💨 14. Kelas Baru 💨

16.3K 1.6K 60
                                    

"Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap Muslim.”(HR. Ibnu Majah).

Mengapa wajib? Imam Abdullah menjawab, “Dengan ilmu kita bisa mengetahui bahwa yang wajib adalah wajib, yang sunnah adalah sunnah, yang haram adalah haram. Tidak hanya itu, selain mengetahui hukum tiap perbuatan, seseorang dapat menunaikan tugas-tugasnya sebagai hamba Allah Subhanahu Wata’ala dengan sebaik-baiknya, karena didasari ilmu.”

☁☁☁

Kenapa bisa ada Arfan, disaat Zaphika sampat memikirkan perkataan Arfan tadi. Zaphika merasa mendapatkan mainan baru melihat Arfan tidur di kelas. Dia menyobek sedikit kertas lalu meremasnya, sehingga membentuk bentuk bulat yang tidak beraturan.

Zaphika menengok kanan-kiri, depan-belakang, khawatir ada orang yang melihatnya, namun sepertinya orang-orang sedang fokus memperhatikan dosen. Zaphika melemparkan kertas tadi dengan pelan, dan tepat mendarat di pipi Arfan.

Sontak Arfan terbangun karena kaget. Zaphika pura-pura tidak melihat dan menghadapkan wajahnya ke arah kiri, agar Arfan tidak melihat wajahnya yang sedang cengengesan sekarang.

Arfan yang baru bangun, mencari-cari sosok yang melemparnya kertas. Pandangan matanya sempat liar, namun sosok yang ada di sampingnya ini sangat mencurigakan. Arfan tidak mungkin tidak tahu kalau itu Zaphika, karena di kampus ini tidak ada mahasiswa yang berjilbab lebar selain Zaphika.

Namun Arfan tetap harus memastikan jika tebakkannya benar. Jika memamg benar itu Zaphika, kenapa bisa dia ada di kelas jurnalistik? Dan berani sekali dia melempar Arfan dengan kertas, padahal tak ada satu pun orang yang berani memperlakukan Arfan seperti itu, bahkan dosen sekalipun.

Setelah cukup lama menyembunyikan wajahnya dari Arfan, Zaphika mulai menengok untuk memastikan apakah Arfan tidur lagi atau tidak. Saat baru saja menoleh ke arah Arfan, rupanya mata Arfan masih terfokus kepadanya, membuat Zaphika kelabakan kaget. Arfan menatapnya tajam, tatapan itu bisa terbaca oleh Zaphika.

Arfan cukup menghargai dosen yang tengah menerangkan di depan, jadi dia memilih untuk tidak bicara dengan Zaphika, walau dia sangat ingin.

☁☁☁

"Kenapa lo ada di kelas ini?" Tanya Arfan, ketika mata kuliah baru saja selesai dan hanya menyisakan beberapa mahasiswa di dalam kelas.

Zaphika yang tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam tas melihat ke arah Arfan, yang sudah berdiri di samping mejanya.

"Kenapa nggak boleh?"

"Bukannya lo jurusan tata busana, atau jangan-jangan lo salah kelas?"

Setelah selesai mengemasi barang-barangnya, Zaphika menggendong tasnya kemudian berdiri.

"Mulai hari ini aku masuk jurusan jurnalistik."

Arfan mengernyit. "Kenapa?" Sebenarnya Arfan merasa ragu untuk menanyakan ini. Apakah harus dia ingin tahu?

"Kepo deh.." jawab singkat Zaphika, kemudian ia berlalu melewati Arfan.

Arfan menarik tas gendong Zaphika, membuat Zaphika terpekik dan mundur sedikit.

"Lo yang tadi lempar gue pake kertas?" Seolah tahu apa yang akan Arfan lakukan setelah menanyakan ini, Zaphika merasa dia ada dalam bahaya. Zaphika bersiap siaga untuk berlari.

"Sorry," ucapnya dan langsung kabur.

Arfan tidak ingin mencari tahu kenapa Zaphika pindah jurusan, tapi dia cukup penasaran. Memang sedikit aneh kemarin Zaphika mengikuti perlombaan tata busana, sekarang tiba-tiba dia ada di jurusan jurnalistik, sangat membingungkan.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang