Fourty five

4.1K 105 8
                                    

365 days later

Langkahnya terburu-buru, tubuhnya beberapa kali menabrak orang-orang yang berlalu lalang di sekitarnya. Sesekali ia melirik jam tangannya, waktu terus berjalan dan dia tidak mau jika sampai terlambat dan membuang kesempatan ini.

Sesampainya di tempat tujuan, ia langsung masuk ke dalam pesawat dan duduk di tempat yang sudah disediakan untuknya. Napasnya tak beraturan, ia merasakan lututnya begitu ngilu akibat berlari sangat cepat, dirinya menoleh, memperhatikan tiga orang pria berbadan kekar yang tampak menggelengkan kepala ke arahnya, seolah merasa heran.

"Kau hampir saja kehilangan kesempatan ini, nona."

Ia tak membalas ucapan salah satu pria itu, dirinya masih fokus menetralkan napasnya agar kembali stabil. Sungguh, ia sangat lelah berlarian seperti ini.

Setelah napasnya kembali netral, dia kembali menoleh, tepatnya ke arah tiga pria itu tadi.

"Apa Lucas kembali memberikan kabar?"

"Tidak, nona."

Ia menghembuskan napasnya pelan, perhatiannya kini terfokus pada awan yang mulai terlihat kala pesawat telah benar-benar lepas landas. Ia melamun, memikirkan semua ini yang rasanya seperti mimpi. Sangat tidak bisa dipercaya akhirnya setelah hari ke 365, usaha mereka membuahkan hasil walau beberapa kali sempat menyerah.

Entah sebaik apa pria itu menyembunyikan identitasnya.

Rindu yang menggebu-gebu ini akan segera dituntaskan, dia akan segera bertemu dengan seseorang itu, seseorang yang selama ini ia harapkan untuk bertemu.

Ia menunduk, mengambil selembar foto dari tas nya, memandanginya dengan senyum begitu manis. Menatap wajah damai anak berusia 4 bulanan itu yang seketika membuat perasaannya menjadi tentram.

Ia hampir saja menangis, apalagi ketika mengingat perjanjiannya dengan seseorang yang mengharuskan dirinya melepaskan anak tersebut setelah orang yang tengah mereka cari ketemu.

"Wajahmu sangat manis, putriku. Mommy tidak bisa membayangkan kita akan berpisah sebentar lagi, apa kau akan tetap mengingat mommy?"

Tangannya mengusap lembut wajah putrinya di dalam foto itu, tak mampu menahan air matanya, akhirnya ia menangis dalam diam, rasa bahagia dan sedih bercampur menjadi satu dalam dirinya.

Flashback on

Wanita itu memeluk putri kecilnya dengan amat lembut, beberapa ia kali menciumnya dan mengucapkan kalimat cintanya. Entah perasaan apa ini, rasanya ia begitu jauh dari anak itu, seolah dirinya dan dia sudah memiliki jarak yang tak mampu ia kikis.

"Setelah sekian lama, akhirnya mommy menemukan keberadaan orang yang mommy cintai, sayang. Doakan mommy agar mommy bisa benar-benar bertemu dengannya, ya? Mommy janji, mommy akan membuktikan pada semua orang jika dia adalah ayahmu."

Untuk yang kesekian kalinya Anna mencium putri cantiknya itu seraya memejamkan mata, seketika tangisnya mengalir jatuh ke pipi anak tersebut. Beberapa orang terutama Carolyn tak mampu menahan air matanya pula melihat momen haru antara ibu dengan anak itu yang merupakan cucu mereka.

"Aku sangat mempercayaimu, anda begitu baik padaku, ku titipkan putri kecilku pada anda, jaga dan sayangi dia selayaknya dia adalah cucu anda." Anna mulai menyerahkan putrinya kepada Carolyn dengan berat hati.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang