Twenty three

4.2K 128 24
                                    

"Semua akan baik-baik saja, Anna."

Entah sudah berapa kali kalimat itu terlontar dari bibir Sean, mencoba menenangkan Anna yang kini melamun di atas ranjang, ketakutan dan kekhawatiran begitu terlihat jelas di matanya, membuat Sean semakin merasa bersalah.

"Apa yang akan kau lakukan jika aku bernasib sama seperti wanita itu, Sean?" Anna mulai membuka suara, melontarkan pertanyaan yang sedari tadi ingin ia katakan.

"Apa kau juga akan bersikap sama seperti Chris?"

"Apa maksudmu, Anna? Tentu saja tidak!" jawab Sean dengan nada tegas.

"Lalu? Kau mau apa?"

"Aku akan menikahi mu, lagipula aku mencintaimu, mudah bukan?"

Mendengar jawaban itu, Anna semakin jengkel. Tau apa Sean tentang cinta? Anna rasa Sean tidaklah mencintainya, hanya terobsesi atau tertarik karena paras cantiknya saja, sama seperti kebanyakan pria lain yang mencoba mendekatinya.

Menikah?

Rasanya Anna tidak akan mau menikah dengan pria yang tidak dicintainya, bagaimana bisa? Rasanya akan sangat tidak menyenangkan dan selalu berakhir dengan saling menyakiti.

Jika saja ia menerima hubungan badan dengan Kenneth, lalu ia hamil anak pria itu, Anna akan terima-terima saja dan bersedia menikah karena ia dan Kenneth memanglah saling mencintai. Namun, sekarang keadaannya berbeda, ia berhubungan dengan orang asing dan sekarang dirinya terjebak di dalam kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi.

Anna mungkin akan menghilang saja dari dunia ini jika ia benar-benar hamil. Ia tak akan bisa menanggung malu.

"Apa yang kau pikirkan, Anna? Tenanglah, kau belum tentu akan hamil hanya karna sekali berhubungan. Kalaupun kau hamil, aku akan menikahi mu segera."

"Tapi aku tidak ingin menikah denganmu!" Tatapan Anna berubah tajam, raut wajahnya menjadi dingin seolah memberi penegasan pada pria itu.

Sementara Sean, ia merasa harga dirinya dijatuhkan oleh penolakan Anna. Apa yang kurang dari diri Sean? Rasanya tidak ada.

"Aku tidak mencintaimu, dan aku tidak akan menikah dengan pria yang tidak aku cintai!"

"Berhenti untuk berkata omong kosong tentang cinta, karna kau tidak mencintaiku, kau hanya tertarik padaku dan sekarang kau membuatku berada dalam posisi yang menakutkan seperti ini!"

"Ku rasa aku memang bodoh malam itu, harusnya aku membunuhmu saja agar kau kita tidak berhubungan di luar batas. Sekarang aku menyesal, sangat menyesal!" papar Anna.

Sean mencoba sabar, walau emosinya hampir tak tertahan. Jika di hadapannya sekarang bukanlah Anna, ia akan melempar manusia itu dari lantai 21 ini.

"Apa yang membuatmu menyesal?" tanya Sean. Anna hanya diam, ia memalingkan wajah tak mau memandang pria yang sedari tadi masih duduk di sofanya.

"Aku bertanya padamu, Anna. Apa yang membuatmu menyesal?"

"Bertemu denganmu!"

Sudah cukup. Hati Sean terbakar sudah, rahangnya mengeras, ia terlihat sangat marah sekarang. Sean berdiri, beranjak mendekat ke arah Anna yang kini memandangnya penuh kebingungan.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang