Fourteen

5.9K 259 7
                                    

Kakinya melangkah dengan cepat, memasuki lorong apartemen yang akan membawanya ke kamar seseorang. Sekarang sudah menunjukkan hampir tengah malam, bahkan dirinya baru beberapa menit lalu tiba di Washington.

Ia berhenti, tampak menyeringai tipis sebelum ia membuka pintu tersebut menggunakan kunci cadangan yang diberikan oleh pihak apartemen tadi. Bukankah dia sangat pintar?

Cklek!

Pintu terbuka, di sana tampak sepi, tak ada orang yang tengah ia cari. Apakah dia belum pulang? Tidak mungkin, pikirnya. Tanpa izin, dirinya masuk setelah menutup pintu kamar itu kembali. Ia memutuskan duduk di sofa dan tak lama kemudian dirinya mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi.

Sean tersenyum, ternyata gadisnya sedang mandi. Namun, sesaat kemudian ia mengerutkan dahinya, mengapa wanita itu mandi tengah malam? Apa dia benar-benar baru pulang? Sean mendadak berpikir yang tidak-tidak, membuat dia gelisah dengan perasaannya sendiri.

Tak lama kemudian, pintu kamar mandi terbuka, hingga ketika si empunya keluar dari bilik tersebut, Sean berdiri.

"Hei, baby!"

Anna yang langsung mengangkat pandangannya pun seketika terkejut dan berteriak, ia membulatkan matanya sempurna lalu kembali masuk dan menutup pintu kamar mandi dengan sangat kencang.

"APA YANG KAU LAKUKAN DI SINI, SIALAN?!"

--

Entah sudah berapa kali ia mencoba tidur, tetapi tetap saja tidak bisa. Bukan tanpa alasan tentunya, karena Sean lah alasan satu-satunya Anna tak bisa tidur. Bagaimana tidak, pria itu kini tengah bertengger si sofa, jendela balkon dibuka yang menambah hawa dingin malam itu. Apalagi kepulan asap rokok milik Sean semakin membuat Anna jengkel bukan main.

Kelewat kesal, Anna bangkit dari posisi berbaringnya. Ia duduk menghadap Sean yang hanya mengangkat satu alisnya dengan seringaian tipis.

"Tak bisakah kau pergi saja dari kamarku, huh?!"

Sean terkekeh. "Why?"

"Aku sangat terganggu, kau membuka jendela balkon di jam seperti ini dan membuatku kedinginan, pikirkan juga asap rokoknya yang membuatku bernapas tidak nyaman, jika kau tak bisa membuatku tenang malam ini, maka pergi saja dari sini!"

Sean akhirnya mematikan rokoknya dan ia buang ke tempat sampah yang berada di dekat sofa tersebut.

"Memesan kopi?" tawar Sean.

Baru saja Anna akan melayangkan kalimat penolakannya, Sean buru-buru mencela. "Atau izinkan aku kembali merokok."

"Oh shit! Kau menyebalkan sekali, jelek!" Anna lantas mengambil dua botol kopi yang sempat ia simpan kemarin lalu melemparkan satu botolnya ke arah Sean.

"Lemparan yang bagus," ucap Sean.

Anna duduk di sofa, tepatnya di samping Sean. Jujur saja dirinya juga tak mengantuk, alasan ia mandi air hangat tadi berharap agar kantuk segera mendatanginya tetapi, nihil.

Sean menghidupkan televisi, mencari film dengan genre action-romance untuk sekedar memecah keheningan malam.

"Kau suka film western?" tanya Sean.

365 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang