"Sean, Sean apa kau baik-baik saja?" Anna panik bukan main, ia langsung memeriksa keadaan Sean setelah semua pria tak dikenal itu pergi.
"Apa matamu buta, hah?! Kau tak lihat peluru itu mengenai kakiku?" kesal Sean karena kebodohan Anna.
"Oh God! Darahmu keluar semakin banyak, Sean. Ayo ku bawa kau ke rumah sakit!" Anna bersiap membantu Sean berdiri, jujur saja ia sangat khawatir karena melihat wajah pria ini mulai pucat.
Jantungnya masih berdegup keras akibat terkejut akan suara tembakan yang menggema di telinganya memecah keheningan malam, ditambah jalanan ini begitu sangat sepi.
Setelah Anna berhasil mendudukkan tubuh Sean di samping kursi pengemudi, Anna berlari untuk menyusul masuk dan ia akan melajukan mobilnya ke arah rumah sakitnya yang berjarak tak jauh dari tempat ini.
Anna sesekali memandang ke arah Sean, memeriksa apakah pria itu masih sadar atau tidak.
"Sebenarnya siapa mereka semua, Sean?"
"Kalau ku tau aku tak akan bertanya siapa mereka kepadanya, Anna. Kau ini bodoh atau memang polos?"
Anna berdecak kesal. "Apa kau punya banyak musuh sampai tidak mengenali mereka?"
"Kau ini berisik sekali! Kakiku sangat sakit, diamlah," geram Sean.
Anna menghela napas pelan. Betul juga, ia pun merasa terlalu ingin tahu akan masalah Sean, lagipula pria itu tengah menahan sakit, tak pantas jika dirinya terlalu banyak bertanya sesuatu yang ia belum tentu boleh tahu.
--
"Untung kau baik-baik saja Sean, kalau tidak--"
"Kau akan mengkhawatirkan ku?" goda Sean dengan seringaian khasnya.
Anna membulatkan matanya menahan kesal, bagaimana bisa Sean begitu berani menggoda dirinya disaat banyak perawat di dalam ruangan ini. Sekarang lihatlah semua perawat yang tampak menahan senyum ke arah mereka berdua akibat ulah Sean.
"Aku ingin kalian semua keluar, ada yang harus ku bicarakan dengan Dokter Anna," pinta Sean yang kemudian membuat semua perawat di ruangan tersebut akhirnya keluar, menyisakan Sean dengan Anna saja.
"Sekarang, katakan bagaimana keadaanku, Dokter Anna?" tanya Sean sok berlagak seperti halnya pasien pada umumnya.
Anna memutar bola matanya malas. "Seperti yang ku katakan tadi, kau sudah baik-baik saja, hanya menunggu pemulihan lukamu," jelas Anna.
Sean mengangguk paham. "Baiklah, kalau begitu aku ingin pulang besok pagi!"
"Hey, bagaimana bisa? Kau tak mendengarku? Aku sudah mengatakannya, bukan? Kau masih harus dalam pemulihan, artinya kau akan berada di rumah sakit ini untuk beberapa hari."
"Tapi aku bisa memulihkan diriku di rumah, lagipula kau akan ku minta mengurusku nanti," ujar Sean diselingi senyum manisnya.
"Kenapa aku?"
"Pertama, aku terluka karna menjemputmu. Kedua, kau diam saja saat mereka semua memukuliku. Ketiga, seharusnya pada kejadian itu kau langsung menghubungi polisi atau orang lain untuk membantuku. Itu tiga kesalahanmu yang membuatmu harus bertanggungjawab mengurusku sampai kembali pulih, Anna."
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Romance📍Series ke 3 Mrs. Charlotte . Ketika seorang wanita mengenal dua orang pria yang akan mengubah seluruh kehidupannya. Hingga ketika salah satu dari mereka berhasil mengubah prinsip seorang Nona Miller, tanpa disadari, itulah awal dari sebuah keburuk...