46. Bohong
"Satu kebohongan akan melahirkan kebohongan lainnya, untuk menutupi kebohongan yang pertama."
☁️☁️☁️
Arfan masih melihat ke arah Zaphika, membuat semua mata yang hadir dalam rapat, ikut melihat ke arah yang Arfan lihat.
Mereka tampak terkaget melihat sosok Zaphika, karena rapat sudah berjalan cukup lama, tapi Zaphika baru datang dengan wajah tanpa dosanya.
Zaphika yang merasa semua orang memperhatikannya, memberi senyum palsunya dengan terpaksa.
Arfan kembali menatap semua yang hadir dalam rapat agar kondisi aman kembali, kemudian menghela napasnya sejenak.
"Baik, terima kasih atas kehadiran semua anggota DKM, dan terima kasih bagi yang sudah mengumpulkan tugasnya, kita akhiri rapat kali ini dengan mengucap istighfar, doa akhir majelis dan Hamdallah," ucap Arfan mengakhiri rapatnya.
Zaphika terbelalak, dia baru saja datang kenapa rapatnya malah sudah selesai?
Mendengar penutupan dari Arfan, sontak beberapa orang menertawakan Zaphika yang baru datang, namun acara sudah selesai.
Sial! Sial! Sial! Kenapa rapatnya malah ditutup, pasti kak Arfan sengaja!!!
Zaphika kembali menggerutu dalam hati, kesal! Dia sudah susah payah datang ke sini hingga mengorbankan harga dirinya, tapi rapatnya malah sudah selesai.
Semua yang hadir membaca doa yang Arfan sebutkan tadi, kemudian membubarkan diri.
Arfan tersenyum melihat ekspresi Zaphika yang tampak kesal, kemudian beralih mengambil tasnya yang tergelatak di atas tikar masjid.
Sementara itu, Renita terheran-heran melihat Zaphika, ia menghampiri Zaphika yang tampak kesal.
“Lo bilang sakit perut, bohong ya?” tanya Renita langsung.
Zaphika terkaget mendapatkan pertanyaan dari Renita yang terkesan tiba-tiba, tanpa menyapanya terlebih dahulu.
Bola mata Zaphika bergerak ke atas, ke kiri, kemudian ke kanan, ia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya pada Renita. Tapi, masa iya dia harus berbohong lagi?
Benar saja kata pepatah, satu kebohongan akan melahirkan kebohongan lainnya, untuk menutupi kebohongan yang pertama.
Kini, Zaphika harus berbohong lagi demi menutupi kebohongannya yang pertama.
“Ta…tadi gue beneran sakit perut kok,” jawab Zaphika kikuk.
“Kok udah sembuh lagi?”
“Kan.. kan.. kan.. gue udah buang air besar, jadi nggak sakit lagi,” elak Zaphika.
Renita tampaknya masih belum percaya dengan jawaban Zaphika, ia yakin Zaphika seperti ini karena Arfan, bukan karena sakit perut. Kembali Renita melihat Zaphika penuh selidik.
“Zaphika.” Seorang laki-laki memanggil Zaphika dengan suara yang sangat khas, hingga Zaphika mampu mengenali suara itu. Namun ada yang aneh, tak biasanya suara itu membuat jantung Zaphika berdebar-debar.
Zaphika menoleh dan tampak kaget melihat Arfan menghampirinya. Sontak, bayangan Arfam saat mengatakan, lo suka sama gue. Terlintas di pikirannya yang membuat Zaphika sangat malu. Zaphika harus bersikap biasa, jangan sampai Arfan membenarkannya.
Zaphika berdiri dari duduknya, diikuti Renita, kemudian berkata, “Kak Arfan kejadian kemarin cuma bercanda ya, jadi Kak Arfan jangan anggap serius!” Zaphika menegaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
EspiritualSUDAH TERBIT ( SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS ) (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya un...