Tak terasa sudah satu minggu Revan berada di Bali,itu artinya masa cutinya sudah habis. Segala cara Revan lakukan agar bisa bertemu dengan putrinya,namun usahanya itu berakhir sia sia karena Kenan dan Reyhan menyembunyikan Raisa dan Rasya ditempat yang sulit untuk Revan jangkau.
"Uncle Kenan kita kapan pulangnya? Aku kangen bi Mirna" ucap Raisa sambil memanyunkan bibirnya.
"Raisa sabar ya,kamu nikmati aja waktu kamu di villa ini sayang,uncle Ke pengen quality time sama kamu dan Rasya" balas Kenan sambil mencomot kue coklat dihadapannya.
Sejak kejadian dimana Reyhan dan Revan bertengkar Kenan memutuskan untuk menyewa villa yang letaknya agak jauh dari rumah mereka,setiap harinya Reyhan akan mengunjungi villa itu untuk menemui anak anaknya, bi Mirna sendiri tidak tahu kemana perginya majikan dan anak majikannya karena saat mereka meninggalkan rumah mereka hanya mengatakan jika mereka akan berlibur keluar negeri.
"Assalamualaikum" ucap suara bariton dari depan pintu villa mereka.
Raisa sangat hafal dengan pemilik suara ini,gadis itu segera berlari ketika mendengar suara papanya memasuki ruangan dan menghambur kepelukan papanya.
"Ihh kok papa aja yang dipeluk mamanya enggak" ucap Hulya sambil memanyunkan bibirnya.
"Mama aku kangen sama mama" ucap Raisa beralih memeluk mamanya.
"Sama sayang mama juga kangen sama Raisa,kamu sehat sehat aja kan ya,oh ya Rasya mana kok gak kelihatan?" Tanya Hulya melepas pelukannya.
"Rasya lagi tidur dek" ucap suara Kenan
"Kalian pulang kok gak ngasih kabar dulu sih,harusnya kan ngabari biar aku bisa bantu" lanjut pria itu.
"Sebenrnya Hulya masih belum boleh pulang sama dokter Adry,tapi berhubung adik kakak ini maksa akhirnya aku terpaksa ngerayu dokter Adry buat izinin Hulya pulang" jelas Reyhan sambil mengacak rambut istrinya.
"Kalian pasti capek kalian istirahat dulu sana dikamar sebelah, di villa ini cuma ada 2 kamar" ucap Kenan sehingga Hulya dan Reyhan pergi menuju kamar yang diucapkan Kenan.
---------
"Revan kamu sudah pulang sayang" ucap Ratna sambil menutup majalah dihadapannya ketika melihat putranya datang. Ya hari ini Revan sudah pulang ke Bandung.
"Ya" balas Revan singkat sambil terus melajukan langkahnya.
"Bagaimana kondisi cucu dan menantu mama,apa mereka baik baik saja?" Ucap Ratna membuat Revan menghentikan langkahnya.
Melihat putranya yang hanya diam dan tidak menjawab pertanyaannnya membuat firasat Ratna jadi tidak enak.
"Kenapa kamu diem aja,kamu udah ketemu sama mereka kan?" Ucap Ratna sambil menggoyangkan bahu putranya.
"Anak mama keterlaluan,dia misahin aku sama anakku sendiri" ucap Revan sambil mengepalkan tangannya,pria itu berlalu meninggalkan ibunya yang masih diam mendengar ucapannya.
Saat Ratna asik dengan fikirannya sendiri ponselnya berbunyi,dan ternyata Reyhan yang menghubunginya. Ratna segera mengangkat panggilan dari putranya itu.
"Assalamualaikum ma" ucap Reyhan melalui telfonnya.
"Waalaikumsalam sayang,bagaimana kabarmu dan keluarga kecilmu? Mama kangen" ucap Ratna pada putranya
"Alhamdulillah baik ma,sekarang anak dan istri Reyhan lagi tidur dikamar. Oh ya ma Revan udah sampai rumah?" Tanya Reyhan memastikan pada ibunya. Karena seingatnya ayaynya Alvin mengatakan jika Revan hanya tinggal selama satu minggu di Bali.
"Ya sayang,dia baru datang dan sekarang dia sudah ada dikamar,kamu baik baik aja kan sama adikmu? Kalian gak ribut kan? Tanya Ratna pada putranya.
"Kita ribut besar ma,tapi aku gak bisa ceritain ributnya sama mama lewat telfon, insyallah aku akan cerita sama mama kalo aku ke Bandung lagi" ujar Reyhan pada ibunya.
"Kamu mau ke Bandung lagi sama Hulya setelah kejadian itu?" Tanya Ratna bingung dengan ucapan putranya.
"Iya ma,memang kenapa?"
"Hulya memangnya mau? Dia pasti masih kaget sama kejadian waktu itu sayang, sudahlah jika istrimu masih belum siap kesini,mama juga ngrti kondisi istrimu" ucap Ratna pada putranya
"Insyallah Hulya mau ma,oh ya ma Reyhan tutup telfonnya dulu ya, Reyhan hanya mastiin aja kalau Revan pulang kerumah dengan selamat" ucap Reyhan lalu segera mematikan panggilannya dengan sang ibu tanpa mengucapkan salam penutup.
Setelah panggilannya dengan sang ibu berakhir,pria itu memutuskan untuk mengambil air didapur,namun saat ia hendak mengambil air kakak iparnya memanggilnya.
"Reyhan kakak mau bicara sama kamu" ucap Kenan ketika melihat adik iparnya keluar dari dalam kamar.
"Ia kak tunggu sebentar ya Reyhan ambil minum dulu Reyhan haus"
"Yasudah sana" usir Kenan pada adik iparnya itu.
Setelah mengisi tenggorokannya dengan air Reyhan segera meninggalkan dapur dan menghampiri kakak iparnya yang duduk didepan kolam renang.
"Ada apa kak" ucap Reyhan mengalihkan pandangan Kenan.
"Bagaimana kondisi keadaan Hulya dan calon keponakanku" tanya Kenan
"Sejuh ini Hulya dan calon anakku baik baik saja kak,tapi kita masih tidak bisa memprediksi untuk kedepannya, kondisi kandungan Hulya akan melemah jika ia terlalu banyak fikiran kak" jelas Reyhan pada Kenan.
"Apa aku harus cuti kerja selama 9 bulan untuk menjaga Hulya dan keponakanku ya" ucap Kenan sambil menatap kolam renang yang tenang didepannya.
Reyhan terkejut bukan main mendengar ucapan sang kakak ini,saat ini Reyhan bisa melihat jelas tulusnya kasih sayang seorang kakak untuk adiknya.
"Kakak tidak boleh melakukan itu,sudah ada aku yang akan menjaga Hulya dan anak anak kak,kakak fokus bekerja saja, dan tolong kak rahasiakan masalah ini dari orangtua kakak" ucap Reyhan membuat Kenan menatapnya dengan tatapan intens.
"Kenapa?"
"Karena ini permintaan Hulya" balas Reyhan singkat,sebenarnya ia juga ingin agar orangtua Hulya tidak tahu masalah yang sebenarnya,bisa jadi orangtua Hulya akan marah dan ia akan kena imbasnya saat mertuanya itu tahu cerita yang sebenarnya.
"Aku bisa membantumu,tapi aku tidak bisa menjamin mulut adikmu bisa dijaga" ucap Kenan cuek.
"Aku akan buat Revan bungkam kak"
"Terserah kamu,kakak percaya sama kamu yang pasti saat ini kakak hanya ingin agar Revan tidak menemui Raisa. Kakak tidak ingin Raisa tahu jika ayah kandungnya adalah Revan. Revan tidak berhak atas Raisa meski separuh darah yang ada dalam tubuh Raisa adalah milik Revan" ucap Kenan lalu bangkit dari duduknya meninggalkan Reyhan yang masih mematung ditempat duduknya.
Mendengar ucapan Kenan membuat Reyhan merasa bersalah sekaligus malu. Ia merasa bersalah atas tingkah laku adiknya itu,ia juga merasa malu karena memiliki adik seperti Revan,sebagai seorang ayah dan suami saat ini prioritas Revan adalah istri dan anaknya bukan yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
HULYA [COMPLETE] ✔
RomanceGadis 18th yang harus mengorbankan masa depannya akibat kesalahan yang telah ia lakukan bersama kekasihnya yang lari dari tanggung jawab. Namun entah suatu keberuntungan atau kesialan baginya, ia bertemu seseorang yang mau bertanggung jawab namun o...