Seventeen

6.2K 269 6
                                    

Di bawah kerlipan lampu club wanita itu meliuk dan menggoyangkan tubuhnya dengan lincah, seolah hal tersebut adalah bidang yang ia kuasai. Di sudut lain, terlihat pria yang tengah menyesap wine nya dengan pandangan mengarah ke wanita itu, menikmati setiap gerakan yang diberikan hingga membuat ia benar-benar terpana.

Menurut Sean, Anna tampak berkali lipat lebih seksi ketika mabuk. Namun, senyumnya seketika memudar ketika ia melihat ada seorang pria yang menghampiri Anna dan dengan beraninya menarik pinggang wanita itu.

"Shit, berani sekali dia!"

Ia lantas berdiri, berjalan penuh dengan wibawa, menatap ke depan memperlihatkan karismanya yang luar biasa, ditambah kemeja yang sengaja tak ia kancing semakin menambah kesan panas dalam diri Sean.

"Dia milikku, bung!" Sean menarik pinggang Anna posesif hingga wanita itu kini beralih berdiri di samping Sean, sementara pria tadi mengangkat kedua tangannya kemudian pergi.

"Apa yang kau katakan tadi, hm? Milikmu? Lelucon macam apa itu, Sean?" lontar Anna, ia terlihat sangat mabuk, matanya sayu dan wajahnya memerah.

"Sialan, kenapa kau harus mabuk seperti ini? Kau tau, kau terlihat sangat cantik dan mempesona."

Anna menyeringai, ia membelai wajah Sean seolah ia benar-benar tak sadar untuk saat ini.

"Jangan mencoba menggodaku, itu hanya akan sia-sia."

"Oh ya?"

Anna mendorong dada bidang Sean hingga ia menjauh, dirinya berjalan dengan langkah anggun ke lantai atas entah ke mana tujuannya. Sean mengerutkan dahinya bingung, ia tidak tahu Anna akan pergi ke mana. Dengan langkah cepat, ia menyusul wanita itu sebelum dirinya kehilangan jejak.

Sesampainya di lantai dua, ia melihat Anna memasuki kamar. Sean mengumpat dalam hati, ia tidak mau ini terjadi. Baru saja dirinya ingin memperbaiki hubungannya dengan Anna, justru wanita itu yang kini seolah ingin mencari masalah.

Sean kembali menyusul Anna masuk ke dalam kamar, kamar yang sering digunakan para pelacur untuk memuaskan pelanggannya.

"Anna apa yang kau lakukan? Ayo keluar!"

Wanita itu justru kini duduk di tepi ranjang, memberikan Sean tatapan sayu dan penuh hasratnya yang membuat pria normal seperti Sean hanya mampu meneguk ludahnya. Jangan lupakan barang Sean yang langsung mengeras di bawah sana, sialan sekali, bukan?

"Kemari, Sean. Senangkan aku malam ini."

Sean menggeleng, walau dalam otaknya ia sangat menginginkan ini.
"Tidak, Anna. Aku tidak akan melakukan apapun dalam keadaan mabuk."

Anna berdiri, mendekat ke arah Sean lalu membelai leher hingga lengan pria itu. "Bukankah kau sangat menginginkanku? Ayo, Sean. Kali ini aku mengizinkanmu."

Gila, Anna sudah gila. Entah apa yang terjadi jika dia saat ini dalam keadaan sadar, mungkin ia akan sangat jijik dengan apa yang dilakukannya sekarang.

"Anna ini bukan dirimu, kau sedang mabuk, aku tidak suka berhubungan dengan orang mabuk. Ayo lebih baik ku antarkan kau pulang!"

"Sean, please."

Tolong siapapun selamatkan Sean, pria mana yang akan tahan dengan godaan luar biasa ini. Bahkan Sean ingin sekali mendorong tubuh Anna ke ranjang dan menikmatinya. Namun, ia tetap pada pendiriannya, ia tak akan bercinta dengan siapapun dalam keadaan mabuk.

"Sean--"

"Cukup, Anna. Ayo kita pulang!"

Dengan gesit, Sean mengangkat tubuh Anna tanpa aba-aba hingga membuat wanita itu tersentak kaget.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang