lagi ya, kasihan mama kalo kakak sama adeknya nangis gini,mama gak boleh capek capek soalnya kan diperut mama ada calon dedek kalian" ucap Reyhan yang duduk dikursi panjang disamping tempat duduk Sherlyn. Rupanya Reyhan masih berusaha menenangkan kedua anaknya.
Perlakuan Reyhan yang hangat pada kedua anaknya sendiri itu tak luput dari pengelihatan Sherlun,wanita itu tersenyum melihat kehangatan dikeluarga kecil itu, hingga tanpa sadar Sherlyn mengelus perutnya yang masih rata.
Kegiatan Sherlyn yang mengelus perutnya itu tak luput dari pandangan Hulya. Wanita itu segera menghampiri Sherlyn dan membuyarkan lamunan wanita itu.
"Nanti saat kamu sampai di Bandung kamu gak usah takut sama orangtua mas Reyhan,mereka orang baik kok,kamu gak usah tegang dan takut mas Reyhan pasti akan bela kamu mati matian" ucap Hulya sambil menyentuh bahu Sherlyn .
"Eh,iya aku terimakasih banyak ya sama kamu yang sudah izinin suami kamu buat bantuin aku"
"Sudahlah tak apa,oh ya mungkin disana kamu akan menemukan fakta yang mengejutkan,tapi aku berharap semoga kamu menyikapi itu dengan biasa saja ya" ucap Hulya pada Sherlyn.
Mendengar permintaan Hulya membuat Sherlyn sedikit bingung,namun wanita itu tetap menuruti ucapan Hulya.
Tak lama kemudian pesawat mereka diumumkan akan melangsungkan penerbangan, Reyhan segera melepas kedua anaknya dari gendongannya. Pria itu bangkit dan mulai berjalan meninggalkan kedua anaknya juga istrinya.
Pesawat yang ditumpangi Reyhan dan Hulya sampai di Kota Bandung dengan selamat. Setelah menempuh perjalanan kurang lebihnya 2 jam Reyhan lebih dulu mengantar Sherlyn kehotel tempat wanita itu menginap.
Sherlyn lebih memilih untuk tinggal di hotel,sementara Reyhan memutuskan untuk pulang kerumahnya.
"Aku antar kamu sampai depan kamar kamu ya,aku mau langsung balik kerumah dulu,nanti kalo ada apa apa kamu hubungi aku,dan satu lagi kamu istirahat karena besok aku akan jemput kamu" ucap Reyhan panjang lebar pada Sherlyn.
"Ia,sebelumnya aku berterimakasih banyak sama kamu karena sudah bantu aku"
"Gapapa,aku balik dulu ya" pamit Reyhan lalu pergi meninggalkan Sherlyn.
Sepeninggalnya Reyhan dari depan kamar nya membuat Sherlyn memutuskan untuk segera memasuki kamar dan istirahat. Wanita muda itu butuh istirahat saat ini.
Sementara Reyhan saat ini sudah berada dalam taxi yang ia naiki. Pria itu juga langsung memutuskan untuk pulang kerumahnya karena sudah lelah.
"Assalamualaikum" ucap Reyhan saat memasuki rumahnya.
"Waalaikumsalam dek kapan kamu dateng? Kok gak ngomong sama kita,kalo kamu ngomong kan kita bisa jemput kamu di Bandara" ucap Sindi panjang lebar ketika melihat tamu yang datang.
"Emang kalo aku ngomong siapa yang bakal jemput? Kak Faldo? Mana mungkin" balas Reyhan sambil mendaratkan pantatnya dikursi ruang tamu.
"Ih kamu nyindir kakak kamu dosa tau, kalo kamu ngomong kan kakak bisa jemput kamu sayang" ucap Sindi pada adik iparnya yang baru datang.
"Ibu hamil gak baik keluyuran jauh jauh" balas Reyhan sambil mencomot kue yang ada ditoples dimeja ruang tamu.
"Mama mana kak?" Lanjut Reyhan bertanya pada kakak iparnya.
"Mama disini sayang,kamu pulang kok gak ngomong dulu sih,tau gitu kan biar mama yang jemput" ucap Ratna yang baru muncul dari dapur.
"Mama ini super dadakan soalnya" ucap Reyhan memeluk ibunya.
"Cucu sama menantu mama mana?" Tanya Ratna melepas pelukannya.
"Cucu mama kan sekolah,kalo menantu mama kan harus menemano cucu mama yang sekolah" balas Reyhan pada ibunya.
"Oh iya kamu benar,kamu istirahat dulu gih,terus gausah muncul sampe waktunya makan malam,gausah muncul sampe papa,kakak,sama adik kamu pulang,nanti biar mama yang panggil kamu keatas buat turun makan malam bareng kami" ucap Ratna sambil mencubit pipi putranya.
Karena memang Reyhan sudah lelah pria itu memutuskan untuk segera pergi ke kamarnya.
Reyhan memutuskan untuk mandi lalu tidur hingga sore. Setelah bangun sorenya pria itu memutuskan untuk menyelesaikan ibadah shalatnya dan membaca buku tentang kesehatan yang ia bawa ditasnya.
Asik dengan bukunya suara ketukan pintu menghentikan aktivitas membacanya, Reyhan segera membuka pintunya dan ternyata itu adalah ibunya yang menyuruhnya untuk turun.
*tok..tok..tok*
"Reyhan turun nak" ucap Ratna sambil mengetuk pintu kamar Reyhan.
"Reyhan shalat dulu ya ma" balas Reyhan sambil membuka pintu kamarnya.
Setelah sang ibu kembali,Reyhan memutuskan untuk melaksanakan ibadah shalat magribnya. Setelah shalat Reyhan turun dan ikut makan malam bersama keluarganya dan itu membuat tiga pria yang baru darang dari kantor terkejut melihat kehadiran Reyhan disana.
"Reyhan kapan pulang" tanya Alvin pada Reyhan.
"Tadi pagi pa" balas Reyhan singkat sambil mencium punggung tangan papanya.
"Kamu sendirian? Cucu papa mana?" Tanya Alvin lagi
"Cucu papa kan harus sekolah" balas Reyhan sambil menarik kursi dihadapan Revan.
Revan menatap Reyhan dengan tatapan tidak sukanya. Namun Reyhan hanya menatap Revan dengan tatapan datar. Malam ini Revan makan dengan tidak semangat karena melihat wajah kakaknya. Pria itu segera menghabiskan makan malamnya dengan cepat dan meninggalkan meja makan itu sehingga membuat anggota keluarganya yang disana saling bertatapan satu sama lain seolah melempar tanya melalui mata mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
RomanceGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...