💨 39. Revisi💨

9.3K 1.3K 99
                                    

39. Revisi

"Sukses terdiri dari kegagalan yang tak pernah menyerah."

☁️☁️☁️

Zaphika segera merevisi tulisanya setelah mendapatkan kritikan pedas dari Arfan. Ia masih merasa kesal menggebu-gebu pada Arfan, yang mengkritik tanpa memberi solusi, dan malah mengatakan tulisannya lebih jelek dari pada tulisan anak SD.

Sembarangan!!!! Zaphika tak terima!!!

Zaphika yang kini sudah duduk di kursi meja belajarnya, menyalakan laptopnya dengan raut wajah yang tampak teramat sangat kesal. Dengan bersemangat dan emosi yang meledak, Zaphika membuka file tentang azab yang ia tulis kemarin.

Ia baca berulang-ulang, ia tambahkan titik, koma dan tanda baca lainnya yang ia tahu, namun tampaknya Zaphika belum begitu menguasai penempatan tanda baca, dia harus mencari sumber. Ia buka internet dan membaca sebuah artikel, hanya untuk melihat penempatan tanda bacanya saja. Ia ikuti itu, kemudian sedikit merapihkan paragraf nya.

Setelah Zaphika rasa tulisaanya tampak indah dilihat, Zaphika hendak mengganti judul tulisannya seperti saran dari Arfan, untuk tidak memakai judul ‘Azab orang yang tidak mau sholat’. Tapi judul yang lebih menarik agar banyak orang yang mau membacanya.

Tapi apa? Zaphika tampak bingung.

Dia memang tidak ahli dalam menulis, merangkai kata pun ia tak pandai, banyak kalimat yang tidak efektif dalam tulisannya, apalagi harus memikirkan judul yang membuat orang penasaran, Zaphika seakan skakmat.

Apa sih bakat yang ia punya selaian menggambar? Masa menulis saja tidak bisa?

Zaphika tampak frustasi. Akhirnya ia menyadari, tak mudah membuat tulisan yang enak dibaca orang.

Zaphika terdiam, berpikir sejenak. Ia lebih suka menggambar daripada menulis. Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya.

Bagaimana kalau membuat komik dakwah saja?

Sepertinya itu lebih menarik daripada hanya sekedar tulisan yang sangat panjang, dan mungkin membuat orang merasa malas untuk membacanya.

Zaphika mulai menyusun konsepnya, ia akan membuat komik bersambung, berharap bisa membuat penasaran orang yang membacanya, hingga mau menunggu edisi selanjutnya.

Setelah konzep ceritanya Zaphika pikirkan, kini ia mencoba membuat karakter dari tokoh-tokoh yang berperan dalam komiknya. Zaphika mencoba untuk membuat gambar manusia, namun tidak terlalu menyerupai manusia, tanpa mata, alis, hidung dan bibir.  Hanya gambar kartun chibi saja.

Zaphika yakin, kali ini Arfan pasti langsung setuju dan tidak akan banyak mengkritiknya lagi.

Zaphika kembali menemui Arfan, kali ini di kelas, karena kebetulan Arfan mengikuti mata kuliah yang sama dengan Zaphika. Sengaja Zaphika duduk di belakang Arfan, agar lebih mudah mendsikusikan karyanya yang sangat menakjubkan itu.

“Kak Arfan,” panggil Zaphika. Arfan langsung melihat ke belakang dan kaget menemukan sosok Zaphika di sana.

“Apa?” tanya Arfan.

“Aku mau menunjukkan sesuatu,” jawab Zaphika sambil membuka tas ranselnya hendak mengeluarkan karyanya. Setelah ia dapatkan sketchbook nya, ia simpan di atas meja, dan ia tunjukkan pada Arfan komik dakwah yang telah ia buat kemarin.

“Lihat, aku jadinya nggak buat tulisan tapi buat komik dakwah,” ucap Zaphika bersemangat. Namun, ekspresi Arfan tetap datar, tidak seantusias Zaphika.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang