💨 43. Meluluhkan hati💨

9.5K 1.2K 129
                                    

43. Meluluhkan Hati

"Aku hanya ingin totalitas dalam berislam, tidak setengah-setengah."

Zaphika Adrelia

☁️☁️☁️

"Jadi gini Mi, Zaphi udah pernah jelasin kan sama Mami kenapa sekarang Zaphi berubah, kenapa Zaphi pake jilbab, sampai baju jadi panjang-panjang dan lebar-lebar nggak kayak dulu yang serba ketat, itu semua karena Allah yang memerintahkan dalam Al-Qur'an," jelas Zaphika, ia mengambil jeda. "Perubahan Zaphi bukan tanpa alasan, karena kita hidup di dunia ini hanya sementara Mi, kita akan mati dan tempat pilihan terakhir kita cuma ada dua, yaitu surga atau neraka, nggak ada pilihan lain. Tentu, Zaphi nggak mau masuk neraka, Zaphi juga nggak mau Mami sama Papi masuk neraka, Zaphi ingin kita di surga bareng-bareng lagi." Zaphika kembali menangis, tersedu-sedu, sang ibu masih fokus mendengarkan.

"Zaphi juga pengen pasangan hidup yang bisa membimbing Zaphi meraih ridho Allah, bukan pernikahan coba-coba tanpa visi dan misi yang jelas," lanjut Zaphika, ia tatap tajam mata sang ibu, kemudian ia memegang tangan ibunya lembut, matanya masih berbicara ada keseriusan di dalamnya yang mampu Rita baca, hingga Rita tenggelam dalam suasana yang Zaphika ciptakan.

"Zaphi sayang banget sama Mami dan Papi, jadi Zaphi nggak mau kalau sampai Mami atau pun Papi masuk neraka, Zaphi ingin kita kumpul lagi di surganya Allah nanti." Air mata Zaphika kembali menetes, kali ini lebih tulus, Zaphika benar-benar ingin menyelamatkan kedua orang tuanya dari siksa api neraka. Zaphika ingin berkumpul lagi dengan keluarganya di akhirat nanti.

Tentu, sebagai seorang Ibu dan wanita biasa, Rita tersentuh dengan ucapan anaknya yang ingin ibunya selamat dari siksa api neraka, apalagi air mata Zaphika yang mengalir deras, menandakan sebuah ketulusan, keseriusan dan kasih sayang di dalamnya. Ibu mana yang tidak tersentuh hatinya ketika ada anaknya yang begitu tulus mendo'akan keselamatannya.

"Jadi tolong, Mami jangan anggap lagi perubahan Zaphi ini aneh, Zaphi nggak pernah melakukan kekerasan apapun, Zaphi cuma mau meraih ridhonya Allah dengan menaati semua perintah Allah yang ada dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah, nggak lebih dari itu. Zaphi cuma ingin totalitas dalam berislam, nggak setengah-setengah, apa Zaphi salah?" Zaphika kembali mengambil jeda. "Zaphi ini diciptakan sama Allah, jadi memang udah seharusnya Zaphi mengabdikan diri kepada Allah bukan mengikuti hawa nafsu Zaphi. Ini yang Zaphi pikirin dari dulu, apa tujuan hidup Zaphi sebenarnya? Sekarang, Zaphi tahu, Zaphi hidup ke dunia ini sebagai pengabdinya Allah dan nanti Zaphi akan kembali kepada Allah."

Rita masih fokus mendengarkan, tak menyangka anaknya sedalam ini dalam beragama Islam, tak pernah terpikirkan oleh Rita sebelumnya, ada yang mendalami agama di keluarganya. Selama ini semua keluarganya hidup penuh kemewahan, jauh dari agama hanya mengerti agama sekilas saja. Entah apa yang mereka cari.

Zaphika mengehela napasnya sejenak sebelum melanjutkan perkataanya tadi. "Semua orang akan mati dan akan mempertanggungjawabkan apa yang sudah ia kerjakan di dunia, dan Zaphi nggak mau Mami atau Papi disiksa diakhirat nanti, karena Zaphi yang nggak bisa nyelamatin Mami sama Papi." Zaphika kembali menangis.

Rita benar-benar merasa terharu, Zaphika begitu tulus ingin menyelamatkan kedua orang tuanya. Rita pun wanita biasa yang lemah hatinya, yang mudah tersentuh hatinya, ia ikut menangis penuh rasa haru, kemudian ia memeluk anak perempuan satu-satunya itu. Di usapnya pelan kepala sang anak dengan penuh rasa sayang dan mata yang berkaca-kaca kerena terharu.

"Makasih ya sayang, kamu udah doain Mami terus, Mami akan coba untuk berubah," ucap Rita yang membuat Zaphika membelalakkan matanya, tak menyangka secepat itu ibunya menerima dakwahnya.

Go!Go!!!Muslimah!!! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang