Thirty

3.6K 126 5
                                    

Malam tadi, hujan turun dengan cukup lebat hingga pukul 05.00 dini hari. Membuat Sean beserta lainnya yang awalnya berniat untuk mendatangi air terjun Cunca Rami harus terpaksa dibatalkan. Sebab, salah satu pemandu yang akan mengantar mereka ke tempat itu memberi informasi jika medan yang akan dilewati tergolong sangat sulit.

Ditambah guyuran air hujan akan membuatnya semakin licin dan sulit dilewati. Pasalnya air terjun tersebut masih tergolong sepi, salah satu alasannya karena keberadaannya berada di tengah hutan. Hal itu membuat Lucas sebagai sang asisten merasa khawatir jika mereka melanjutkan perjalanan ke air terjun tersebut.

Jika sampai tuannya itu terjadi hal buruk, maka ia tentu saja akan dimarahi habis-habisan oleh Ethan.

Alhasil mereka hari ini akan memutuskan untuk ke Bali, mengganti tujuan mereka dengan air terjun Leke-leke yang berada di sana. Tak hanya itu, Anna dan Sean nantinya juga akan Lintang bawa ke dua tempat sebagai tujuan terakhir mereka di Indonesia.

Sekarang mereka sudah berada di Bali pukul 08.10 menit, tujuan pertama mereka adalah air terjun Leke-leke yang berada di Banjar Kerobokan, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabana.
Dari posisi mereka sekarang yang berada di Kuta, untuk menuju air terjun Leke-leke akan membutuhkan waktu sekitar 1 jam 39 menit menggunakan mobil.

Selama di perjalanan, Anna sangat mengantuk, karena ulah kopi semalam beserta tingkat kepercayaan dirinya yang tinggi, ia sulit tidur, andai saja ia menuruti perkataan Sean, mungkin dirinya tak akan minum kopi di waktu yang mendekati tidur.

Sementara Sean, ia tampak kasihan dengan Anna yang sedari tadi menahan kantuknya, ia lantas menggenggam tangan halus tersebut yang membuat empunya mendongak, menatap Sean yang lebih tinggi darinya.

"Tidurlah di pundak ku, nanti aku akan membangunkan mu."

Karena sudah benar-benar mengantuk, Anna hanya mengangguk kemudian menaruh kepalanya agar bersandar pada pundak Sean. Sean tersenyum tipis, ia tidak bisa menahan perasaannya lagi, ia sangat ingin memiliki Anna seutuhnya.

Sungguh, wanita ini begitu manis.

"Sampai jam berapa kita nanti di sana, Lintang?" tanya Sean.

"Air terjun itu buka dari jam delapan hingga jam lima sore, Tuan. Kita nanti tiba di sana sekitar jam sepuluh lebih, mungkin satu sampai dua jam kurasa sudah cukup untuk tuan dan nona, jika ingin lebih tidak masalah," papar Lintang yang dibalas anggukan paham oleh Sean.

Perjalanan pun berjalan dengan lancar, hingga beberapa saat kemudian mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. Sean membangunkan Anna dan mereka semua turun dari mobil untuk berjalan ke arah pintu tiket. Dari keadaan di luar sini, Lintang bisa memastikan jika belum banyak orang yang berkunjung ke mari, itu akan membuat Sean dan Anna semakin merasakan hawa tenang nan nyaman di air terjun nanti.

Usai melalui pintu tiket, mereka lantas masuk dan langsung disambut oleh pengelola air terjun tersebut.

"Selamat datang di air terjun Leke-leke, tuan, nona."

"Terimakasih, Pak. Apa kami bisa meminta satu pemandu?" tanya Lintang, sebab dirinya pun belum pernah datang ke mari.

"Tentu saja, rekan saya ini akan membantu kalian mencapai air terjun itu. Silahkan!"

Seorang pemandu pria itu tampak berjalan lebih dulu dari mereka berempat, berjalan dengan santai agar tak ada yang tertinggal sekaligus agar mereka semua bisa menikmati pemandangan lainnya yang berada di sini.

Untuk menuju air terjun, mereka harus melalui jalan setapak tanah yang berkelak-kelok, itulah mengapa tempat ini dinamakan Leke-leke.
Selama perjalanan menuju lokasi, mereka akan melalui suasana tegalan yang masih hijau dan berhawa sejuk, membuat kantuk Anna seketika hilang, digantikan dengan rasa segar yang dapat ia rasakan.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang