Kenapa sekarang anak sekolah kalau mau ujian pada teriak stress ya? perasaan dulu ku ga pernah kaya gt.. ujian ya ujian aja, masih sempat nonton kartun, baca komik atau novel, main game (ini kebanyakan game offline komputer atau game di hp -masih monokrom, ketika ku masih sekolah2 itu- jarang sekali game online, belum adalah game online sperti sekarang adanya cuma DOTA dan itu online tidak bisa setiap saat, karena kumpulkan geng ny susah)atau sekadar main sama pets..
anak sekarang takutnya setengah mati, sampai curhat akan hiatus di sosmed segala..sekadar share pengalaman..
belajarlah tiap hari, apapun pelajarannya.. karena tanpa sadar ilmunya akan masuk.otak kamu bukan robot, even robot pun ga bisa diprogram dlm 1 hari..
hentikan sks (sistem kebut sehari / sejam).. jadikan sistem kebut sehari hari.. alias belajarlah secara rutin, sedikit aja.. ga usah paksain diri smpai habis.then kerjakan peer mu sendiri! jangan nyontek, jangan salin dari punya orang., karena itu bagian dari belajar juga.
ku dulu bukan penggila les (selalu benci dengan konsep les yang adalah tempat mengerjakan peer!), hari hariku habis dengan organisasi, segala eksul, dan segala entah berantah punya kelayapan. enjoying your life.. your teenager life.. ga akan berulang lagi.. puas puaskanlah hai adik2 tersayang..
mau tau hasil ujianku? well masih mampu kok untk menembus universitas negeri sekalipun kalau ku mau.. tapi ku ga mau, karena banyak sekali pertimbangan ga jelas yang menghempaskan ku kedunia bahasa sastra jepang entah berantah.
ini bukan karena memang pintar (nonsense.. masih ga percaya ada org yg terlahir jenius!) tapi mengembangkan kapasitas otak.. seperti olahraga, yg dilatih tiap hari akan jadi ahli..
itulah intinya belajar.. menikmati prosesnya, bukan sekadar mengejar hasilnya.. karena hasil pelajaran, ga menentukan masa depanmu.. memang membantu mu memilih masa depan, tapi bukan hasil akhir..
Saya lulusan SMA jurusan Sains, kuliah bahasa dan sastra jepang(literature and tourism).
Kerjaan saya jauh sekali sekarang dari dunia itu. seorang counselor (ya walaupun terpaksa ambil S2 untuk psychology and criminology). ini butuh passion dan empati untuk ikut merasakan dan bersimpati dengan mereka yg adalah korban dari segala abuse.
Selain itu adalah seorang commercial staff (yg basic nya bukan seorang ahli ekonomi ataupun perdagangan ataupun sales and marketing).
Selain itu juga seorang editor well kerjaan ini sich cuma butuh passion di bidang sastra.
Atau video editor ini juga butuh ketelitian dan passion di bidang editing.
Atau seorang volunteer dan animal guardian, ini juga lagi lagi cuma butuh passion di bidang kemanusiaan.
Jadi intinya pekerjaan butuh passion, sama seperti belajar juga.. jadikanlah belajar sebagai keinginan untuk maju saja, bukan keharusan dan keterpaksaan.
Your future is in your hand.. but make sure you create and plan by your heart, your soul, your mind, and your passion.. that's was perfect decision..
Based on my true story.
^^
Li
15102018
KAMU SEDANG MEMBACA
Notice to my self
DiversosKarena berkarya lebih penting dari sekedar penghargaan.. menghargai diri dengan berkarya tanpa mendengarkan kritikan orang yang iri.. Nb. Ga membutuhkan komentar ataupun vote.. Really do not care about that.. Baca, dan renungkan saja. Sangat bersyu...