💨 49. Harus move on 💨

11.1K 1.2K 194
                                    

49. Harus move on

"Yang lalu biarlah berlalu, terimalah keadaan sekarang dan jalani dengan penuh rasa syukur."

☁️☁️☁️

Ih... Mulai deh kak Arfan nyebelin!!!!

Zaphika menggerutu kesal dalam hati, dia sangat malu akibat ulah perutnya, hingga kini wajahnya pun memerah, karena Arfan malah menertawakannya.

"Enggak, aku nggak lapar," elak Zaphika. Bohong! Sebenarnya Zaphika sangat lapar.

"Masa? Perut lo udah bunyi gitu, masih mau ngelak?" Arfan tampaknya senang membuat Zaphika cemberut.

"Enggak, itu bukan bunyi perut aku, perut kak Arfan kayaknya." Zaphika kembali mengelak dengan jawaban yang membuat Arfan semakin menertawakannya, karena sudah jelas itu suara perut Zaphika bukan perutnya.

Arfan tampaknya mengerti, Zaphika pasti merasa malu dan jelas Zaphika pasti sangat lapar, karena itu Arfan mengeluarkan roti dari dalam tasnya.

"Nih! Kalau lo lapar makan ini!" Arfan menyodorkan rotinya ke arah Zaphika.

Zaphika tampak malu-malu Tapi mau, namun ia tetap memilih mempertahankan harga dirinya dengan menolak pemberian Arfan, meskipun perutnya sangat lapar.

Tapi, Zaphika perhatikan,  roti yang Arfan sodorkan tampak menggiurkan, membuat Zaphika ngiler.

"Aku nggak lapar kak Arfan, udah makan aja sama kak Arfan." Zaphika kembali berbohong demi mempertahankan harga dirinya.

"Bohong lo! Udah jelas lo lapar," sergah Arfan yang masih menyodorkan rotinya ke arah Zaphika. "Gue udah kenyang, jadi ini roti gue kasih ke elo, kalau lo nggak mau, gue bakal kasih ke yang lain."

Zaphika sebenarnya mau, tapi ia tidak mau mengakuinya, namun tetap saja hatinya tak bisa berbohong, Zaphika sampai menelan air ludahnya berkali-kali, sangking ngiler nya.

Zaphika memegang rotinya, karena tangannya begitu menginginkannya, tapi ia tetap tidak mau harga dirinya terkoyak.

"Kasih aja ke orang lain, aku nggak lapar," ucap Zaphika, namun tangannya menarik-narik roti dari tangan Arfan.

Kembali Arfan dibuat bingung oleh Zaphika, mulut Zaphika bilang tidak mau, tapi tangannya menarik-narik roti yang ada di tangan Arfan. Sudah jelas itu tanda kalau Zaphika mau tapi malu, Arfan kembali menyunggingkan senyumnya, kemudian ia melepaskan tangannya dari roti itu, agar Zaphika mengambilnya.

"Udah itu buat lo, nggak usah malu, biasanya juga kan lo nggak tahu malu!" pinta Arfan, ia pun pergi ke dalam masjid meninggalkan Zaphika.

Zaphika mendengus, sembarangan Arfan menyebutnya tidak tahu malu. Tapi tidak apa-apa yang penting Arfan pergi, karena ia sudah tidak tahan menahan rasa malu dan lapar.

Zaphika tengok dulu sekitar, khawatir masih ada Arfan di dekatnya. Namun tampaknya, Arfan sudah sangat jauh. Zaphika pun mulai membuka kemasan roti dan tak sabar ingin menyantap rotinya.

Arfan melihat Zaphika dari kejauhan, di tempat yang tak terlihat oleh Zaphika, dan kembali ia tersenyum melihat ulah Zaphika yang ada-ada saja.

Tampaknya Zaphika harus segera pergi sebelum ia bertemu lagi dengan Arfan. Zaphika bergegas menuju kantin untuk membeli beberapa makanan, kemudian kembali ke kamarnya.

Zaphika masih merasa aneh dengan dirinya, kenapa jantungnya terus berdegup kencang ketika ada Arfan dan ia selalu salah tingkah. Jangan sampai ia benar-benar suka pada Arfan.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang