Thirty one

3.4K 118 1
                                    

Waktu sudah menjelang sore, sekitar pukul 17.30 Wita. Sean, Anna, Lucas beserta Lintang, akan menuju Pura Uluwatu atau Pura Luhur Uluwatu di Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Tujuan mereka untuk melihat sunset dari tebing karang Uluwatu, tak hanya itu saja, di sana juga dijadikan tempat pertunjukan tari Kecak, dan Lintang mengajak mereka untuk menyaksikannya.

"Lintang, bisa kau jelaskan pada kami apa itu tari kecak?" tanya Sean yang sedikit kesulitan menyebut nama tari tersebut.

"Tentu saja, tuan. Tari kecak adalah seni pertunjukan yang berasal dari Bali. Tapi bukan seperti tari pada umumnya, karena ini adalah sebuah drama-tari yang menceritakan Ramayana dan utamanya dimainkan oleh laki-laki."

"Di sana nanti tuan bisa menyaksikan para penari laki-laki duduk melingkar dan menyerukan 'cak' sambil mengangkat kedua lengannya. Itu menggambarkan salah satu peristiwa dalam Ramayana. Di sana nanti akan terlihat seseorang yang berperan sebagai kera membantu Rama melawan Rahwana," papar Lintang.

Anna menoleh kepada Sean sembari menahan senyumnya. "Kau mengerti?"

Dengan polosnya Sean menggeleng. "Tidak sama sekali."

Anna sontak tertawa, menurutnya ini sangat lucu. Lihat saja bagaimana raut wajah Sean yang terlihat serius ketika mendengarkan Lintang. Anna pikir Sean paham. Namun, ternyata tidak.

"Apa kita masih lama?" tanya Lucas pada Lintang.

"Sebentar lagi kita tiba, Tuan Lucas. Kita akan tiba di sana tepat waktu, acara itu dimulai pukul enam hingga tujuh."

Mereka mengangguk paham, Sean menoleh ke arah Anna, wanita itu tengah sibuk membenahi rambutnya dengan sisir yang memang sengaja ia bawa. Sean tersenyum tipis, tangannya meraih sisir tersebut dan menyimpannya.

"Kau sudah cukup cantik, Anna. Jangan membuat penampilanmu semakin cantik, atau aku akan merasa cemburu ketika ada banyak pria yang menatapmu nanti."

Anna terkekeh geli. "Jangan menggodaku, Sean. Kemari, kembalikan sisirku, rambutku masih cukup berantakan."

"Baiklah kalau begitu biar aku yang merapikannya."

Sean lantas merapikan rambut Anna menggunakan tangannya, jarak mereka begitu dekat, hingga Anna bisa merasakan hangatnya napas Sean.

"Sudah, lihatlah, kau sangat cantik, sayang."

Anna membeku, ini adalah kali pertamanya Sean memangilnya dengan panggilan itu. Ia salah tingkah bukan main, berusaha menahan senyumnya kuat-kuat karena merasa malu dengan Sean. Sungguh, ia masih tidak menyangka jika dirinya dengan Sean sekarang benar-benar menjadi sepasang kekasih.

"Tersenyum saja, Anna. Jangan menahannya, kau terlihat jelek jika seperti itu."

Anna spontan memukul dada Sean. "Menyebalkan!"

Sean terkekeh, ia lantas mengusap lembut kepala wanita itu yang lagi-lagi membuat hati Anna berdesir. Astaga, perlakuan Sean sangat manis, Anna bisa-bisa berubah nama menjadi Garcia Anna salting Miller.

"Berhentilah bermesraan, tuan. Kasihanilah nasib kami," celetuk Lucas yang membuat Lintang dan Anna tertawa.

Akhirnya, setelah perjalanan yang tak cukup jauh, mereka tiba di tempat tujuan. Sean dan Anna keluar bersamaan, ketika menuju tempat yang dimaksud Lintang, Sean terus menerus menggenggam tangan Anna, hingga membuat tangan tersebut terasa hangat.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang