37. Daniel dan Arfan
"Berubah itu bukan hanya penampilan saja, tapi hati dan pikiran pun harus berubah karena Allah."
☁️☁️☁️
Arfan tak mengerti, kenapa bisa Daniel menyukai Zaphika sampai sebegitu nya? Karena yang Arfan tahu, Daniel dan Zaphika bagai kucing dan tikus. Tak pernah akur.
Lalu apa yang membuat Daniel begitu menyukai Zaphika?
Arfan dibuat heran.
Sampai di rumah, Arfan merangkul Daniel sambil membantunya berjalan masuk ke dalam rumah.
Keluarganya terkaget melihat Arfan berhasil membawa Daniel yang sudah terlihat lemah.
Sang ibu segera menghampiri Daniel dengan tergopoh-gopoh.
"Apa yang sudah terjadi sama Daniel?" tanyanya panik melihat Daniel tampak tak berdaya.
"Dia mabuk dan tadi nabrak pedagang di pinggir jalan dengan mobilnya," jawab Arfan.
Semua terkejut, Daniel mabuk, hingga menabrak orang?
Meskipun sudah jelas Arfan yang menolong Daniel, tapi tak Arfan dapatkan satu pun kata terima kasih dari keluarganya. Mereka hanya fokus pada Daniel dan mengabaikan Arfan yang sudah susah payah membawa Daniel pulang, hingga memberikan uangnya pada korban yang Daniel tabrak sebagai ganti rugi
Arfan pun tak begitu mengharapkan itu, karena ini baru permulaan, Arfan menganggap keluarganya masih canggung, hingga tak bisa bicara banyak dengannya.
Setidaknya Arfan sudah berusaha, semoga suatu saat nanti, keluarganya mau membuka hatinya untuk Arfan.
☁️☁️☁️
Daniel terbangun setelah tertidur cukup lama. Saat ia membuka mata, ia temukan sosok El duduk di sampingnya sambil memainkan ponsel pintarnya. Daniel yang masih mengumpulkan ingatannya, mencoba bangun sambil memegang kepalanya yang terasa pusing.
“Akhirnya lo bangun juga!” El menyahut ketika menyadari gerakan tangan Daniel, kemudian ia menyimpan ponselnya tadi ke dalam saku celananya.
“Kepala gue pusing, El.” Suara Daniel terdengar lemah dan sedikit serak.
“Semalam lo mabuk-mabukkan, dan hampir mati dikeroyok orang, gara-gara lo nabrak pedagang. Untung kak Arfan nolongin lo,” ucap El. Daniel menatap El dengan mata yang terbelalak. Ingatannya mulai kembali satu per satu. Dia ingat, ada Arfan saat dia mabuk.
“Kak Arfan?” Daniel masih mencoba meyakinkan kalau ingatannya tidak salah.
“Iya, gue juga kaget, kok tumben-tumbennya kak Arfan nolongin lo.”
Daniel mengenryit, mencoba sekuat tenaga mengingat kembali apa yang sudah ia katakan pada Arfan dan bagaimana kejadian lengkapnya. Daniel mengacak rembutnya, ketika dirinya tak mampu mengingat semua kejadian. Yang dia ingat, hanya dia yang membicarakan soal Zaphika pada Arfan. Lalu apa saja yang Arfan dengar?
Tampaknya Daniel harus memastikannya langsung pada Arfan.
“Gue harus ngomong sama kak Arfan, di mana kak Arfan?” tanya Daniel.
“Mana gue tahu.”
Daniel bangkit dengan kepala yang masih terasa kliyengan, sesekali tangannya menyentuh tembok untuk menjaga keseimbangan tubuhnya yang mulai oleng.
“Lo mau ke mana?” tanya El.
“Mau ketemu Kak Arfan.” Daniel terus berjalan dan mengabaikan El. Ia mencoba mencari Arfan ke kamarnya, berharap Arfan ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
EspiritualSUDAH TERBIT ( SEBAGIAN PART SUDAH DIHAPUS ) (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya un...