Two

11.4K 467 8
                                    

Terlihat seorang pria menghidupkan rokoknya menggunakan pematik. Dihisapnya benda berbentuk panjang kecil tersebut hingga membuat kepulan asap yang melayang di udara. Ingatannya kembali menerawang beberapa foto yang Johnson tunjukan kepadanya beberapa jam lalu.

Apakah kali ini ia mulai tertarik pada wanita?

Sial!

Bahkan Sean tak percaya ini, bagaimana mungkin ia dibuat penasaran dengan wanita itu? Wanita yang merupakan anak dari musuh bisnis Ayahnya sendiri.

Sean memandang langit malam dengan tatapan tajamnya dari balik balkon, hawa dingin kala itu, sama sekali tak membuat Sean kunjung memakai bajunya, hingga memperlihatkan tubuh yang terpahat indah seolah tak ada lemak jahat di sana.

Menggiurkan.

Di tengah lamunannya, ponselnya berbunyi. Terdapat notifikasi pesan dari Johnson, pria itu mengirimkan sebuah foto yang langsung dibuka oleh Sean.

Betapa ingin mengumpatnya Sean saat ini, sekarang sudah menunjukkan hampir pukul 2 dini hari, jam yang sangat rawan bagi kaum lelaki, hasrat mereka akan mudah bangkit akan sesuatu yang menggoda.

Sekarang, Johnson justru mengirimkan foto seseorang yang ia yakini adalah wanita bernama Anna itu. Tidak masalah jika hanya sekedar foto biasa, tetapi ini, foto wanita itu yang sedang tertidur pulas dengan selimut menutupi setengah tubuhnya, membiarkan area lengan dan lehernya terbuka.

Sebenarnya itu juga hanya foto biasa, bahkan wanita tersebut menggunakan piyama yang tidak terlalu sexy. Namun, entahlah ... hasrat Sean seketika naik hanya karena melihat wajah polos dan cara tidur meringkuk yang tampak menggemaskan di mata Sean.

"Apakah Johnson memancingku untuk merusak sepupunya sendiri?" Sean menyeringai. "Dia telah berani bermain-main denganku, dia pikir aku adalah pria baik-baik. Tapi, lihatlah apa yang akan aku lakukan jika dia sudah berani memancingku seperti ini."

Jika saja ia berada di Washington, ia akan meminta teman Ayahnya untuk menyusup ke dalam rumah Johnson dan memasang alat pelacak di sesuatu milik Anna agar ia bisa mengetahui ke mana pun wanita itu pergi.

"Kau belum tidur, Sean?" Suara milik Chris membuyarkan lamunan Sean yang sempat memikirkan rencana agar dapat bertemu langsung dengan Anna.

"Kau menggangguku, Chris. Ada apa? Kenapa kau kemari?" tanya Sean dengan nada dingin.

"Santai, Bro. Aku hanya ingin mengabari jika kita tak bisa berlama-lama berada di sini," ujar Chris yang langsung membuat Sean menoleh.

"Apa maksudmu? Bahkan kita baru tiba hari ini, dan sekarang kau justru memberitahuku tentang kepulangan?"

Chris duduk di sofa yang berada di dekat ranjang seraya menenggak minuman soda milik Sean sebelum kembali berbicara.

"Daddy sudah mengetahui kepergian kita ke Las Vegas dan meninggalkan pekerjaan begitu saja. Kau tau, bukan? Perusahaan kita sedang berada di titik puncaknya, Daddy tidak mau kita sampai lalai dan membuat semuanya berantakan hingga ada yang berhasil menyaingi perusahaan kita seperti kejadian waktu itu."

Mendengar hal tersebut, Sean berdecak. Lagi dan lagi masalah pekerjaan yang sangat membuat Sean lelah. Untuk hal ini, mereka juga berbeda, Chris yang begitu giat dan sangat menyukai dunia perbisnisan, sedangkan Sean yang begitu malas akan dunia tersebut, membuatnya kerap kali berdebat dengan Chris sebab tak satu pemikiran.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang