"Allah SWT berfirman:
"Katakanlah, Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perdagangan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah memberikan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
(QS. At-Taubah 9: Ayat 24)
☁☁☁
Keramaian memang selalu menghiasi pusat perbelanjaan di mana pun itu, orang-orang berlalu-lalang, memadatkan tiap sudut pusat berbelanja. Banyak orang yang melakukan transaksi jual beli di sana, tak jarang juga orang yang datang, hanya sekedar cuci mata.
Di tengah keramaian itu, terlihat dua gadis yang baru saja keluar dari ruang sidang, ikut memadatkan pusat perbelanjaan. Beberapa kantong belanja, telah Renita pegang di kedua tangannya, sementara Zaphika masih menggendong tas gendongnya, dengan tangan kosong.
Entah harus senang atau tidak bisa bebas dari ancaman hukum. Renita tak pernah membayangkan bahwa dirinya akan memakai jilbab, dari dulu dia sangat membenci pakaian itu. Pakaian panas, ribet, ketinggalan zaman dan masih banyak hal lainnya yang Renita tidak suka namun, kini ia harus memakainya.
Zaphika sibuk melihat-lihat pakaian muslimah yang ada di tiap toko, sementara Renita berjalan mengikuti arah langkah Zaphika dengan wajah cemberut, kemudian Renita mencoba menghampiri Zaphika yang tengah menatap pakaian yang dipakai oleh patung di salah satu butik.
"Emang cewek tuh wajib ya pake kerudung?" Tanya Renita. Fokus Zaphika langsung teralihkan dengan pertanyaan Renita, dengan sekejap ia mengalihkan pandangannya pada Renita.
"Kalau nggak wajib, gue juga nggak bakalan pake kali," jawab Zaphika, kemudian kembali menatap gaun indah yang dipakai patung.
"Kenapa lo pengen gue pake jilbab sih? Kenapa lo nggak minta traktir kek, apa gitu?" Pertanyaan Renita lagi-lagi membuat Zaphika menatapnya.
"Traktir?" Tanya Zaphika dengan mengangkat satu alisnya,"nggak usah lo traktir gue udah punya banyak uang kali, gue bisa beli apapun yang gue mau, gue nggak butuh apapun dari lo," lanjutnya.
"Terus apa untungnya gue berjilbab bagi lo?"
Zaphika menarik napasnya dalam, "mengajak orang pada kebenaran itu hukumnya wajib, bukan hanya sholat aja yang wajib itu, selain itu gue juga butuh temen yang satu prinsip sama gue, meskipun gue awalnya ragu lo bisa berubah, tapi apa salahnya mencoba, hidayah kan urusan Allah."
"Kalau gini caranya, gue nggak dari hati berubahnya, alias paksaan."
Zaphika menatap sinis Renita, "lo udah janji sama gue akan berubah kalau gue jadi saksi lo, lo lupa sama ucapan lo?"
Renita mengigit bibir bawahnya, kemudian ia berkata, "gue nggak lupa kok, gue cuman belum tertarik aja buat berubah," sanggahnya.
Zaphika memalingkan kembali wajahnya pada patung, "gue akan bikin lo tertarik dan istiqamah," ucap Zaphika dengan tegas.
Memang hidayah belum sepenuhnya menyapa hati Renita, Renita mau berubah hanya bentuk terima kasih pada Zaphika, karena waktu itu Zaphika telah menahannya untuk bunuh diri dan juga Zaphika menjadi satu-satunya saksi yang telah membebaskannya dari ancaman hukum.
Setelah berbelanja banyak pakaian muslimah, mereka hendak kembali ke tempat parkir untuk menyimpan belanjaannya di mobil merah Zaphika dan pergi. Namun, di perjalanan menuju parkiran, Renita menemukan toko yang menjual kaset girlband dan boyband Korea, dengan girang ia menghampiri toko itu dan meninggalkan Zaphika yang sedang berjalan di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
SpiritualitéSUDAH TERBIT (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya untuk berkuliah di tempat yang jau...
