💨 29. Berbuat baik 💨

16.8K 1.5K 196
                                    

"Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu”
(Al-Qashas: 77)

☁️☁️☁️

"Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada Zaphika, karena sudah bersedia menghadiri undangan saya," ucap Wijaya. Zaphika hanya menjawab dengan anggukan, seolah tak ingin berlama-lama.

"Saya juga meminta maaf, karena malam itu saya mendadak pergi," lanjut Wijaya.

"Iya tidak apa-apa, Pak." Zaphika akhirnya menjawab.

Hening seketika, waktu terasa berhenti, Wijaya tampak bingung akan memulai pembicaraan, sementara Arfan masih terlihat penasaran.

"Jadi, apa yang akan Bapak bicarakan dengan saya?" Tanya Zaphika.

Wijaya mulai mematangkan setiap kalimat yang sudah ia susun di kepalanya.

"Kamu kenal cucu saya yang bernama Daniel bukan?" Tanya Wijaya.

Zaphika membelalakkan matanya, seperti sudah menduga jika firasatnya benar, Wijaya pasti akan memintanya menjalani ta'aruf jangka panjang dengan Daniel.

"Iya," jawab Zaphika singkat.

"Jika kamu berkenan, saya ingin kamu menjalin hubungan dengannya."

Zaphika tak berkutik, ia menghormati Wijaya sebagai Direktur kampus Harmand, tapi bukan berarti dia harus menerima permintaannya. Zaphika sadar dia sedang berbicara bukan dengan sembarang orang, jadi dia harus menjaga bahasanya, ia mencari kata yang sopan, dan diksi yang tepat untuk menolak permintaan Wijaya.

Tapi, apalah Zaphika yang tak pandai menyusun kata, diksinya pun berantakan.

Wijaya tampak menunggu-nunggu jawaban Zaphika, sementara Arfan semakin bingung dengan permintaan kakeknya itu.

"Maaf sebelumnya Pak_"Zaphika menghentikan perkataannya sejenak, menarik napas dalam-dalam dan menghembuskan nya perlahan.

Wijaya sudah bisa menebak kemana arah jawaban Zaphika. Diawali dengan kata maaf, bukankah itu pertanda penolakan secara halus?

Zaphika duduk tegak dengan tatapan mata tajam, agar jawabannya semakin meyakinkan.

"Saya tidak pacaran, jadi saya tidak bisa menjalani hubungan dengan cucu Bapak."

Wijaya menyunggingkan senyumnya, sikap Zaphika mirip Arfan yang di matanya sok suci, juga mirip ayah dan ibu Arfan.

"Saya tidak meminta kamu menjadi pacar Daniel, tapi nanti setelah lulus kuliah menikahlah dengannya."

Sontak mata Zaphika membulat selebar-lebarnya. Arfan pun tampak sangat kaget dengan pernyataan kakeknya yang mendadak. Sekarang Arfan tahu, kenapa kakeknya menanyakan soal Zaphika padanya, rupanya ini alasannya.

"Saya belum terpikirkan jauh ke sana, sekarang saya masih fokus kuliah," tolak Zaphika.

"Saya juga tidak meminta kamu menjawab sekarang, pikirkan saja dulu." Wijaya mengambil jeda. "Saya berharap kamu mau menjadi bagian dari keluarga Harmand."

☁️☁️☁️

Zaphika ke luar dari kediaman Harmand, ia menolak tawaran Wijaya untuk ikut naik mobilnya menuju kampus Harmand. Zaphika merasa risih, jadi dia memilih naik bus saja.

Beberapa saat Zaphika menunggu bus, namun bus tak kunjung juga melewat di depannya, lelah berdiri Zaphika duduk di kursi panjang yang ada di sepanjang trotoar sambil memikirkan perkataan Wijaya dan perubahan Daniel. Zaphika masih bertanya-tanya, ada apa dengan Daniel? Kenapa Daniel jadi suka padanya? Ini sungguh sulit dimengerti.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang