💨 2. Hari pertama di kampus Harmand 💨

28.3K 2.1K 134
                                        

"Dan Allah berfirman, Janganlah kamu menyembah dua Tuhan; hanyalah Dia Tuhan Yang Maha Esa. Maka hendaklah kepada-Ku saja kamu takut."
(QS. An-Nahl 16: Ayat 51)

☁☁☁

"Silahkan isi formulirnya terlebih dahulu pak!" Pinta seorang pegawai front office di kampus Harmand kepada ayah Zaphika yang tengah duduk bersama Zaphika di depannya.

Bukan Zaphika yang mengisi, malah ayahnya yang begitu bersemangat mengisi formulirnya. Zaphika hanya memperhatikan apa yang ayahnya tulis. Sampai dimana matanya melihat, ketika from pemilihan jurusan, ayahnya memilihkan jurusan jurnalistik untuk Zaphika, sontak mata Zaphika membelalak.

"Papi! Zaphi gak mau masuk jurusan jurnalistik, apaan ih?" Tolak Zaphika sambil mengehentikan tangan ayahnya yang sedang menulis.

"Ini keputusan papi!!! Emang kamu punya cita-cita?"

Zaphika menghembuskan napasnya kasar, "haruskah Zaphi memenuhi semua keinginan papi? Zaphi udah nurut sama papi dengan masuk kampus ini! Apa harus jurusannya pun ditentukan oleh papi?" Tanya Zaphika dengan menatap tajam ayahnya.

"Lalu kamu mau masuk jurusan apa?" Tanya ayahnya dengan membentak.

Zaphika sendiri bingung dia mau masuk jurusan apa? Dia mencoba melihat formulir yang tadi ayahnya isi, ada beberapa pilihan jurusan di sana. Zaphika melihat satu persatu, ia temukan desainer atau tata busana, dia pikir sepertinya ini akan lebih cocok untuknya dibanding jurnalistik.

"Zaphi mau masuk jurusan desainer, tata busana," jawab Zaphika.

Ayahnya mengernyit, "desainer, busana? Emangnya kamu bisa?" Tanya lagi ayahnya ragu.

"Zaphi kan nanti belajar pih, jurnalistik juga Zaphi gak ngerti, itu apaan."

Ayahnya menggeleng-gelengkan kepalanya, "enggak-enggak, kamu tetap harus masuk jurusan jurnalistik. Itu lebih cocok untuk kamu!"

"Papi! Beri Zaphi kesempatan dong untuk memilih, Zaphi pusing kalau papi terus menekan Zaphi, mending Zaphi kabur aja!!" Ancamnya.

"Apa kamu sudah gila!" Pekik ayahnya, ayahnya nampak kesal, ia menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, "baik, kamu boleh masuk jurusan desainer tapi dengan syarat, kamu harus bisa berprestasi!!!"

Zaphika mematung, "berprestasi?"

"Maksud papi apa?"

"Kampus ini selalu mengadakan festival tiap semesternya, kalau kamu berhasil menang dalam perlombaan desain baju nanti, kamu boleh terus berada di jurusan itu, tapi jika gagal, kamu harus pindah jurusan ke jurusan jurnalistik, titik!!!"

What???

Zaphika diam tak berkutik sedikit pun, dia hanya memikirkan apakah dia bisa? Sementara selama ini ia tak pernah mengikuti perlombaan mendesain baju sekalipun.

"Papi gak bisa gitu dong!" Tolaknya.

"Ini tawar menawar yang pas, sudah kamu ikuti saja!"

Zaphika pun terpaksa menyetujui kesepakatan dengan ayahnya, meskipun dia ragu, kalau dia bisa menang.

☁☁☁

Hari pertama Zaphika tinggal di asrama, dia berfikir lebih baik baginya masuk pasantren daripada masuk asrama.

"Nah, Zaphika ini kamar kamu, jangan lupa besok ada upacara, jangan sampai terlambat!" Ucap kepala asrama yang bernama Ibu Nani, sambil menunjukkan salah satu kamar dari banyak kamar yang berjajar.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang