Washington
Sean memasuki mansion dengan aura kebahagiaannya. Sekarang ia tak perlu pusing-pusing lagi memikirkan Anna. Sebab, wanita itu sekarang telah berada di Washington, satu kota dengannya. Hal tersebut sangat amat membuat Sean lega.
"Kembali juga kau sialan!"
Suara itu membuat Sean menoleh kembali ke belakang, terlihat Chris yang sepertinya baru saja pulang dari kantor. Ia menatap Sean dengan tatapan tidak santai.
"Hai, bro. Apa kau merindukan saudara kembar mu ini, hm?" kekeh Sean.
"Jika aku melupakan status itu sebentar saja, mungkin aku sudah menghabisi mu, Sean!" geram Chris.
"Santai, Chris. Sebenarnya ada apa?"
Ingin sekali Chris memukul dan menendang mulut Sean yang masih bertanya ada apa.
"Setelah kau pergi entah ke mana bahkan sampai membawa Lucas, kau masih berani bertanya ada apa?! Ayah hampir saja memarahiku karna aku tak kembali bersamamu, brengsek. Jika saat itu tidak ada Henri yang membantuku, aku sudah tidak tau lagi bagaimana nasibku!"
"Kau sebenarnya ke mana bersama Lucas? Kau tau, dia sampai berani pergi tanpa seizinku dan tak mau mengatakan apapun tentang kepergian mu!"
Sean sedikit terkejut walau ekspresi nya biasa saja. Dari mana Chris tahu ia membawa Lucas? Apa pria itu sudah berani buka mulut? Pikir Sean.
"Aku hanya pergi liburan saja bersama Lucas, aku hanya memintanya untuk menemaniku," jawab Sean berbohong.
Chris terkekeh. "Kau pikir aku percaya? Katakan yang sebenarnya, Sean! Kau tak mungkin mau berlibur berdua saja bersama Lucas, bukan? Kau ke mana? Katakan dengan jujur!"
Sean berdecak, ia malas jika sudah begini. "Kau tidak perlu tau, Chris. Sudahlah, aku sangat lelah, aku akan pergi istirahat!"
Setelah mengatakan hal tersebut, Sean melangkah pergi mengabaikan Chris yang terus. memanggilnya.
Di tempat lain.
Anna tengah mempersiapkan diri bertemu dengan sang kekasih yang sebentar lagi akan mendatangi apartemennya. Pria itu hari ini mengambil izin selama sehari hanya untuk sekedar menemui Anna di Washington.
Hubungan yang sudah terbilang cukup lama, sama sekali tak menyurutkan rasa rindu dan cinta keduanya.
Jika wanita lain akan berhias dengan berbagai macam jenis make up ditempelkan di wajah, lain halnya Anna yang justru hanya memoles wajahnya menggunakan sedikit bedak, dan lipstik yang dipoles tipis. Bahkan, ia hanya mengenakan celana hotpants serta kaos oblong bewarna putih, tak lupa rambut panjang indahnya ia gerai.
Di tengah Anna yang sedang merapikan kembali rambutnya, terdengar bel kamarnya berbunyi. Ia sangat yakin jika itu adalah kekasihnya. Dengan langkah cepat, Anna membuka pintunya.
"Hai, honey!"
Anna membulatkan kedua matanya dengan binar bahagia kemudian berhambur memeluk pria itu.
"Kenneth!"
Pria bernama Kenneth itu membalas pelukan kekasihnya dengan erat, menikmati rasa hangat yang diberikan oleh tubuh Anna.
"Aku merindukanmu, Ken."
"Bahkan aku sangat sangat merindukanmu, Anna."
Anna tersenyum, ia melerai pelukannya lantas mengajak Kenneth masuk ke dalam.
"Duduklah di sini, aku akan membuatkan mu minuman terlebih dahulu." Baru saja Anna akan beranjak pergi, Kenneth dengan cepat menarik pergelangan tangan Anna hingga wanita itu kini terduduk di pangkuannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Romance📍Series ke 3 Mrs. Charlotte . Ketika seorang wanita mengenal dua orang pria yang akan mengubah seluruh kehidupannya. Hingga ketika salah satu dari mereka berhasil mengubah prinsip seorang Nona Miller, tanpa disadari, itulah awal dari sebuah keburuk...