Twenty six

3.7K 145 8
                                    

Sinar matahari telah usai menjalankan tugasnya untuk memberikan sinar terang di kala siang. Kini, bergantian bulan nan bintang yang terlihat menghiasi langit malam. Waktu sudah menunjukkan pukul setengah tujuh, dan dua insan tersebut masih terlelap di bawah selimut tebal.

Dalam posisi Sean yang memeluk Anna dari belakang, keduanya tampak romantis, bak pasangan kekasih yang baru saja menyelesaikan momen istimewa. Baik Anna maupun Sean, hanya mengenakan dalaman saja, membuat kulit mereka bersentuhan satu sama lain.

Hingga ketika Anna merasa pegal sebab perut dan pinggangnya ditimpa tangan kekar Sean, ia bergerak melepaskan diri dari pria itu. Namun, pergerakannya terhenti kala ia tertegun saat melihat wajah Sean tepat berada di hadapannya.

Anna tersenyum kecil, meneliti dengan baik seluruh bagian wajah Sean dan ia mengakui pria di hadapannya itu sangatlah tampan, wajar jika banyak wanita yang tergila-gila pada pria ini. Memikirkan hal tersebut, Anna berpikir apakah dirinya termasuk wanita beruntung karena dicintai oleh Sean?

Ia kemudian berpikir ada apa dengan dirinya, ia merasa berbeda, ia bahkan mengizinkan Sean untuk melakukan kembali hubungan terlarang ini. Dan sekarang, lihatlah ia tengah tidur bersama Sean dalam selimut dan ranjang yang sama.

Astaga, ini benar-benar bukan Anna, ia merasa dirinya berubah.

Apakah ia mulai memiliki perasaan lebih pada Sean? Anna pun tidak bisa memastikannya, karena terkadang ia juga masih memikirkan Kenneth.

Anna bangun, melihat jam di ponselnya dan ia terkejut karena waktu sudah malam. Dengan cepat, ia bergegas turun dari ranjang untuk segera berpakaian serta merapikan dirinya agar terlihat baik-baik saja.

Ketika dirinya bercermin untuk mengikat rambutnya, ia membulatkan matanya, tak menyangka Sean akan meninggalkan jejak begitu banyak di area leher serta dadanya. Mendadak ia ingin mengumpat kasar pada pria itu.

Akhirnya, ia mengurungkan niatnya untuk mengikat rambut dan membiarkannya tergerai agar dapat menutupi lehernya. Ia akan segera pergi tanpa membangunkan Sean, jika pria itu bangun, dirinya pasti tidak diperbolehkan untuk pulang, dan Anna merasa tidak nyaman jika bermalam di sini.

Ia lantas keluar kamar, rambutnya masih terlihat sedikit berantakan, bahkan dia tampak seperti seorang pelacur yang akan melarikan diri setelah melayani pelanggannya.

Oh tidak, Anna terlalu cantik untuk disebut sebagai pelacur.

Sesaat berada di bawah, ia tak sengaja bertemu dengan Chris yang baru saja keluar dari arah dapur sembari membawa satu botol alkohol. Anna berhenti sejenak, merasa canggung dan tak tahu harus bersikap seperti apa.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chris.

"Y-ya, aku ingin pulang."

"Sendirian?" Anna mengangguk.

"Di mana Sean?"

"Dia masih tidur."

Chris diam sejenak, memperhatikan penampilan Anna yang terlihat sedikit kusut, ia yakin Sean dan Anna telah berhubungan badan saat mereka bertemu tadi.

"Biar aku yang mengantarmu pulang," ucap Chris yang langsung membuat Anna gelagapan.

"K-kurasa tidak perlu, aku bisa pulang sendiri."

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang