Sean memasuki area kantor dengan langkah terburu-buru, hari ini Chris baru saja tiba dari London, dan Sean tak tahu itu. Entah apa alasan pria tersebut kembali tanpa memberi kabar, untung saja sebagian rencananya sudah berhasil, ia jadi sedikit tak khawatir.
Sean membuka pintu, terlihat Chris yang tengah menenggak vodkanya di dekat jendela balkon.
"Hai, Bung!"
Chris menoleh, membalikkan badannya lalu menyeringai senang. "Hai, sialan!"
Keduanya berpelukan dengan gaya laki-laki gagah, saling menepuk pundak satu sama lain kemudian Sean sedikit terkejut dengan luka lebam di sudut bibir saudara kembarnya.
"What happened, Chris?"
Chris mengangkat bahunya acuh lalu terduduk di sofa dengan kembali meminum vodkanya hingga tandas dan berakhir botol itu ia lempar ke sembarang arah.
"Is everything okay?"
Chris menghembuskan napasnya berat, berusaha tetap terlihat baik walau ia tetap tak bisa menutupinya dari Sean.
"Tidak, semua menjadi tidak baik, Sean."
Sean yang mulai tertarik dengan apa yang baru saja Chris katakan ia lantas duduk, memberikan tatapan seriusnya pada pria tersebut.
"Katakan, Chris!"
Chris memijit pangkal hidungnya, menandakan jika ia benar-benar pusing memikirkan masalah ini. Jika ia tahu semua menjadi buruk, ia tak akan pernah datang ke London untuk urusan apapun itu.
"Aku menghamili seseorang, Sean."
"What the--"
"Mantan kekasihku."
"What?!"
"Ceritanya panjang, dan aku meminta maaf kepadamu karna tak pernah memberitahumu jika pernah memiliki kekasih," ujar Chris.
"Laura Amriton, kami bertemu pertama kali di Berlin saat pertemuan bisnis kita waktu itu. Bohong jika aku belum menemukan seseorang yang layak aku cintai, karna sebenarnya aku telah mencintai wanita itu. Singkat cerita, kami memiliki hubungan, hingga aku bercinta dengannya dan melupakan batas," jeda Chris.
"Waktu itu hubungan kami berakhir, terjadi kesalahpahaman di antara kami. Kemarin, di London aku tidak sengaja bertemu dengannya, Sean. Dia menetap di sana sekarang. Apa kau tau, rasanya sangat bahagia melihat wajah polos itu lagi, aku sangat merindukannya."
"Dia memukulku, dia marah dan mengatakan jika sudah berulang kali menghubungiku tapi sayangnya aku sudah tidak memakai nomor itu lagi. Aku sedikit tertegun melihat perutnya yang terlihat sedikit membesar, kemudian dia menceritakan semuanya jika dia hamil."
Sean mengusap wajahnya, ia sedikit syok mendengar cerita saudaranya sendiri.
"Apa yang dia minta, Chris?"
"Tentu saja pertanggungjawaban, dia ingin aku menikahinya dan aku tidak akan siap untuk itu!"
"Why? Bukankah kau mencintainya?" tanya Sean.
"Entahlah, aku memang mencintainya, tapi aku tidak siap untuk menikahinya secepat ini, Sean."
Sean menghela napasnya berat. "Siap atau tidak, kau harus tetap menikahinya. Pikirkan bagaimana kacaunya Laura saat ini, Chris. Dia tengah hamil anakmu dan kau ingin acuh? C'mon, Chris. Aku tidak suka melihat pria pengecut seperti ini!"
Chris menoleh sejenak, menatap lekat-lekat Sean dengan penuh arti.
"Kenapa kau memandangku seperti itu?" tanya Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
365 Days
Romance📍Series ke 3 Mrs. Charlotte . Ketika seorang wanita mengenal dua orang pria yang akan mengubah seluruh kehidupannya. Hingga ketika salah satu dari mereka berhasil mengubah prinsip seorang Nona Miller, tanpa disadari, itulah awal dari sebuah keburuk...