"Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, yakinlah pertolongan Allah itu dekat."
☁☁☁
Arfan tidak pernah berpikir untuk mengajak orang lain pada kebenaran, dia hanya bisa mengkritik kesalahan orang, marah, menyendiri, lari dari masalah. Sekarang Arfan baru menyadari, dia tidak bisa hanya men-sholehkan dirinya sendiri.
Islam tidak akan tersebar keseluruh dunia seperti sekarang, jika Rasulallah tidak pernah berdakwah, jika Rasulullah hanya diam. Tidak! Rasulullah tidak diam, tidak sama sekali. Rasulullah mengirim utusan, ke tiap negri untuk menyebarkan agama Islam, hingga sekarang kita bisa mengenal Islam.
Bayangkan jika Rasulullah dan para sahabat hanya diam. Mungkinkah kita beragama Islam sekarang? Tentu tidak! Ini adalah hasil dakwah Rasulullah dan para sahabatnya.
Mulai sekarang Arfan akan keluar dari zona nyamannya, apapaun risikonya dia akan belajar menjadi seorang mukmin yang Rasulullah contohkan.
Daniel dan El masih menatap Arfan penuh selidik, sementara Arfan tak peduli dengan tatapan mereka, ia terus membaca buku yang ia temukan di meja sejak tadi.
"Kenapa malah diam aja sih, cepet sholat!" Titah Arfan lagi dengan mata yang tak beralih dari buku sedikitpun.
Meskipun masih merasa heran, Daniel dan El pun pergi dari markas mereka ini. Mereka berjalan ke luar dengan penuh kebingungan yang belum terjawab.
"El, Kak Arfan kenapa sih, tumben banget dia ngajak kita ngobrol," tanya Daniel sambil berjalan beriringan dengan El.
"Nggak tahu gue juga," jawab El singkat. "Tapi emang bener kata Kak Arfan, lo udah pake baju koko harusnya sholat."
Daniel memutar bola matanya malas. "Males gue."
"Sesekali Sholat lah di mesjid, sebagai pencitraan di depan Zaphika," usul El.
Daniel berhenti melangkah, kemudian menatap El tajam, sehingga El menghentikan juga langkahnya.
"Ide lo bener juga, itu gampang, nanti gue sholat di mesjid, pasti Zaphika tambah kelepek-kelepek sama gue."
"Yoi! "
Daniel tak mengindahkan perintah Arfan dia tak kunjung pergi untuk sholat, sementara Arfan masih duduk termenung di kursinya yang tadi.
Arfan berpikir tidak mungkin hubungan dia dengan keluarganya seperti ini terus. Sampai kapan?
Tidak seharusnya Arfan hidup dengan bayang-bayang masa lalu terus. Orang tuanya sudah tiada dan tak mungkin kembali lagi. Arfan tidak memiliki siapa-siapa lagi selain kakeknya juga saudara-saudaranya yang lain.
Dia akan hidup terus bersama mereka, karena mereka adalah keluarganya. Bukankah sudah seharusnya keluarga itu saling menyayangi?
Tentu, karena itu tidak seharusnya ia bersikap acuh pada keluarganya, mungkin sudah saatnya Arfan berbaur dengan mereka, merangkul mereka dan membawa mereka pada kebenaran.
Arfan akan mulai memperbaiki semua itu mulai sekarang.
☁☁☁
Renita sudah terdaftar masuk jurusan jurnalistik dan ia sekelas dengan Zaphika. Hari ini hari pertamanya masuk kuliah, tapi dia tidak peduli dengan mata kuliah yang sempat tertinggal, dia tidak akan mengejarnya, dia masa bodoh.
Zaphika mengambil tempat duduk yang berada di depan Renita. Zaphika merasa sangat bahagia, karena hari ini diawali dengan mata kuliah penulisan berita, yah mata kuliah Aisyah. Zaphika tampak begitu semangat, hingga melupakan kejadian memalukan yang ia lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Go!Go!!!Muslimah!!! ✓
Tâm linhSUDAH TERBIT (Spiritual-fiksi remaja) "Istiqomah itu sulit, yang mudah itu Istirahat.." Zaphika Adrelia, gadis super heboh, cerewet dan tidak takut pada siapapun, yang baru saja berhijrah, tiba-tiba dikirim ayahnya untuk berkuliah di tempat yang jau...
