#LifeFootPrints Part43 Kisah Pemabuk

11 1 0
                                    


  Kisah seorang pemabuk.

Apa rasanya setelah mabuk?
Bangun di pagi hari dengan kepala sakit, terasa ada palu berdentum dalam kepala, dan ada nyanyian opera melengking memekakan telinga, perasaan mual dan kembung dari perut, perasaan jijik memandang kusamnya pantulan cermin, tak mampu mengenali kepucatan wajah, dan sinar matahari adalah penyelamatmu sekaligus penjahat yang merenggut segala indahnya mimpi sesaat dab menarikmu dari segala fantasi ke dunia nyata menghadapi lagi sekali lagi segala kepahitan yg berusaha ditinggalkan.
Saat manisnya sake, dan hangatnya soju tak lagi tersisa.
Saat wewangian anggur, dan kerasnya brendi tinggal kenangan.
Sekelas champagne dan scott hanya tersisa pahit saja.
Saat itulah pemabuk berada di titik paling rendah, ketika kesenangannya akan party usai. Ketika keangkuhannya semalam melarikan diri dari masalah mrnjadi musibah. Ketika sejenak otaknya beristirahat berubah menjadi tuntutan berfikir ultra cepat.
Saat itulah seorang pemabuk akan bilang 'ya ini terakhir kalinya minum dan terbangun dalam kondisi menyedihkan'
tapi kalimat itu menjadi omong kosong saja, sama seperti jutaan kali ia berkata, mengulang seperti kaset kusut.
Akan terulang satu malam lagi. Satu kali lagi.
Jangan percaya omongan orang mabuk, bahkan ia tak mampu menjelaskan siapa dirinya.
Jangan mencoba mencari kesempatan dari pemabuk, yang kamu dapatkan hanya hasrat menggelora tapi tak pernah ada ia di dalamnya. Dunianya berbeda, keberadaannya jutaan tahun cahaya jauh darimu, walau tubuhnya kau dekap.

Bertanya-tanyalah lagi pada dirimu, tinggalkan saja pemabuk itu. Biar ia temukan jalan pulangnya bila sadar nanti.
Kalau mau berlagaklah jadi malaikat, antarkanlah ia dengan selamat, jangan hitung untung rugi.
Tak kamu ketahui, ia yang mabuk sangat menghargai orang yang menjaganya saat ia lemah. Mungkin kamu akan mendapatkan hatinya. Kalau beruntung.

Untuk malaikat yang dipinjamkan padaku sementara saja.
7 Agustus 2001..
Beberapa tahun lalu, saat pertama kita berjumpa, dan kutahu saat itu aku, hatiku memilihmu. Si malaikat baik hati yg dipinjamkan padaku. dan titik terendahku adalah saat aku harus kehilanganmu selamanya.
*penyesalan bukan karena buruknya saat itu, tapi buruknya suasana hatiku kini, terlampau merindukanmu lagi salah aku ralat bukan lagi tapi selalu begini. Kepingan waktu yang berhenti.*
-Jangan cemaskan yang telah meninggal, tapi cemaskanlah yang masih hidup dan tinggal dalam penderitaan karena kematian :
Albus Dumbledore-
-Kematian itu bukan merenggutmu dariku, tapi aku dari dunia yg menjadi tanpamu : anonim-  


Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang