44. Suka
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."
(QS. At-Tahrim 66: Ayat 6)
☁️☁️☁️
Dibalik kerasnya hati Heri, Heri pun hanya seorang ayah biasa, seperti kebanyakan ayah pada umumnya, yang menyanyangi anaknya dan selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Heri pun begitu.
Heri memikirkan keras penawaran Wijaya Harmand, memang ia sadari, kalau dirinya terlalu cepat mengambil keputusan untuk menerima Daniel sebagai calon menantunya tanpa berpikir panjang, yang ada di pikirannya ketika itu hanyalah kerjasama bisnis, tak ia perhatikan perasaan Zaphika sedikit pun.
Heri berulang-ulang memikirkannya, benarkah yang ia lakukan ini demi kebaikan anaknya? Atau karena kerakusannya?
Heri mendiamkan semua orang di rumahnya, selain karena marah, ia juga sedang memikirkan kembali keputusannya untuk menjodohkan Zaphika dengan Daniel. Mempertimbangkan banyak hal, termasuk masukkan dari istrinya dan perasaan Zaphika.
Setiap hari Heri menerima pesan dari Zaphika yang isinya sebuah untaian kalimat yang cukup menyentuh hatinya, entah itu pagi, siang, sore hingga malam, Zaphika terus mengirimnya pesan tiada henti.
Heri tak pernah membalas, ia hanya membacanya saja.
“Papi selamat beraktivitas, semoga Papi selalu dalam lindungan Allah, dan semoga semua ativitas Papi hari ini dilancarkan oleh Allah.
Zaphi sayang Papi. Papi jangan marah lagi ya sama Zaphi.”
Itu pesan yang dikirim Zaphikan pagi hari, belum pesan yang dikirm tiap siang, sore hingga malam.
“Makasih, Papi udah menjadi sosok ayah yang luar biasa, yang selalu memikirkan apa yang terbaik buat Zaphi dan selalu mencukupi semua kebutuhan hidup Zaphi. Zaphi janji, Zaphi akan memberikan Papi yang terbaik, Papi percaya sama Zaphi ya, Zaphi sayang Papi.”
Dan masih banyak pesan dari Zaphika lainnya yang ia kirim tiada henti. Meskipun Heri tak pernah membalas satu pun pesan Zaphika, tapi ternyata hatinya tersentuh. Rasa sayangnya pada Zaphika pun bertambah, ia ingin memberikan yang terbaik untuk Zaphika, bukan terus memaksakan Zaphika untuk menuruti kemauannya.
Sudah empat hari lebih Heri mendiamkan istri dan anaknya, akhirnya ia memantapkan hati untuk membiarkan Zaphika memilih jalan hidupnya sendiri selama itu tidak melewati batas-batas.
Heri menghampiri Zaphika dan Rita yang tengah duduk di sofa ruang keluarga, dengan wajah yang sangat datar, demi menjaga harga dirinya, ia berkata, “Papi akan menolak lamaran pak Wijaya Harmand.” Heri langsung pergi begitu saja setelah mengatakan itu.
Zaphika dan Rita mematung, ingin mendengar sekali lagi perkataan Heri, namun tampaknya tidak ada siaran ulang, karena Heri langsung pergi tanpa kata dan tanpa ekspresi.
“Mi, tadi Papi bilang apa?” tanya Zaphika untuk meyakinkan bahwa pendengarannya tidak salah.
“Kalau Mami nggak salah dengar ya, tadi Papi kamu bilang, kalau dia akan menolak lamaran pak Wijaya Harmand.”
Ternyata apa yang didengar Zaphika dan ibunya sama, Zaphika langsung menjerit, kemudian loncat-loncat. Ia sangat bahagia, akhinya hati keras ayahnya luluh juga.
Alhamdulillah…
☁️☁️☁️
Heri menemui Wijaya di sebuah restoran mewah, sengaja ia menjamu Wijaya dengan hidangan yang lezat karena merasa tidak enak untuk menolak lamarannya kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
Духовная литератураSUDAH TERBIT (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya untuk berkuliah di tempat yang jau...
