#Lifefootprints part55 about street feeding, shelter

8 1 0
                                    

Ini copy paste dari tulisan sesorang yg ku kagumi ttg street feeding, shelter, dan segala yg berhubungan dengan pekerjaan sosial mengurus binatang yg terlantar

Kita semua sadar bahwa over populasi adalah sumber dari segala masalah yang berkaitan dengan satwa jalanan. ya, kita semua harus akui bahwa masalah itu ada, dan mencari penyebab hal tersebut sebelum mencari solusi dan mengambil tindakan preventif. Penyebabnya adalah : 1. Upaya breeding satwa peliharaan yang tak terkontrol, terutama jika kita membahas fenomena backyard breeders.2. Ketiadaan kesadaran masyarakat bahwa memelihara satwa itu adalah komitmen seumur hidup, bukan hanya sesaat. Jangan sampai ketika dirasa menyusahkan karena sakit atau tua, ketika dirasa sudah tidak lagi lucu, ketika dirasa sudah tidak lagi menguntungkan, mereka dibuang di jalanan.3. Lambatnya upaya pemerintah setempat yang dalam hal ini adalah Dinas KPKP dan PDHI untuk mengadakan steril. Padahal seharusnya mereka sadar dan pintar berhitung seberapa cepat anjing dan kucing berkembang biak. 4. Lalu, ada sekelompok orang-orang yang peduli pada derita satwa jalanan, mereka mengadopsi satwa tersebut ke rumah atau ke rescue group yang memiliki tempat penampungan. 5. Dengan banyaknya satwa yang harus diselamatkan dari jalanan, beban kawan-kawan yang menolong satwa itu adalah mahalnya biaya steril di klinik. Betul...banyak klinik dan dokter hewan yang berbaik hati membantu kawan-kawan dengan memberi keringanan harga, tapi tetap saja, namanya usaha tentu tak boleh merugi, dan akhirnya hanya orang-orang tertentu yang sanggup steril satwa peliharaannya di klinik.6. Kemudian ada beberapa kelompok yang mengadakan acara steril dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Tujuan utamanya adalah agar warga yang peduli pada anjing / kucing, warga yang mengadopsi kucing dan anjing dari jalanan bisa tetap mensterilkan satwa peliharaan mereka. Kenapa disebut steril bersubsidi ? Karena ada sebagian orang membayar lebih dan diperuntukan untuk steril satwa yang berkeliaran di jalan.7. Apa yang terjadi sekarang ? Di beberapa daerah penyelenggara steril murah dipanggil PDHI dan Dinas, Dokter hewan yang membantu acara steril dikucilkan, dianggap menurunkan harga pasaran. Dianggap mematikan dapur dokter hewan non baksos. Beberapa penyelenggaraan baksos seakan diberangus. Shut down. 8. Akhirnya apa yang terjadi ? Populasi stray meledak, suku dinas terkait dan satpol pp merazia. Kawan-kawan rescuer kalang kabut, karena saat razia pihak sudin terkait tak mau repot melihat apakah ada tanda eartip, tatto di kuping, apakah yang dirazia memakai collar yang menandakan bahwa satwa tersebut berpemilik. Semua diangkut. Tanpa kecuali.9. Banyak saksi yang melihat satwa dirazia dengan sembarangan, dijejalkan ke dalam kandang, dan diangkut dalam mobil bak terbuka di tengah panas terik. Satwa yang stres karena dijaring, dijejalkan dalam kandang, kepanasan, kena heat stroke, mati. Beberapa yang survive dalam pengangkutan diinapkan di kelurahan tanpa diturunkan dari mobil, tanpa makanan, tanpa minuman. 10. Apa yang terjadi kemudian ? Mereka dibawa ke penampungan. Ditunggu 10 hari sampai ada yang datang mengadopsi dan menjemput. Jika tidak....mereka akan tetap tinggal disana, mari kita berhitung, berapa luas penampungan ? Berapa kali razia tiap bulan ? Berapa jumlah satwa yang dirazia ? Berapa yang teradopsi ? Mungkinkah mereka dibiarkan disana sampai mereka meninggal karena usia tua ? Silahkan berhitung. 11. Kemudian kita harus membahas kemungkinan apa saja yang bisa terjadi dalam penampungan ? - Dalam dunia ideal tentunya semua satwa dipelihara oleh negara, tercukupi asupan makanannya, terlindungi tidurnya tiap malam, semua divaksin dan steril. - Dalam dunia nyata : semua yang dibahas dalam dunia ideal butuh biaya, anggaran terbatas, sumber daya manusia yang terbatas, tempat yang terbatas, maka eliminasi adalah solusi. 12. Tindakan apa yang diambil orang-orang yang peduli ? Mereka memasukan sebanyak mungkin satwa jalanan ke rumah dan rumah penampungan yang mereka punya. Lalu ada warga yang komplain tentang bau, suara yang berisik, tentang najis.. , lalu warga lapor kepada Dinas dan/ atau Satpol PP, lalu rumah kawan kami digeruduk, satwa dalam rumah mereka diambil paksa,dan kembali siklus nomor 9,10 dan 11 terjadi ( lagi ). 13. Segala aturan dijembreng, segala dalih dikeluarkan. tapi mereka lupa menyebut tentang sila no 2 dalam Pancasila.. Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Mereka lupa tentang menjadi MANUSIA yang punya hati nurani. Jangan protes melulu...! Mana solusinya..? 1. Jika penampungan milik negara tak memadai, jika anggaran tak mencukupi, jangan maksa razia. 2. Jika tak sanggup menyelenggarakan steril massal dengan jumlah peserta yang banyak dan kosisten, jangan shut down penyelenggara baksos steril, gandeng mereka untuk bersama-sama membantu tugas kalian. 3. Banyak orang yang digratiskan saja belum tentu mau, apalagi bayar Rp. 500.000 - 3.000.000 di klinik ? Rajin edukasi warga, edukasi tentang pentingnya menjaga keseimbangan manusia, alam dan satwa, bukan edukasi yang hanya menakut-nakuti warga tentang toxo dan rabies saja.4. Acara steril yang diadakan pemerintah yang dalam hal ini adalah dinas KPKP hanya untuk satwa berpemilik, karena satwa jalanan alias stray idealnya tidak boleh ada, tapi kenyataannya mereka ada, dan berkembang biak dengan cepat, biar mereka dibantu steril oleh penyelenggara baksos, banyak koq orang baik yang bersedia menyisihkan uangnya untuk steril stray dan satwa dalam penampungan milik mereka. 5. Dukung dokter hewan yang mendedikasikan hidup mereka buat kesejahteraan satwa terlantar, mereka yang menjadikan upaya mereka menyelamatkan satwa jalanan sebagai ladang amal. 6. Rajinlah berkomunikasi dengan rescue group dan individu-individu yang berjuang untuk satwa. Mereka akan mendukung segenap hati jika kalian jujur dan tulus dalam pekerjaan kalian.7. Berikan informasi yang transparan tentang usaha kalian dalam mensejahterakan satwa, dana anggaran ( jangan sampai steril gratis tapi tetap dipungut biaya Rp. 30,000,- untuk antibiotik katanya, tanpa kwintansi, and fyi...pembayaran begini sudah masuk kategori pungli ) , dan ijinkan publik melihat isi tempat penampungan kalian.

Notice to my selfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang