"Aku tidak mau menjadi ahli ibadah yang tak pandai berdakwah."
☁️☁️☁️
"Alhamdulillah... Jadi untuk ke depannya, Arfan yang akan memimpin rapat ya, Ibu hanya sebagai pembina saja,"ucap Aisyah, ia mengambil jeda sejenak. "Sekarang kita langsung saja mulai rapatnya," lanjutnya.
Renita masih senyum-senyum tidak jelas, sebaliknya Zaphika tampak masih sangat bingung dengan Arfan yang sekarang.
"Untuk jabatan lainnya sementara ini yang dibutuhkan adalah sekretaris dan bendahara," ucap Aisyah kemudian ia melihat ke arah Zaphika dan Renita. "Zaphika, Renita silahkan kalian pilih mau jabatan yang mana?"
Keduanya saling melihat satu sama lain, seolah sedang berbicara lewat mata, karena tak bersuara. Zaphika sendiri bingung, dia tidak suka menulis, dia juga tidak mau memegang uang karena amanahnya sangat besar. Kedua-duanya sama-sama tugas yang berat, jadi mereka berdua memilih diam.
"Kenapa diam terus? Kalian mau yang mana?" Tanya lagi Aisyah.
"Terserah ibu aja deh Bu, saya bingung," jawab Zaphika.
"Kalau gitu Zaphika sekretaris, Renita bendahara ya," tunjuk Aisyah.
Mereka tidak menolak, tidak juga mengiyakan. Aisyah mengartikan diam mereka berarti iya. "Ya sudah sekarang kita lanjut ke inti acaranya ya," lanjut Aisyah.
Aisyah menghela napasnya panjang. "Insyaallah untuk pengisi, ibu sudah mengundang ustadz yang pas untuk remaja. Sekarang kita tinggal menyusun rundown acaranya. Apakah ada masukkan, selain mendengarkan ceramah mau ada acara apalagi?" Tanya Aisyah.
Beberapa saat mereka terdiam, memikirkan apa yang Aisyah tanyakan. Sampai akhirnya Arfan yang bersuara lebih dulu.
"Bagaimana kalau diadakan nonton bareng?" Usul Arfan.
"Nonton apa?"
"Misal kisah sahabat atau video motivasi islami."
Aisyah berpikir sejenak, ia rasa tidak ada salahnya dengan ide Arfan. "Boleh, yang lain ada ide lagi?"
"Kalau game gimana Bu? Biar nggak bosen, jadi sedikit ada hiburan?" Usul Zaphika.
"Game apa?"
Zaphika memutar bola matanya dan membiarkan bola matanya singgah di atas, menatap langit-langit, meskipun tidak ada jawaban di sana. Beberapa detik kemudian ia kembali melihat Aisyah.
"Belum kepikiran Bu, nanti saya cari dulu" jawab Zaphika.
"Oke, ibu tunggu. Ibu juga mau memberikan hadiah untuk yang datang lebih awal dan juga untuk lima orang yang bertanya."
"Bu, kan kita belum punya uang kas, darimana kita membeli semua hadiahnya?" Tanya Renita.
"Kita punya pemasukkan awal dari direktur kampus Harmand, ini yang kita pakai untuk acara nanti. Kedepannya kita akan adakan infaq juga dana usaha, sebagai sumber pemasukan," jawab Aisyah. "Nanti ibu akan serahkan uang pemasukkan dari bapak direktur ke kamu ya Renita, nanti juga kamu ditemani Zaphika yang akan belanja barang-barang yang dibutuhkan nanti."
"Insyaallah Bu."
Mereka rapat hingga dua jam lebih, menyiapkan acaranya dengan sangat matang, tentu untuk launching haruslah semenarik mungkin, agar bisa menarik hati orang-orang agrar mau mengikuti acara ini lagi nanti.
Setelah selesai rapat, Zaphika dan Renita memilih pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang memberontak terus sejak tadi. Ternyata Arfan pun pergi ke kantin. Arfan memilih tempat duduk lebih Dalu tanpa menghiraukan Zaphika dan Renita yang ada di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
SpiritualSUDAH TERBIT ( SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS ) (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya un...