"Tidak maukah kamu berterima kasih kepada Allah?"
☁️☁️☁️
Mesjid yang luas, namun tak sebanding dengan jumlah orang yang singgah ke sana. Arsitekturnya sangat unik, dengan kuba yang terbuat dari emas, terlihat sangat mewah. Tapi, sayang jika hanya dijadikan pajangan saja, untuk menunjukan seberapa mewahnya kampus ini. Allah tak butuh itu, Allah Maha Kaya. Allah pemilik bumi dan seluruh isinya. Allah hanya ingin manusia mengabdi kepada-Nya, bukan sibuk bermewah-mewahan.
Di dalam mesjid itu, sudah ada Zaphika. Renita dan Aisyah sedang berkumpul. Hanya mereka bertiga saja, tidak ada lagi yang lain. Zaphika ingin mendapatkan bimbingan dari Aisyah, ia begitu antusias, berbeda dengan Renita yang terlihat tidak bersemangat.
“Baik, mungkin ini pertemuan pertama kita untuk sharing ilmu,” ucap Aisyah mengawali pertemuan hari ini. “Nah dari kalian, apakah ada request mau bahas apa?” tanya Aisyah.
Zaphika dan Renita saling melihat, banyak sekali yang ingin Zaphika tanyakan, tapi dia harus mencari pembahasan yang tepat untuk Renita, agar Renita paham dan tidak selalu terpaksa dalam berhijrah.
“Bagiamana caranya, membuat hati seseorang tergugah untuk bertobat?” tanya Zaphika.
Aisyah berdehem sejenak. “Hmmm....setiap orang berbeda-beda, ada yang berubah ketika dia mengalami banyak masalah, ada juga yang berubah kerena memang hatinya tersentuh, bahkan ada juga yang memang hatinya merasa kosong,” jelas Aisyah, ia mengambil jeda. “Mungkin antara ibu dan kalian pun berbeda, yang jelas tugas kita sebagai orang yang sudah tergugah hatinya, mengajak orang lain agar tergugah juga, jangan hanya menyelamatkan diri sendiri. ”
“Nah, harus seperti apa, saya mengajaknya, agar orang yang saya ajak sadar?” Zaphika kembali bertanya dengan bersemangat.
“Ajaklah dengan cara yang baik, jangan memaksa. Dalam Al-Qur’an disebutkan tidak ada paksaan dalam memeluk Islam. Jadi sampaikanlah dari hati, seperti dakwah Nabi pada para sahabatnya, contoh saat Nabi berdakwah kepada istri dan Abu Bakar sahabat terdekatnya. Beliau menymapaikan dari hati dengan cara yang lembut dan tidak memaksa, bayangangkan kalau Rasulullah menyampaikan dengan cara yang kasar, mungkin sudah kabur umatnya. Dan jangan lupa berdo'a. Kalian tahu, bagaimana kisah Umar bin Khattab masuk Islam?”
Zaphika menggelengkan kepalanya, Renita bergeming, sudah jelas dia tidak tahu.
Aisyah menghela napas panjang. “Jadi dulu, sahabat Umar awalanya sangat membenci Nabi, bahkan beliau pernah berniat untuk membunuh Nabi, tapi apa, Nabi tidak pernah menaruh dendam padanya atau berkata kasar sedikit pun, justru Nabi, mendo’akannya agar Umar masuk Islam. Dan Allah kabulkan itu, dalam waktu yang cepat Umar berubah drastis. Beliau menjadi orang begitu mencintai Islam, bahkan Nabi pun sangat ia cintai. MasyaAllah..”
Yah, Zaphika sadari, dia tidak ada sisi lemah lembutnya sama sekali, masalah apapun selalu terbawa emosi. Tidak pernah berpikir panjang dan terkadang bertindak gegabah. Masih sulit baginya untuk menahan emosi dan menyembunyikan kemarahannya. Ia sudah pernah belajar berkali-kali. Namun, tetap saja gagal, hanya bertahan beberapa hari, kemudian kembali seperti semula.
“Bagaimana caranya supaya kita bisa istiqomah lembut terus dalam berbagai kondisi seperti Nabi?” tanya lagi Zaphika.
Aisyah mengembangkan senyumnya, merasa sedikit lucu dengan pertanyaan Zaphika. “Kita tidak diwajibkan untuk bersikap lemah lembut, yang diharuskan itu berdakwah dengan cara yang baik, tidak memaksa, tidak menghujat dan yang lainnya. Mau lemah lembut atau tegas seperti Umar, tidak masalah, asal jangan menyakiti hati, tapi sentuh hatinya dengan Ayat-ayat Allah agar dia mau bertobat. Umar pun tidak selembut Nabi, tapi Umar berhasil membuat Islam berada pada masa kejayaannya.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
SpiritualSUDAH TERBIT ( SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS ) (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya un...