SUDAH TERBIT ( SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS )
(Spiritual-fiksi remaja)
"Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.."
Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya un...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sesuai hasil voting kemarin, jumlah terbanyak dimenangkan oleh Zaphika ..
Jadi sekarang, cus update ini dulu ya..
☁️☁️☁️
"Jangan pernah takut untuk mencoba. Apapun hasilnya, setidaknya kita sudah mencoba, bukan diam dan hanya bisa berprasangka buruk."
☁️☁️☁️
Zaphika seketika terdiam mendengar perkataan Renita. Jangan bilang kayak kak Arfan?
Maksud Renita?
"Ya...ya enggaklah," jawab Zaphika segera.
"Jangan bohong! Dosa!"
Zaphika segera menutup mulut Renita, karena Arfan semakin mendekati mereka. "Stop! Kak Arfan mau ke sini," ucap Zaphika dengan suara pelan, dan terkesan berbisik.
"Ada yang mau gue bicarain sama kalian berdua," ucap Arfan dengan tiba-tiba, membuat keduanya kaget. Renita segera mengenyahkan tangan Zaphka dari mulutnya.
"Bicara apa?" tanya Zaphika bingung.
“Kita bicara di Taman.”
Mereka berdua menuruti Arfan pergi ke Taman. Arfan memilih Taman, karena suasananya sangat ramai, dan untuk menghindari fitnah juga, karena dirinya menjadi satu-satunya cowok.
Taman kampus Harmand memang unik, banyak beragam bunga-bunga indah di sana yang tertata rapih. Arfan duduk di kursi kayu kecil yang berjajar di sana, di tengah-tengahnya terdapat meja bulat berukuran kecil.
Renita dan Zaphika duduk di seberang Arfan tersekat meja. Banyak orang yang juga duduk di sekitra mereka, ada yang mengerjakan tugas, ada juga yang hanya ngerumpi sambil ngemil-ngemil dan ada juga yang hanya sekedar bersantai.
“Apa yang mau dibicarain?” tanya Zaphika mengawali.
Arfan menghela napas panjang. “Gue mau ngomongin kegiatan DKM selanjutnya, anggota DKM hanya ada sedikit, dan dua cowok yang kemarin baru bergabung, belum bisa banyak berkontribusi_”
“Kenapa?” Zaphika menyela.
“Wajar, mereka baru hijrah, jadi terkadang masih labil.”
“Aku juga baru hijrah, tapi aku bisa konsisten di sini.” Renita menanggapi.
“Setiap orang kan beda-beda, kita nggak bisa menyamaratakan semua orang.”
“Jadi kita mau gimana?” tanya Zaphika.
“Kita gencarkan lagi berdakwah, agar orang-orang makin banyak yang mau masuk DKM.”
